Vol 2 - Prolog : Kau Salah!

27 3 1
                                    





Di dalam kamar Gedung Apartemen tertentu.

Di sebuah ruangan dengan nuansa tenang dan hening, ada seorang gadis yang berguling-guling di atas kasurnya sembari membuat berbagai macam ekspresi yang berbeda.

“Kenapa... Tidak, tapi...”

Gadis bernama Alisa ini bergumam pada dirinya sendiri saat ekspresi wajahnya berubah-ubah dengan gelisah.

Dia adalah pemilik kamar ini: Alisa Mikhailovna Kujou.

Dia masih mengenakan seragam Sekolahnya saat berguling-guling di tempat tidurnya.

Dia cuma melepas blazernya, jadi kemejanya kusut akibat berguling-guling terus, tapi dia tidak terlalu peduli. Hal itu tidak biasa baginya untuk bertindak seperti ini, tapi hari ini juga bukan hari yang normal.

Alisa memikirkan peristiwa yang terjadi setengah jam yang lalu.

Dalam perjalanan pulang dari Sekolah, dia menatap mata si cowok itu dan meraih tangannya.

Tangannya ... Kata-kata itu keluar dengan sendirinya.

“Cinta? 'Cinta'? 'Cinta'? Eh? eh??”

Kata-kata tersebut keceplosan dari mulutnya tanpa dia sadari.

Dia mendapati dirinya berpikir keras saat gelombang besar emosi menggenang di hatinya.

“Cinta? Ke Kuze-kun? Aku–... Ah–!!”

Dia bertanya pada dirinya sendiri lagi, seolah-olah berusaha untuk memastikan.

Tepat saat memikirkannya lagi, wajahnya langsung memerah, dan dia terjun ke bantalnya.

“Ini bukan–! Ini bukan seperti ituuuuuu!”

Dengan wajah yang masih menempel di bantal, dia berteriak – menyangkal.

Aku? Jatuh cinta dengan Kuze-kun?

Tidak!

Ini tidak sesederhana itu!

Mana mungkin dia jatuh cinta pada seorang Pemalas seperti dirinya, pikir Alisa.

Dia bahkan secara gamblang mengatakan itu padanya, ... meski dalam Bahasa Rusia.

Tetap saja, dia dengan keras kepala mengatakan kalau yang dimaksudkan bukanlah dalam artian romantis.

Tapi Masachika ini selalu membuat hatinya cenat-cenut.

Ia selalu selangkah di depanku, ia tidak pernah menunjukkan kegugupannya di wajahnya, ia tidak pernah menyadari apa yang aku lakukan untuknya, betapa konyolnya dirinya, namun aku tidak pernah bisa memberitahunya apa yang sebenarnya ingin aku katakan.

...Mana mungkin aku mencintainya... 'kan?

Pertanyaan tersebut silih berganti muncul di dalam kepalanya.

Alisa berusaha mencoba menghilangkan pikiran itu.

“Sungguh. Aku sama sekali tidak menyukai Kuze-kun. Aku hanya... sedikit terbawa suasana. Cuma itu saja!”

Dia membantah pada dirinya sendiri, lalu bangkit dari atas kasur, dan pergi ke lemari.

Misalnya ... Itu benar, cuma semisalnya. Ya, meski misalnya saja aku memang menyukai Kuze-kun. Ada hal yang lebih penting untuk dilakukan, jadi...

Saat dia mengganti seragamnya, Alisa secara mental mengatur apa yang paling penting baginya. Bahkan tidak perlu memikirkannya jauh-jauh.

Tentu saja, menjadi Ketua OSIS merupakan perihal yang jauh lebih penting. Akan konyol baginya untuk mengesampingkan tujuannya hanya karena cowok. Perbuatan tersebut akan menjadi pengkhianatan bagi Masachika, yang sudah menyatakan akan melakukan semua yang ia bisa untuk mendukung mimpi Alisa.

[LN] Tokidoki Busotto Roshia-Go De Dereru Tonari No Alya-SanDär berättelser lever. Upptäck nu