(8) Warta Astha : Permaisuri Terpilih

132 50 25
                                    

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


| 𝐓𝐇𝐄 𝐑𝐈𝐕𝐄𝐑 𝐎𝐅 𝐏𝐀𝐒𝐓 & 𝐅𝐔𝐓𝐔𝐑𝐄 |

Tidak seperti yang disangka oleh Bayu, ternyata sesampainya di Istana ia tidak mendapatkan sambutan ramai di depan pintu ruangan, justru ia harus menghadapi sengit dan panasnya suasana konferensi kerajaan yang akan segera berlangsung. Pendapa istana yang digunakan untuk konferensi cukup luas, tampak jika petinggi dewan internal kerajaan terbagi menjadi dua kubu berbeda, dan ditengahnya dibatasi oleh singgasana Raja, Ratu, dan Putra Mahkota. Bayu menelisik ke arah singgasana, terlihat seorang pria paruh baya duduk di tempat tersebut. Lelaki itu mencoba menerka-nerka, siapakah nama dari sosok di hadapannya itu. Ia mulai mengingat-ingat satu persatu beberapa nama Raja Tarumanegara yang pernah berkuasa.

“Siapa Raja sebelum Purnawarman? Raja kedua setelah Jayasinghawarman, hmm… Astaga, bagaimana aku bisa lupa begini?” Bayu bergumam pelan sembari berusaha berpikir.

“Wisnuwarman? Ah, bukan, dia itu anaknya Purnawarman. Hmm… Dharmayawarman?”

Bayu menjentikkan jarinya puas, akhirnya ia menemukan jawabannya. “Wah, suatu kehormatan bisa melihat langsung Raja kedua Kerajaan Tarumanegara yang terkenal sangat religius itu.”

Cakrawarman mendekat ke arah Bayu. “Kakanda, kau harus segera menempatkan diri ke singgasana, konferensi kerajaan sebentar lagi akan dimulai.”

“Bagaimana dengan kau? Bukankah kau harus ikut juga?” tanya Bayu.

“Aku akan duduk di bawah singgasana, bersama jajaran para menteri, keluarga kerajaan, dan dewan internal.”

“Baiklah,” Bayu mengangguk paham, lalu segera naik ke atas singgasana dan duduk di dekat kursi Raja, meskipun letak tingginya sedikit berbeda. Sama seperti podium kemenangan pada umumnya, letak tinggi singgasana seperti juara pertama, sedangkan singgasana Ratu dan Putra Mahkota seperti podium juara kedua dan ketiga.

Bayu sedikit tercengang setelah mengamati bahwa ruangan ini terlihat sangatlah megah dan berkilauan. Pantas saja nama Kerajaan Tarumanegara sangat masyhur dan tersohor meskipun tidak seperti Kerajaan Sriwijaya ataupun Kerajaan Majapahit. Namun yang pasti, reputasi kerajaan ini tidak dapatkan diremehkan begitu saja.

"Kau pergi kemana? Semua orang disini kebingungan mencarimu," tanya Dharmayawarman pada Bayu.

Lelaki itu berjengit terkejut, tidak mengira jika Sang Raja akan mengajaknya berbicara. "Maafkan saya, Ayahanda. Saya lupa kalau ada konferensi kerajaan hari ini," jawab Bayu sekenanya. Ia belum bisa memahami situasi ini.

Dharmayawarman hanya mengangguk dan tidak membalas ucapan Bayu, lalu beliau memalingkan wajah ke arah para pembesar yang hadir di konferensi saat ini, kemudian memberikan kode kepada Kepala Hakim untuk lekas memulai konferensi kali ini.

The River of The Past & FutureWhere stories live. Discover now