s e b e l a s

129K 15.5K 5.3K
                                    

Hai! Cici disini!

Maaf lama gak update..

Jangan lupa follow dlu wp cici supaya bisa baca sampai end! AloisiaTherin

Follow IG juga untuk info terbaru lainnya! @aloisiatherin

Jangan lupa ramaikan kolom komentar ya!!

🦛🦛🦛

Joilin menata menarik selimut tidurnya hingga sebatas dada.

"Oiya, yupa, beyum matiin yampu." Ujarnya.

Gadis kecil itu lantas menyibak selimut dan turun dari atas ranjang, hanya untuk sekedar mematikan lampu kecil di meja sebelah tempat tidurnya.

Setelah mati, Joilin kembali ke atas ranjang. Gadis itu menarik kembali selimutnya sebatas dada.

Matanya mengerjap, menatap langit langit kamar.

Kepala Joilin menoleh kesana kemari, saat tak menemukan king bob, boneka kesayangannya di sebelah bantal.

"Oh, king bob dicana."

Mata Joilin berhasil menemukan king bob yang tergeletak di dekat lemari bajunya.

Lagi, Joilin menyibak selimut, turun dari atas ranjang, lalu berjalan untuk mengambil boneka kesayangannya itu.

Joilin mencium king bob, lalu memeluknya erat.

"Jangan ucul, king bob. Nanti Monyong cedih." Ujarnya.

Setelah itu, Joilin segera berjalan ke atas ranjang. Ia menaruh king bob di samping bantalnya.

Joilin menarik selimut sampai sebatas dada dan kemudian matanya menatap langit langit kamar.

Ia mulai berhitung satu sampai sepuluh selama berulang kali, agar mengantuk.

Cara ini ia dapatkan setelah menonton kartun marsha and the beruang.

Namun di hitungan kelima, Joilin berhenti.

"Aduh, kebeyet pipis." Ujar gadis itu, dan langsung berlari secepat kilat menuju kamar mandi, sebelum ia ngompol di atas kasur.

***

Langkah kaki Anya yang berjalan menuju dapur untuk mengambil air minum terhenti, saat melihat Bian di ruang makan.

Pria itu sedang bertelepon dengan seseorang.

"Iya, nanti gue susul."
"Makanya buruan suruh nikahin, apa gue aja yang nikahin lo? Kelamaan sih pacar lo."

Disusul sebuah tawa renyah dari bibir Bian.

"Bener kata Joilin, Papabi itu lifebuoy!" Gumamnya.

Tak menghiraukan perbincangan Bian dengan orang lain, Anya memilih melanjutkan langkahnya menuju kulkas.

Bian yang akhirnya terasadar akan kehadiran Anya pun lekas mengakhiri sambungan telepon.

"Udah dulu ya, besok gue kasi alamatnya, bye, jangan mimpiin gue, ada yang marah ntar." Tutur Bian, sebelum sambungan terputus.

Anya yang mendengar itu seketika tersedak air yang sedang ia minum.

What the hell!

Anya melirik Bian yang ternyata sudah menopang dagu dan menatapnya lekat. Bibir pria itu tersungging kecil.

Bad Duda [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang