11

1.1K 113 3
                                    

" Jung Mark menyebalkan! Mati saja kau!"

Gerutu Haechan sambil melempar bantal di ruang TV atas. 

Ia benar benar kesal dengan Mark, Haechan dalam menjahili orang, mengetahui batas, Ia tau sampai mana ia harus membuat orang kesal bukan marah. Dari bentakan Mark tadi, Haechan tau pria itu bukan kesal, melaikan Marah. 

Haechan itu anaknya memang usil dan suka marah marah, tapi ketika ia dibentak dan dimarahi, Haechan akan menangis karena jujur saja ia itu anaknya sangat cengeng. Terlebih lagi ketika ia dimarahi bukan karena kesalahannya sendiri, Haechan benar benar sedih karenanya. 

" Kenapa kau menangisi pria itu sih bodoh sekali!"

Cicit Haechan lagi sambil menghapus kasar air matanya, bisa bahaya jika Mark tau ia menangis dan akan menggunakan kartu AS ini untuk menjahili Haechan. Ia tidak akan kalah begitu saja, masih terlalu cepat mengalah pada pria dingin bernama Mark itu. 

Bugh

"YAK!"

Bentak Haechan ketika sebuah helm melayang begtu saja mengenai kepalanya, walaupun tidak begitu keras, tetap saja kepalanya dibenturi benda keras, ingat fungsi helm untuk melindungi kepala dari benturan. 

" Tidak turun 10 menit ku tinggal!"

Pinta Mark cepat kemudian meninggalkan Haechan

" HAH?!"

Mark tidak menjawab, sedangkan Haechan masih bingung dengan helm di tangannya, kemudian ia sadar, Mark memungkin mengajaknya ke suatu tempat, karena itu ia memberikan Haechan helm.

Haechan ini anaknya tidak dendaman, moodnya bisa cepat berubah, lihat saja,  sekarang Haechan berlari kegirangan ke kamarnya ketika tau akan pergi bersama Mark, karna Haechan memang menyukai jalan jalan, apa lagi diajak pergi dengan motor, sudah lama sekali rasanya Haechan tidak pergi jalan jalan dengan motor. 

Haechan berberes dengan cepat karena Mark pasti meninggalkannya jika ia lama, saat turun  tangga, Haechan berusaha menetralkan wajahnya, terlihat tidak peduli bahwa Mark mengajaknya pergi, hal itu ia lakukan karena Haechan tidak ingin Mark tau kelemahannya dan menjahilinya karena hal ini. 

Namun untuk kali ini, Haechan kalah.

Mark sudah melihatnya lebih dulu, dan Mark juga susah payah menahan ekspresi wajahnya karena melihat Haechan yang berlari pelan dengan girang menuruni tangga, dengan hoodie putih oversizenya dan jeans hitam, serta sling bag yang menyilang di dadanya, Haechan terlihat menggemaskan di mata Mark. 

Walaupun Mark malas dan enggan untuk bersosialisai, tapi ia tetap diajarkan tata krama dan sopan santu oleh Jaehyun. Dan satu hal yang selalu ia ingat

Bukan pria sejati membuat orang menangis hanya karna amarah 

Mark tadi berencana ingin tidur siang saja, namun ajaran ayahnya itu terngiang ngiang di kepalanya dan membuatnya tidak bisa tidur. Terlebih lagi, sayup sayup Mark bisa mendengar suara isak tangis Haechan. Mark mencoba menutup matanya tapi percuma, potret mata Haechan yang berkaca kaca mengusik pikirannya. 

Oleh karena itu , Mark memutuskan untuk menghibur pria itu walaupun jujur ia merasa tidak perlu melakukannya, namun dari pada mati penasaran dan kebingungan dengan pikiran pikirannya itu , Mark memilih membujuk Haechan. 

Mark awalnya tidak tau bagaimana membujuk pria itu, meminta maaf hanya akan membuka perdebatan baru, kemudian entah kenapa Mark berfikiran untuk mengajak Haechan jalan jalan ke Mall. 

Mark teringat saat pertama kali ayahnya menceritakannya tentang Haechan,  Mark sadar selama ini Haechan mungkin belum pernah merasakan istilah "Menikmati hidup" bagi anak muda. Kehidupan Haechan hanya diisi dengan kerja dan berkerja. Namun, mengajaknya ke Mall secara tiba tiba tentu sangat aneh.

Bisa bisa Iblis itu berfikiran entah kemana, anak itu kan suka mendramatisasi segala hal

Begitulah Mark berdebat dengan isi kepalanya, kemudian satu ide cemerlang terlintas di kepalanya, Mark pun menuliskan beberapa nama barang secara acak, dan barang barang  ini  tidak bisa dibeli disatu tempat yang sama, tujuannya agar Haechan bisa berkeliling. 

" Kemana sih?!" Tanya Haechan seakan tidak peduli padahal ia sangat penasaran

" Mall"

" Ngapain?"

" Kan kau tadi merusak tugas ku! Jadi aku harus menerjakannya ulang!" Bohong Mark

" Oh! Urusannya dengan ku?!"

" Ya kau cari barang barang ini! Seharusnya ini disediakan dari sekolah! " Mark memberikan secarik kertas pada Haechan 

" Cih... ini saja tidak tau! yasudah cepat! Merepotkan saja!"

" Heol! Entah siapa yang merepotkan!"

" Bawel! aku tidak ingin berdebat dengan mu!"

" Huh! Kau yang memulai!"

Haechan pun naik keatas motor Mark, Haechan tidak akan mengganggu Mark sekarang dan tidak ingin berdebat dengan Mark, karena moodnya sangat bagus saat tau akan diajak ke mall, percayalah Haechan terkahir kali ke mall itu SMP kelas 1, itupun bersama kedua orang tuanya.

Mark sedikit tersenyum puas, melihat Haechan yang menahan rasa bahagianya, Mark itu ahli dalam membaca wajah seseorang, dan entah kenapa ada perasaan lega dalam diri Mark. 

" Pegang yang kuat! Ntar jatuh ngamuk!" Perintah Mark dan menghidupkan motornya 

Haechan bingung, motor Mark ini motor ninja, jadi satu satunya cara yang terbaik untuk berpegangan erat,  tidak lain adalah memeluk tubuh Mark. Tapi tentu saja Haechan tidak mau melakukan itu, memegang jok motor di belakang pun percuma karena tidak akan sampai. Akhirnya Haechan memilih untuk memegang jaket Mark. 

Sadar Haechan yang kebingungan, Mark pun menepuk pelan pundaknya.

" Hah?" Tanya Haechan bingung melihat gelagat Mark

" Ck... bodoh sekali!"

Mark pun meraih tangan Haechan dan meletakkannya di pundaknya. 

" Dah?" Tanya Mark sambil menoleh kebelakang

Haechan pun mengangguk kaku, dan Mark mulai melajukan motornya. 

Satu hal yang Haechan tangkap hari ini

Mark terlihat sangat keren. 

[COMPLETED] Our Happy Ending || Markhyuck Where stories live. Discover now