14. BAYU SAMUDRA

72 5 0
                                    

sampai saat ini aku tetap mencintaimu, hanya saja berhenti menunjukkannya.

.
.
.
.
.

°°°°

Pulang sore adalah kebiasaan ku, mungkin seseorang yang tidak mengetahui ku mereka akan beranggapan bahwa aku bermain-main atau bisa disebut juga nglayab. Mereka juga beranggapan bahwa aku berjumpa dengan kekasihku dulu, yaa karena mereka pernah menjumpaiku berboncengan dengan seorang lelaki, dan jujur aku sangat tidak terima mereka mengatakan ia lelaki tidak benar.

Ya walaupun aku juga membenci orangnya, bagaimanapun juga ia pernah menolongku hingga tiga kali, tapi ketika benci itu telah lama aku berusaha untuk tidak menyimpan rasa dan aku rasa aku tetap menyimpannya hingga benci itu kian menjadi hal yang sangat menyebalkan

Siang itu setelah kemarin malam aku pulang dengan Bayu, kini aku berhadapan lagi dengan motor Vario nya, ia baru saja menjemputku, menggunakan seragam OSIS tidak lengkap dan tas abu-abu andalannya

Aku tertawa dalam diam mengingat beberapa jam lalu ia telah dimarahi oleh Mba sepupuku di telepon, memaksa untuk menjemputku, aku juga shock mendengarnya, mbak ku mengatakan sesuatu hal yang menusuk bagiku, ya itu masalah bensin, namun karena ini adalah yang pertama kalinya aku merasa tidak enak dengan Bayu, apalagi dia sudah jauh jauh menjemput ku dengan motornya

"Bay", aku berusaha membuka pembicaraan

"Uy", jawabnya

Aku melihat ke sepion hanya terlihat setengah pundaknya saja, aku mendekat ke telinganya

"Gimana Lo tadi dimarahi mbak gue? Maaf ya bay",

"Biasa aja si, mbak Lo umur berapa btw"

Aku membenarkan duduku malas, kenapa dia malah tanya mbak aku bertanya benar benar gimana perasaannya

"20an, udah punya anak juga", jawabku

"Ouh"

Aku memutar bola mataku malas, ga seru

"Surat-surat udah semua kan? Tinggal apa?", tanya nya.

"Gue rasa udah sih, cuman tinggal ngprint sama lanjut proposal"

"Selesai hari ini bisa?"

"Bisa kalo kita serius"

Tak ada jawaban lagi darinya, aku menghempaskan nafas, ada apa dengan Bayu? Tak seperti biasanya

Aku membenarkan dudukku kembali agar ada renggang ia denganku, namun saat itu juga, Bayu baru saja menyalip sebuah truk di tikungan, sebuah mobil terlihat didepan mata, aku shock memejamkan mata, hampir saja Bayu menabrak mobil didepan, alhasil ia membelokkan langsung stang motornya, aku memegang pundaknya sangat kencang, syukurlah kita berhasil menghindar

Aku terhuyung kedepan sejak tadi, menepuk pundaknya keras, "TOLOL LO BAY!"

Bayu tertawa keras, "Sante aja kali gitu doang",

Bisa-bisanya kita hampir mati, dia bilang gitu doang?

"Setres Lo bay",

Senandika Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon