01. EYE CONTACT

155 27 25
                                    

Manalah kutahu datang hari ini
Hari di mana ku melihat dia
Yang tak aku bidik, yang tak aku cari
Duga benih patah hati lagi, tahu begini
(jika bisa memilih tak bertemu mu pasti)
Itu yang kupilih
(Jika bisa kuhindari garis interaksi)
Itu yang kupilih
Ingin bawanya ke tempat-tempat indah
Tipikal klise ingin tahu pikirnya
Entah ini ingin, entah ini sayang
Si hati rapuh tantang wahana, oh, lagi-lagi
oasis sendu
Itu yang kupilih
(Aku yang tak kuasa mengendalikan hati) kenali hati
Tak semua kupilih
Alam dan s'luruh energinya
Apa dalam ciptanya ada aku?
Bila bukan untuk aku
Hindariku dari patah hati itu
Jika dia memang bisa untukku
Sini, dekat dan dekatlah
Dan jika dia memang bukan untukku
Tolong, reda dan redalah
Atau mendekatlah, ah

Interaksi ~Tulus

.
.
.
.
.

01. FEBRUARY 22

Ini adalah pertama kalinya aku berangkat sekolah setelah sekian lama di rumah karena pandemi, musim hujan di hari-hari ini sungguh membuatku semakin semangat untuk berangkat. Ya dari pada musim panas lebih baik tetap dirumah, jujur takut tambah hitam, semenjak pjj orang-orang bilang aku tambah putih, haha melayang dong aku!

Aku pandangi sekolahku yang sudah lama tidak aku datangi, aku rindu mengantri jajan disini ibu Tati namanya, suasana ketika hujan disini, aku rindu bapa ibu guru, rindu Pa Amin guru favorit ku yang selalu emosi meledak-ledak, rindu Bu Tyas wali kelas ku, aku juga rindu teman-temanku. Setelah satu tahun membosankan berada dirumah tak ku sangka akhirnya kita kembali lagi sekolah di SMP Negeri ini

Aku senang karena suasana kelas yang sekarang ramai, tetapi semuanya berubah, tidak seperti dulu, saat semua masih bersama-sama, entahlah mengapa mereka sekarang membuat cricle-cricle atau entah apalah itu, dan jangan salah lagi, yang tadinya aku melayang dipuji makin putih setelah melihat wajah teman kelasku yang kinclong itu aku langsung terjatuh sakit sekali

Aku tak punya teman? Aku hanya bisa terdiam sendirian di pojok kaca, sambil aku pandangi sahabat ku yang dulu sering bersamaku, namun kini tak lagi bersamaku, dia memilih berteman dengan anak lain, maksudku cricle lain yang lebih kece

Jika dikatakan cemburu? Benar sekali aku cemburu bukan karena aku menyukainya namun pertemanan juga terasa sakit ketika mereka berubah begitu saja, namun aku juga tak bisa terang-terangan mengatakan didepannya, aku hanya tidak ingin mempermalukan diriku, aku yang tidak bisa langsung akrab dengan seseorang lagi-lagi hanya bisa terdiam merenung sendirian di kelas

Setiap hari aku hanya bisa melihat ke arah jendela kelas, rasanya seperti banyak sekali anak asing diluar, aku benar-benar tak berani keluar kelas saat jam istirahat, apakah ini yang namanya anak introvert?

Sudah 2 Minggu lebih aku pahami lekat-lekat dua anak lelaki didepan sana, aku baru tau diangkatan ku ini ada anak kembar,  tapi setelah aku pandangi lamat-lamat mereka tak begitu kembar hanya statusnya saja yang kembar, yang satu terlihat begitu friendly dengan perempuan, gayanya pun sok keren dan satunya lagi sangat cool, ramah senyum dan aku pikir dia lucu

Sejak awal melihat, aku selalu penasaran dengan salah satu anak itu, sosok lelaki yang bermasker KF94 dengan tas hitam menempel sempurna di belakang punggungnya, jam tangan hitam menambah kesan tampannya dengan potongan rambut yang rapih dan cara berjalan yang sedikit lucu, siapa namanya?

Dia berjalan medekati kaca jendela tepat didepanku berada, dia berjalan dengan teman lelaki di sampingnya, aku terus memperhatikan dia tanpa bosannya, ada satu kata untuk dirinya, entahlah, lucu

Tanpa aku sadari bola mata itu berbalik membalas tatapan ku

DEG!!

ngeleg..

Apa barusan?? Dia menatapku? Matanya yang sayu, juga alisnya yang tebal membuatku melemah rasanya seperti es yang dipanaskan langsung mencair, aku segera berbalik mengumpat tidak jelas, menahan senyuman yang akan merekah di bibirku, aku benar benar tidak bisa mengontrol perasaan yang muncul entah perasaan apa ini, aku tidak tahu, tapi aku selalu bahagia jika melihatnya

Tidak, tidak mungkin, sejak kapan aku mengaguminya??

Sejak itulah setiap hari, aku tidak pernah ALFA memperhatikan sosok lelaki itu, meski aku harus menahan salting setiap hari hanya karenanya, hingga aku jatuh, dan jatuh lebih dalam lagi, hingga aku mencari tahu tentangnya, dan berani mengirim pesan lebih dahulu kepadanya.

Mungkin sejak saat itulah dia mulai menarik dalam kisah cinta pertamaku, dan inilah awalnya

°°°°

berharap itu gak masalah, tapi kita sering naro harapan di tempat yang salah.

❛ ❑ aulia

Senandika Where stories live. Discover now