10. OKTOBER

73 16 10
                                    

lama sekali rasanya waktu berjalan sudah lima bulan aku tidak melihatnya, jujur aku rindu, setiap waktu rasanya berat sekali memaksa diri sendiri untuk melupakan orang yang aku rindukan, aku hanya bisa temerung membayangkan saat awal aku mengenalnya

siang ini suasana sangat indah, seindah senyuman mu yang selalu terbayang dalam pikiranku, kata-katanya yang halus selalu saja teringat dalam benakku, walaupun aku jauh, aku masih bisa jatuh cinta kepadanya, namun aku sudah berjanji, berjanji untuk pergi dan melupakannya

entah perasaan apa ini selalu muncul setiap harinya, entah sampai kapan aku melanggar janjiku, bukan hanya dipertengahan malam, sore, pagi,, bahkan siang ini, aku masih merindukannya, aku berharap Allah memberikan ku kesempatan untuk bisa melihatnya, walaupun hanya satu detik, aku ingin bertemu dengannya

aku menggeleng-gelengkan kepalaku Astaghfirullah padahal tujuanku sekarang adalah melupakannya bukan bertemu lagi dengannya, Ya Allah aku kensel doa yang tadi, ganti lagi, semoga engkau hapus Aghitsny dari ingatan Nina, selamanya Ya Allah, Aamin

oke! Aku pasti bisa melupakannya! semangat!

pandanganku sekarang tertuju pada beranda Instagram yang menampilkan profil grup kelas anak SMA

kok aku kepo? mungkin menarik! buka ajalah!

degg...

Aghitsny?

aku ingin teriak sekeras mungkin, entah benci atau suka, bahagia atau sedih, menangis atau tertawa, aku benar-benar melihat dengan jelas ia sedang tertawa dengan temannya

Mengetahui fakta bahwa Aghitsny sekarang banyak yang menyukainya, dan banyak yang mengikuti instagramnya terlebih dia seringkali menerima perempuan asing dikontaknya.

Sebuah ringkasan yang aku ambil dari foto-foto kelasnya, aku tahu dia sudah berani bergaul dengan teman barunya, perlahan Aghitsny mungkin akan berubah, diaa pasti sudah melupakanku, dan menemukan seseorang..

Ya Allah baru juga sebentar hamba melihatnya, kenapa engkau memberikan hambamu ini rasa yang lebih sakit lagii, cukup Ya Allah aku capee

"ada apahh dengan mu ninahh, makin hari kayanya makin lemws ajaa! jangan sampai bendul lagi ninah!", dia sahabat baruku, tepat duduk di depanku. aku tidak kuat dengan apa yang dikatakannya, dia benar, kenapa aku jadi lemas seperti ini, jangan sampai aku down sekarang di sekolah, aku kuat

aku menarik nafas, air mata sudah terasa ingin keluar, "aku pengin nangis demi apapun", akhirnya aku jujur, aku nyerah, entah kenapa kali ini ga kuat

Aya,, Rahma,,. Nurul,, Wulan,, mereka menatapku bersamaan, aku langsung menundukan wajahku, Ya Allah lemah banget Nina, malu banget sama temen Ya Allah..

"kenapa.. kenapa.. cerita nina!", teman satu bangkuku menyahuti, dia merangkul ku layaknya seorang anak

"kalo ada apa-apa cerita, jangan dipendam, tambah sakit nanti, coba jujur masalah apa?", aku benar-benar tidak tahu harus menjawab apa

aku menggeleng-gelengkan kepalaku, memandangi keempat sahabatku yang ikut cemas melihatnya, "aku ga papa cuman lagi pengin nangis aja", entahlah aku juga tidak tahu kenapa aku menangis dan sampai down seperti ini, padahal itu hanyalah hal sepele

"ga papa kalo ada apa-apa cerita aja", entah kenapa jawabnya membuat tangisku semakin kaku

aku menggelengkan kepala lagi, percuma jika aku menceritakannya mereka pasti tidak akan bisa memahaminya, aku rasa aku tidak membutuhkan tempat cerita, yang aku butuhkan sekarang adalah sebuah senderan

Senandika Where stories live. Discover now