•PROLOG•

5.3K 180 4
                                    

Assalamualaikum teman-teman, jumpa lagi dengan saya di cerita THE LECTURER IS MY HUSBAND.

Absen dulu kalian dari kota mana?

Siap untuk membaca? Jangan lupa vote and komen juga.

Fyi, cerita ini merupakan cerita kedua yang saya buat, dan semoga kalian suka!

[Typo bertebaran!]

HAPPY READING!!

oOo

"Salwaaaa!"

Teriakan membahana terdengar di tengah-tengah kampus yang tengah ramai-ramainya, karena memang hari ini adalah hari penerimaan mahasiswa dan mahasiswi yang baru ( OSPEK ). Setelah beberapa saat berlibur dan sebagainya, hari ini adalah saatnya untuk kembali beraktifitas seperti biasanya.

Gadis cantik dengan jilbab pashmina melekat di kepalanya, yang sedang duduk santai di dekat sebuah pohon yang tak jauh dari lapangan, menoleh ke arah sumber suara saat namanya di panggil.

Hingga beberapa saat dua orang gadis cantik tiba di dekat gadis yang sedang berada di bawah pohon tersebut.

"Apa?" tanya nya jutek.

"Jutek amat sih tuh muka," canda gadis yang mengenakan jilbab segi empat berwana navi.

"Lo sih maen teriak-teriak, orang dekat gini," dumel gadis yang memiliki rambut pendek berwarna hitam, diantara keduanya hanya ia yang beragama non-muslim, walau begitu ketiganya tak pernah saling membeda-bedakan.

Sedangkan gadis dengan hijab pasmina warna moca yang sedang duduk di bawah pohon itu lantas menatap kedua sahabatnya malas.

"Abel, kamu ga usah teriak-teriak bisa kan?" kata gadis yang sedang duduk di bawah pohon tersebut jengah. Salwa Alisha Gretasha.

"Hehe, sory-sory, soalnya gue udah kangen banget sama lo!" kata Arabella Irene Kharisma. Gadis yang menggunakan jilbab segi empat berwana navi.

"Yaudah sini-sini peyuk dulu," merentangkan tangannya lebar-lebar, setelah itu Abel masuk ke dalam pelukan Salwa.

"Anjirr lebay banget lo berdua!" komen Vannesa Tarissa Dimitria, namun tak urung ia juga ikut memeluk kedua sahabatnya.

"Lo bertiga masih mau peluk-pelukan?" suara seseorang menghentikan ketiga gadis tersebut yang masih asik berpelukan.

Seketika ketiganya langsung melepaskan pelukan saat mendengar ada yang menegurnya.

"Ga liat yang lain sudah pada baris? Dan kalian masih asik berpelukan?!" ucap perempuan yang merupakan senior mereka dengan nada tinggi.

Ketiga gadis tersebut melirik sekitar dan ternyata benar, semua orang sudah berbaris dengan rapi, dan yang lebih parahnya lagi sekarang mereka malah menjadi pusat perhatian.

Meringis malu, ketiga nya sontak menundukkan kepalanya.

"Maaf kak, kita ga tau," cicit Salwa mewakili, sedangkan Abel dan Vanessa ikut menganggukkan kepala.

"Sekarang kalian akan mendapat hukuman karena tidak ikut baris!" ucap nya tegas.

Mendengar ucapan senior mereka, sontak ketiganya mengangguk lesu.

PAK DOSEN ITU SUAMIKU!Onde as histórias ganham vida. Descobre agora