11. MAS AJI

87 15 10
                                    

terkadang sendu tak selalu merakit luka
ia juga mengisyaratkan bahagia
seperti saat itu kala ku lihat dia
menggandeng tanganmu dengan penuh mesra

kepadamu dulu aku jatuh cinta
menanam asa bisa bersama sepanjang usia
saat itu engkau di tepian kota
aku masih sendiri kau sudah jadi miliknya

terima kasih atas segala rasa
pada hari itu pun aku turut bahagia
karena aku selalu tahu
menyukaimu bukan berarti selalu memilikimu

terima kasih atas segala rasa
pada hari itu pun aku turut bahagia
karena aku selalu tahu
menyukaimu bukan berarti selalu

terima kasih atas segala rasa
pada hari itu pun aku turut bahagia
karena aku selalu tahu
menyukaimu bukan berarti selalu memilikimu

yang terhebat dari waktu adalah karena
ia terus berputar secara sederhana
kita kembali bertemu di tepian kota
engkau sendiri lagi dan aku sudah berdua

Hal - 'Terima Kasih'
Deby Sasongko.

.

.

.

.

Flashback on

Aku pandangi langit yang sudah mulai gelap,, begituu juga rambut gelap seorang lelaki dibawahku yang sedang aku acak-acak hingga tak berbentuk, bau wangi semerbak muncull dari rambut tebalnya, aku tau dia pasti baru saja mandi tadi malam, tak ku sangka dia mau kembali lagi untuk menemaniku setelah beribu cerita kita bahas tadi siang

Sekarang aku berada dibelakangnya dengan posisi aku duduk lebih tinggi darinya awalnya dia memintaku mencarikan ketombe di rambutnya namun ada yang menegur tidak boleh, akhirnya aku memutuskan untuk main-main rambutnya saja

Dia adalah musuh ku sejak kecil, mas Aji namanya, dengan segala kesempurnaan yang dimilikinya namun tidak dengan rasa bersalahnya, dia sangat takut tidak bisa secepat itu membantu orang tuanya untuk bahagia, aku pernah merasakannya ketika dia  menangis..

Tidak ku sangka setelah bertahun-tahun lamanya akhirnya kita bisa bertemuu lagi disini, dulu waktu kecil dia sering membuatku menangis, sekarang berbeda lagii tapi kita lawack bersama

Hobi dia itu meledek anak kecil dan aku korbannya dulu, bahkan dia sampai pernah menangis dimarahi ibunya karena kecerobohannya menjatuhkan adiku hingga kepalanya dijahit dua kali, bahkan mungkin hingga sekarang ini..

Lamunanku terguyar saat tangan anak kecil dibawahku tiba-tiba menarik bajuku hingga aku hampir saja jatuh kebelakang, untung saja aku pegang pundak mas Aji erat erat

"Mbaa ninaa!!! Itu mas Aji nyaa", tangannya masih memegangi bajuku sedangkan tangan satunya sudah siap menerima serangan dari laki-laki itu

"Udah ooo mas nanti nangis!"

Entah benar itu kalimat perintah atau hanya angin malam yang keluar dari mulutku tadi, dia benar-benar tidak menghentikan ritualnya

Tangannya masih memegang tangan anak kecil itu untuk berusaha meraih permen yang dipegang erat olehnya, tawanya tidak berhenti, sampai dia pergi menangis meninggalkan kita berdua yg tertawa terbahak-bahak, disaat itu pula beribu cerita random kita bahas

Senandika Where stories live. Discover now