Vol 1 - Chapter 2 : Aku Bukan Penyendiri, Oke?

67 6 0
                                    

Hiruk pikuk suara ribut memenuhi seisi ruangan kantin. Ada banyak siswa yang berlalu-lalang membawa nampan di tangan mereka.

Saat jam istirahat makan siang, Masachika mengunjungi kantin bersama kedua temannya. Melihat menu yang menempel di pintu masuk, Ia dengan cermat memeriksa apa yang harus dipesan.

“Oh, ada menu hidangan mie baru.”

Masachika memperhatikan ramen mapo yang ditempel dengan label yang menunjukkan hidangan baru di atasnya.

Kombinasi ramen dan tahu mapo sangat cocok untuk selera Masachika karena Ia pencinta ramen dan menyukai makanan pedas juga.

“Mapo ramen? Kelihatannya seperti makanan Cina yang ditumpuk di atas makanan Cina lainnya.”

Orang yang mengatakan itu dan tertawa geli adalah Maruyama Takeshi. Ia adalah cowok berbadan lebih pendek dari Masachika dan memiliki rambut cepak. Takeshi merupakan teman Masachika sejak masih SMP.

“Takeshi, kalau boleh jujur sih, ramen itu sedikit berbeda dari makanan Cina, oke?”

“Eh, masa?”

“Iya, lagipula nama 'ramen' sendiri hanya muncul di Jepang.”

Orang yang memberikan informasi sepele itu adalah Kiyomiya Hikaru. Ia teman Masachika juga sejak SMP sama seperti Takeshi. Ia memiliki rambut coklat muda berpigmen dan merupakan seorang pemuda tampan tipe androgini.

Ia merupakan salah satu dari lima cowok paling tampan di sekolah dan banyak gadis-gadis yang memasuki kantin terus-terusan meliriknya dengan penuh gembira.

“Apa kalian berdua sudah memutuskannya?”

“Aye.”

“Pastinya.”

Mereka bertiga saling mengangguk. Mereka memasuki kantin, dan meletakkan sapu tangan dan tisu saku di kursi kosong untuk mengamankan tempat. Mereka pergi untuk mengambil makanan mereka sendiri-sendiri.

Masing-masing memesan menu mereka dan kembali ke tempat duduk untuk mulai makan. Tentunya yang menarik perhatian adalah ramen mapo yang dibawa oleh Masachika.

“Whoah… Melihatnya secara langsung, kelihatannya lebih merah dari yang aku duga.”

“Emangnya tidak pedas? Ramen yang itu.”

“Hmm, tidak juga, kok? Sebaliknya, pedasnya masih kurang. Rasanya masih tetap enak, sih.”

Takeshi dan Hikaru duduk berseberangan dengan Masachika, dan ekspresi mereka terlihat kagum saat melihat Masachika menyeruput mapo ramen. Masachika sendiri, menyantapnya dengan lahap.

“Hmm, ijinkan aku menyicipinya sedikit.”

“Ah, aku juga mau coba.”

“Yah, boleh-boleh saja sih.”

“Terima kasih… huh, rasanya cuma pedas doang !?”

“Uuuh, ini yang akan datang nanti…. Uu.”

Karena penasaran, Takeshi dan Hikaru mengulurkan sumpit dan mencoba ramen tersebut. Tapi mereka langsung mengerutkan kening dan cepat-cepat meminum air. Melihat tingkah laku dua orang itu, Masachika mengatakan hal absurd seolah-olah menegur mereka.

“Hei, kamu tidak bisa menyebut itu makanan pedas jika uapnya tidak menyengat matamu, kan?”

“Standarmu itu terlalu aneh.”

“Sepakat, standarmu aneh sekali.”

“Lagian, aku bahkan tidak bisa menyeruput ramen yang benar-benar pedas karena itu akan melukai bibirku.”

[LN] Tokidoki Busotto Roshia-Go De Dereru Tonari No Alya-SanWhere stories live. Discover now