Vol 1 - Chapter 3 : Itu Dia Petugas

52 5 0
                                    

Keesokan harinya, Masachika berangkat ke sekolah satu jam lebih awal dari biasanya.

Tidak ada alasan yang terlalu penting.

Cuma hal sepele saja, Ia bangun satu jam lebih cepat dari biasanya.

Selain itu, Masachika terbangun dengan badan yang terasa segar dan bugar. Ia merasa kalau Ia kembali tidur begitu saja, sulit untuk kembali ke alam mimpi dan Ia akan ketiduran setelah bermalas-malasan selama beberapa waktu. Oleh karena itu, Ia lebih suka datang ke sekolah lebih awal.

Ada alasan lain kenapa Ia datang lebih cepat. Hari ini kebetulan Ia kebagian tugas piket kelas.

Di sekolah ini, dua murid secara bergiliran mengemban tugas piket sesuai urutan nomer absen dan kedua tempat duduk siswa diatur supaya bersebelahan. Dengan kata lain, rekan Masachika dalam tugas piket kelas adalah Alisa.

Masachika menyadari kalau dirinya adalah orang pemalas dan menganggap banyak hal itu merepotkan. Oleh karena itu, Ia berusaha untuk tidak menimbulkan masalah bagi orang lain (Di dalam kamus hidup Masachika, melupakan buku teksnya dan meminta Alisa untuk menunjukkan buku pelajarannya tentu itu bukan termasuk kategori menimbulkan masalah bagi orang lain).

Oleh karena itu, tidak peduli betapa merepotkannya suatu hal, Ia tidak akan melewatkan tugas bersih-bersih dan piket. Meski begitu, Ia justru hanya melakukan pekerjaan yang sudah menjadi bagiannya, tidak lebih. Itulah alasan mengapa Masachika tetap menjadi Masachika, tapi kali ini suasana hatinya sedang berbeda hari ini.

"Ya, ini kelihatan sempurna jika aku sendiri yang mengatakannya."

Masachika melihat sekeliling kelas kosong dari meja guru yang ada di dekat papan tulis dan mengangguk puas.

Meja dan kursi sudah tertata rapi dan bersih. Selain itu, buku catatan yang dikembalikan oleh wali kelas ditempatkan dengan rapi.

Tidak ada debu kapur sama sekali di papan tulis dan penghapus papan tulis terlihat bersih seperti baru.

Kebetulan, tugas seperti inilah yang selalu dilakukan Alisa selama piketnya, dan bukan bagian dari tugas piket yang asli, tapi, karena Masachika bangun pagi hari ini Ia ingin mencoba berkata, "Eh? Kamu yang selalu melakukan semua ini? Tapi aku sudah melakukan semuanya, kok?".

Ia kembali ke tempat duduknya dan menunggu Alisa, yang kemungkinan besar akan datang lebih awal dari biasanya.

Beberapa menit kemudian, Alisa memang datang lebih awal dari biasanya. Dia membuka pintu kelas, mengkonfirmasi sosok Masachika dan matanya terbuka lebar-lebar.

"Yo, pagi."

".... Pagi juga, Kuze-kun."

Usai melihat sekeliling kelas, dia menaikkan satu alisnya dan menyadari bahwa semua tugas yang biasanya dia lakukan telah selesai. Melihat ekspresi Alisa yang sedikit terkejut, Masachika memberitahunya dengan senyum yang agak bangga.

"Tadi aku bangun terlalu pagi. Aku punya banyak waktu luang, jadi aku menyelesaikan beberapa hal."

".... Tak kusangka Kuze-kun bisa bangun pagi-pagi sekali, aku penasaran apa hari ini bakalan turun salju."

"Kamu sangat fasih berbahasa Jepang ya, Alya-san"

"Setidaknya jangan sampai tertidur di kelas."

"....Aku akan melakukan yang terbaik."

Alisa menghela nafas jengkel terhadap tingkah Masachika yang mengatakan itu dengan sangat percaya diri. Alisa kemudian berkata dengan suara kecil, tapi tegas.

".... Aku akan mengurus penghapus papan tulis nanti."

Masachika menunjukkan senyum getir pada sikapnya yang tidak pernah ingin berhutang budi pada orang lain.

[LN] Tokidoki Busotto Roshia-Go De Dereru Tonari No Alya-SanWhere stories live. Discover now