e m p a t

181K 20.1K 4.7K
                                    

Hi! Cici's here 🦛

Harusnya kemarin update, tapi lupa dan baru keinget malem karena anak gc heboh 😭😘 maaf ya telat 🙏🏻🙏🏻

Target next chapter, followers wp 52K yuk!

Yuk yg belum follow buruan follow akun wp cici AloisiaTherin

Oiya, di IG @aloisiatherin akan di update daily chat antara Anya dan Papabi beserta bocil reog ya!

Jadi kayak AU tapi versi instagram, dan diusahakan tiap hari. Enaknya kasih judul apa ya?

🦛🦛🦛

Hari ini Anya memiliki jadwal untuk mendekatkan diri pada Joilin. Gadis kecil itu masih enggan menatap Anya sebagai pengasuh berhati peri.

"Selamat siang, Joilin!" Sapa Anya riang.

Bahkan ia sudah memasang ekspresi paling menggemaskan yang pernah ia buat. Tapi sayang, Joilin tak menoleh ataupun menjawab.

Songong amat ni bocah! Kalo jadi keponakan gue, udah gue sleding pala lo! Anya berusaha mengumpat dalam batin.

"Amit-amit jabang bayi. Joiyin juga ogah jadi keponakan kamu." Gerutu bocah kecil itu.

"Cebelum kamu cleding kepaya Joiyin, udah Joiyin laporin ke dewa yangit, biarl di sambarl geluduk." Lanjutnya.

Anya terperangah. Ia mengedipkan kedua matanya pelan.

Dia tadi bicara dalam hati, kan?

"Papa mana?" Tanya Joilin, lantas menoleh ke arah Anya yang masih shock.

"Oh, Papa kamu keluar sebentar, ketemu clientnya." Jawab Anya.

"Ck! Ketemu ciyent apaan! Ketemu chiyli-chiyli an itu! Dacarl!" gerutu Joilin.

Anya hanya menggaruk rambutnya. Ia bingung harus menjawab apa. Pasalnya ia memang tidak peduli dengan apa yang dilakukan oleh papa dari Joilin.

"Mbak, cini deh!" Joilin memanggil Anya.

Anya tersenyum lebar. Ia duduk berlutut di samping Joilin yang sedang duduk di kursi kecil untuk anak-anak dengan boneka Minion yang sedang di peluknya. 

"Kalo Joilin panggil Anya aja, gimana?" Pinta Anya, membujuk Joilin.

Joilin nampak berpikir sebentar sebelum kemudian berkata, "Nyanya?"

Anya tersenyum lebar. Dengan cepat ia mengangguk.

Namun tak berapa lama kemudian, Joilin memasang wajah dengan amat sangat menyedihkan, membuat hati batu Anya terenyuh.

"Joilin kenapa?" Tanya Anya lirih, saat mendapati ekspresi Joilin.

"Hiks." Joilin mengusap sudut matanya yang kering.

Anya sampai meringis, membayangkan perjalanan hidup Joiline selama 2 tahun lebih sedikit bernafas di dunia ini.

"Joilin kenapa? Cerita sama Anya sini." 

Joilin menutup kedua matanya sembari sesenggukan kecil, meskipun air matanya tidak ada yang menetes satu pun.

"Joiyin darli keciyl celalu cendirli."

Ujar gadis itu, sembari memandang ke jendela kaca yang langsung menghadap ke genteng tetangga sekaligus langit cerah, berbanding terbalik dengan suasana hati Joilin yang mendung.

Bad Duda [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang