(16) Warta Shash : Dua Srikandi Satu Istana

58 8 1
                                    

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


| 𝐓𝐇𝐄 𝐑𝐈𝐕𝐄𝐑 𝐎𝐅 𝐏𝐀𝐒𝐓 & 𝐅𝐔𝐓𝐔𝐑𝐄 |

“Rombongan Kerajaan Indraprahasta telah tiba di Ibukota Sundapura!” seru Sang penjaga gerbang bersuara dengan lantang. Para prajurit penjaga benteng utama Ibukota pun dengan sigap membukakan pintu gerbang yang berdiri kokoh, kemudian mempersilakan rombongan tersebut untuk masuk ke dalam. 

Maheswari membuka kain tabir dari kereta tandu yang ia tumpangi, ia pun lantas mengedarkan pandangannya ke seluruh penjuru sudut dari Ibukota Kerajaan Tarumanegara, yaitu Sundapura, dengan tatapan yang berbinar. Ia memang pernah datang kemari sekali, saat ia datang menghampiri Purnawarman dan Cakrawarman untuk mengabarkan rencana licik yang disiapkan ayahnya, namun kala itu ia tidak sempat menikmati pemandangan dari kehidupan rakyat peradaban maju yang sejahtera serta makmur ini. Tentu saja karena saat itu ia tiba di Sundapura ketika malam sudah mencapai puncaknya, sehingga tidak ada kegiatan apapun karena semua rakyat tengah beristirahat, ditambah dengan keadaan darurat yang mengakibatkan ia tak bisa berlama-lama tinggal di Ibukota ini, karena harus bergegas mengejar waktu menuju ke pesisir pantai.

Melihat sorot mata Maheswari yang tampak begitu bercahaya mengamati hiruk pikuk kesibukan sentral kota dari kerajaan terbesar di pulau Jawa ini membuat pelayan setianya, yang bernama Yu Lasmi, ikut tersenyum senang. Pasalnya, ia telah menjadi saksi hidup bagaimana sulit dan kejamnya takdir yang harus dijalani oleh Sang Putri selama ini. 

“Tenang saja, Tuan Putri, mulai hari ini kau dapat menikmati suasana Ibukota sepuasnya setiap hari, karena kau akan tinggal disini bersama calon suamimu.” ujar Yu Lasmi.

Maheswari lantas menoleh sekilas, kemudian mengulum senyuman tipis dengan raut wajah khawatir. “Sesungguhnya aku takut, Yu. Apakah anggota Kerajaan Tarumanegara bisa menerima kedatanganku? Bagaimana jika mereka semua membenciku?”

“Hal itu tidak akan terjadi, Tuan Putri. Meski nanti beberapa orang tidak terbiasa dengan hadirnya Tuan Putri di Istana mereka, tapi lambat laun mereka pasti akan mengerti dan paham.” Jawab Yu Lasmi sembari menepuk-nepuk pundak Maheswari untuk menenangkan keresahan yang dirasakan perempuan tersebut.

“Jika nanti Pangeran Cakrawarman terus-menerus membenciku, apa yang harus kulakukan?”

“Tuan Putri tidak perlu melakukan apapun, cukup jadilah diri sendiri. Maka Pangeran Cakrawarman kelak akan menyadari bahwa Tuan Putri adalah orang baik dan tidak seburuk seperti yang ada di pikirannya.”

Maheswari menghela napas sejenak, lantas tertunduk murung. “Andai saja aku bisa membawamu ikut pindah bersamaku, Yu. Pasti aku tidak akan secemas ini,”

“Hamba dengar Putri Ratungganara dapat membawa pelayannya sendiri ke kerajaan ini?” seloroh Yu Lasmi kemudian.

“Tentu saja begitu, sebab ia adalah calon Permaisuri dari Putra Mahkota Purnawarman, yang sebentar lagi akan dilantik sebagai Raja dari Tarumanegara. Maka ia mendapatkan hak-hak istimewa yang tidak diberikan kepada garwa lain, termasuk diperbolehkan membawa pelayan pribadinya.” ulas Maheswari, lantas melenguh pelan. Ia kembali mengarahkan pandangannya pada sela-sela jendela kereta tandu, menatap lamat-lamat beberapa bangunan kokoh yang ia lintasi. Dalam batinnya ia berdo’a, semoga Para Dewa masih berpihak kepadanya dan bersedia melindunginya dari kejadian buruk yang tak terduga setelah kepindahannya ke Tarumanegara.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Apr 19 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

The River of The Past & FutureWhere stories live. Discover now