33

902 90 13
                                    

Jeno menatap Mark haru, pasalnya kini teman sekelasnya itu tersenyum cerah berdiiri di depan lapangan. 

Ingat Mark sebenernya memiliki teman dan dirundung oleh Jihoon?

Ya,  orang itu adalah Jeno 

Jeno dan Mark pertama kali bertemu saat mereka sama sama mengikuti ujian tes masuk ke SMA ini. Saat itu Jeno duduk bersebelahan dengan Mark saat mengikuti tes. Saat Jeno mendudukkan diri, ia agak merinding kala melihat Mark, pasalnya anak itu benar benar diam dan auranya sangat dingin, bahkan saat Jeno menyapanya,  Mark mengabaikannya seolah tidak menyadari keberadaan Jeno disana. 

Kemudian, di tengah ia mengerjakan soal, pena yang Jeno pakai tiba tiba saja tintanya habis, dan sialnya lagi ia hanya membawa satu pena saat itu. Jeno pun hanya bisa pasrah, pasti tidak akan ada yang mau meminjamkannya pena karena semua orang tengah kalut dan fokus pada soal masing masing. 

Saat Jeno merebahkan kepalanya pasrah meratapi kebodohannya, tiba tiba seseorang mengetuk pelan mejanya. Jeno mengadahkan kepalanya dan ternyata itu adalah Mark tengah menyodorkan sebuah pena padanya. 

Karena masih kaget sekaligus tidak percaya, Jeno hanya melongo dan mengabaikan tangan Mark yang sedari tadi menyodorkan penanya, Mark kembali menyodorkan penanya tapi karena Jeno tidak membalas, ia pun meletakkan pena itu di meja Jeno dan kembali fokus pada soalnya. 

Sejak saat itulah Jeno berteman dengan Mark, ternyata dibalik sikapnya yang dingin dan terkesan sombong, Mark adalah anak yang baik dan sangat peduli kepada sekitar, ia tidak menyangka Mark saat itu sadar tinta pena Jeno habis. 

6 bulan pertemanan mereka berjalan dengan sangat baik, ternyata mereka memiliki banyak kesamaan, sama sama senang main gitar, sama sama menyukai komik, sama sama menyukai warna biru dan banyak kesamaan lainnya. Jeno juga baru tau ternyata Mark anaknya mudah tertawa. 

Namun, semua itu sirna ketika Jihoon muncul, Mark menceritakan padanya tentang masa lalunya dengan Jihoon dan Jeno benar benar sedih karena hal itu. Jeno yang awalnya ingin membantu Mark malah memperkeruh suasana, Jihoon menghajar Jeno habis habisan sampai Jeno harus tidur di rumah sakit selama 3 hari. 

Karena hal itu, Mark mulai menjauh darinya bahkan berhenti berbicara dengannya. Jeno tau, Mark menjauh darinya bukan karena Mark membencinya, melainkan melindungi Jeno dari Jihoon,  karena  itu Jeno terpaksa mengalah dan mengikuti kemauan Mark. 

Sejak saat itu Mark kembali menjadi dirinya saat pertama kali Jeno melihatnya, menjadi orang yang dingin. Walaupun banyak kesamaan, Jeno dan Mark memiliki satu perbedaan, Mark memang pada dasarnya anak yang tenang dan tidak suka bersosialisasi, sedangkan Jeno anaknya sangat humble dan suka bergaul. 

Melihat Mark  menyendiri membuatnya sedih, Jeno tau tuhan memang menyuruhnya untuk berteman dengan Mark, pasalnya selama ini mereka berada di kelas yang sama dan duduk bersebelahan, karena itu Jeno mencari segala cara untuk bisa membuat Mark tidak merasa sendiri. 

Mark itu anaknya sangat haus akan nilai dan prestasi, Ia sangat tergila gila untuk melanjutkan studinya ke Oxford Univerisity setelah lulus SMA, ia pun selalu mendapat nilai bagus di setiap ujiannya, mengikuti lomba akademik dan non akademik yang selalu menang membawa medali. 

Karena hal itu Jeno sengaja menyuruh Kepala Sekolah untuk memaksa Mark mencalonkan diri menjadi ketua osis. Mark awalnya menolak, karena ia tidak ingin menyibukkan diri dengan kegiatan yang menurutnya tidak berguna, tapi Kepala Sekolah mengatakan akan memberikan nilai tambah dan jika performa Mark bagus selama menjabat, sekolah akan memberikan surat rekomendasi untuk Mark.

Mendengar hal itu tentu Mark tidak menolak dan jadilah Mark sekarang menjadi ketua osis dengan Jeno sebagai wakilnya, ini semua Jeno lakukan agar Mark tidak merasa sendiri. Jeno tidak masalah jika Mark berbicara dengannya seperlunya, hanya urusan sekolah ataupun kegiatan osis lainnya, yang terpenting ia bisa berteman kembali dengannya. 

[COMPLETED] Our Happy Ending || Markhyuck Where stories live. Discover now