53

828 77 7
                                    

Johnny dimakamkan hari itu juga, di tempatkan di peristirahatan terakhirnya bersebelahan dengan makam istrinya. Selama proses pemakaman, Haechan benar benar tak kuasa menahan isak tangisnya, menatap makam ayah dan papinya, membuat hatinya benar benar hancur. Mark bahkan beberapa kali menopang tubuh Haechan pasalnya Haechan tidak kuat untuk berdiri dan bahkan hampir pingsan. 

" Gimana?" Tanya Jaehyun melihat Mark turun dari tangga membawa nampan berisikan mangok dan gelas

" Masih panas yah... tadi Mark suruh makan masih susah, akhirnya Mark paksa suapin karna mau minum obat... tapi ya gitu dikit... ini aja ngga abis setengah" Jelas Mark dan melihatkan mangkok yang berisikan bubur 

Setelah mengantar Johhny pulang ke tempatnya, Haechan langsung demam tinggi dan ini sudah hari ke 4, Saat dibawa ke dokter, dokter mengatakan Haechan mengalami shock karena itu tubuhnya menjadi demam, dan mereka tidak usah khawatir karna perlahan akan sembuh nantinya. 

Selama Haechan sakit pun Mark setia merawatnya, bahkan Mark izin untuk bolos sekolah karena tidak ingin meninggalkan Haechan sendirian di rumah. 

" Duh... apa ayah batalin aja ya? Kamu juga udah beberapa hari ngga sekolah kan?"

Hari ini, Jaehyun harus pergi ke Jepang karena ada janji temu dengan kolega kerjanya. Melihat Haechan yang tak kunjung sembuh, Jaehyun tidak tenang pasalnya ia harus menetap selama 2 minggu di sana. 

" Ngga papa ayah... ngga usah batalin... ngga enak mereka orang penting loh, Mark bisa kok jagain Haechan, urusan sekolah ayah ngga usah khawatir, Jeno ngirimin rangkuman terus kok tiap hari."

" Yakin ngga papa?"

" Iya ayah... lagian ayah udah pesen tiket juga ... kan ayah bilang kita ngga boleh mubazir..." Senyum Mark meyakinkan

" Yaudah deh... kalau ada apa apa telfon ayah ya... ayah titip Haechan ya" Jaehyun mengelus pelan kepala Mark

" Iya ayah... hati hati ya... ngga mau pamit sama Haechan dulu?"

" Ngga usah deh, takutnya dia panik dan sedih lagi..." Jelas Jaehyun sedikit sedih

Sejak kematian ayahnya, setiap kali melihat Jaehyun, Haechan benar benar panik bahkan kembali meraung raung menangis, pasalnya ia teringat dengan ayahnya yang membuatnya kembali sedih. 

" Yaudah deh... nanti kalau Haechannya bangun Mark kasi tau, udah sana filghtnya satu jam lagi kan?"

" Iya... yaudah ayah pergi ya... hati hati nak..."

" Iya ayah... ayah hati hati yaa..."

Setelah memberikan pelukan pada Mark, Jaehyun pun bergegas keluar rumah. 


Haechan membuka matanya, ia berada di padang rumput yang amat luas. Udaranya sangat senang dan sejuk. Kemudian, saat ia berbalik, ia melihat papi dan ayahnya yang tengah berjalaan bersama, ayahnya bejalan dengan kedua kakinya, bukan kaki palsunya, berjalan perlahan sambil menggenggam tangan istrinya. 

" Ayaaaah! Papiiiii!"

Teriak Haechan, Johnny dan Ten menghentikan langksh kakinya,  berbalik dan melambaikan tangannya, seolah menyuruh Haechan untuk menghampiri mereka. Haechan perlahan berlari, namun tiba tiba bumi bergoyang, dan entah dari mana datangnya, api mulai melahap padang rumput yang ada disana. 

" Uhuuk... uhuk.. jangan kesini nak.. Haechan disana saja..." Teriak Ten. 

Haechan bisa melihat kedua orang tuanya yang ketakutan di kelilingi oleh lautan api yang sangat besar, sangking besarnya membuat langit menjadi hitam. Haechan berlari kearah kedua orang tua mereka, tapi saat Haechan melangkahkan kakinya, bumi kembali bergoyang, membuat pijakan ayah dan papinya longsor. 

[COMPLETED] Our Happy Ending || Markhyuck Where stories live. Discover now