1

3.3K 164 31
                                    

2005

Hari ini musim dingin dan jalanan kota Seoul di penuhi lautan salju putih. Hanya sedikit orang yang berlalu lalang di jalan raya, pasalnya hari ini sedang badai salju. Semuanya kini tengah menghangatkan diri dibawah selimut, dengan secangkir kopi ataupun coklat panas. Kombinasi yang sangat pas di musim dingin. 

Namun berbeda dengan seorang pria paruh baya yang tengah berjalan di tengah badai salju, dengan tas jinjing besarnya dan menggengdong seorang anak kecil, pria ini dengan tabahnya menyeberangi lautan salju ini.

Jaehyun sedikit menggigil pasalnya jaket yang ia pakai tidak cukup untuk menghangatkan tubuhnya. 

" Uhuk..."

" Kau kedinginan nak? Sabar ya sayang... ayah akan cari tempat yang hangat"

Jaehyun ingin saja menangis saat ini, hari ini ia diusir dari rumah karena tidak mampu lagi membayar uang sewanya, jangankan untuk mencari tempat baru, untuk membeli makan saja Jaehyun tidak memiliki uang. 

Kejadian 5 bulan yang lalu benar benar membuat dirinya terpukul. Istrinya Taeyong, satu satunya orang yang mendukungnya ketika ia ingin membangun bisnis sendiri disaat kedua orang tuanya mengusirnya, menghembuskan nafas terakhirnya karena suatu penyakit yang entah kenapa tidak ada obat untuk menyembuhkannya. Baru saja Jaehyun mendapatkan musibah itu, bisnisnya bangkrut. Ia dijebak oleh rekan kerjanya dan sekarang semua harta dan jerih payahnya terbuang sia sia. 

Jaehyun ingin mati saja rasanya, menyusul Taeyong dan hidup bahagia di surga sana. Tapi ia tidak bisa, ia tidak bisa meninggalkan Mark, satu satunya harapan hidupnya saat ini. Namun hingga saat ini, ia terus berusaha, memastikan Mark baik baik saja, tapi hasilnya nihil sekarang mereka malah tidak memiliki tempat tinggal. 

" Maafkan ayah Mark... Maafkan ayah tidak bisa menjagamu...."

Jaehyun memeluk anaknya erat, menyembunyikan tubuh kecil Mark didalam jaketnya memastikan anak itu tetap hangat. 

Ya tuhan...jika kau ingin mengambil anakku... bawa aku bersamanya...

dan jika kau ingin mengambilku... tolong bawa juga anakku,

Tangis Jaehyun sambil mendekap Mark, tubuhnya benar benar kedinginan, Jaehyun tidak sanggup lagi jika Mark harus pergi meninggalkannya, dan ia juga tidak ingin meninggalkan Mark sendiri. 

.

.

.

" Haechan-ah... tolong papi bawa kue ini ke ayah..." Teriak Ten dari dapur 

" Eung..." Haechan berlari sedikit tertatih tatih dengan kaki kecilnya

" Hati hati panas.... kau bisa?" Ten meletakkan satu piring yang penuh dengan cookies yang baru saja ia panggang untuk di taruh di etalase toko ke kedua telapak tangan mungil Haechan

" Eung.. aku kan sudah besar... aku sudah 4 tahun!" Serunya girang 

" hahaha yasudah, jangan jatuh ya"

Haechan mengangguk senang, anak itu benar benar congkak dengan umurnya yang sudah 4 tahun itu, selalu ingin membantu pekerjaan orang tuanya di toko. Bahkan Haechan akan menangis memberontak jika tidak diizinkan untuk mengantarkan pesanan ke meja pelanggan. Ya anak itu sanggat bangga dengan umur empat tahunnya itu, ia benar benar merasa dewasa karenanya. 

" Ayah.... ini" Haechan membawa piring itu dengan kedua tangannya, berjalan hati hati dengan kaki kecilnya dan jujur saja membuat Johhny benar benar gemas dengan putranya satu itu. 

"Aigooo sudah besar saja anak ayah ini" Johnny mengelus kepala Haechan 

" Hehe" Senyum andalannya yang membentuk hati pada bibirnya. 

[COMPLETED] Our Happy Ending || Markhyuck Where stories live. Discover now