PDIS || 23

995 64 21
                                    

Hai-hai, double up nih guys🤭
Semoga kalian suka><




HAPPY READING,🧚

Usai mengajar, Alif sekarang tengah berada di kantin seorang diri. Dengan ditemani secangkir minuman dan satu piring nasi goreng.

Fokus Alif hanya pada makanannya saja, hingga tak lama kemudian datang seorang wanita menghampirinya.

"Saya boleh gabung?" tanya Dita. Ya, wanita itu adalah Dita.

Alif mendongak sejenak, lantas mengangguk seraya berdehem singkat. "Hmm."

Mendapat persetujuan, Dita pun duduk di hadapan Alif dengan senyuman manis mengembang di bibirnya.

"Pak Alif sudah selesai mengajar?" tanya Dita basa-basi.

"Seperti yang kamu lihat," jawab Alif acuh. "Kamu tidak memesan?" Lanjut Alif heran saat Dita datang tanpa membawa makanan.

Dita tersenyum salting atas pertanyaan Alif. Lantas wanita itu mengangguk. "Sudah, sebentar lagi datang kok."

Alif tak lagi membalas ucapan Dita. Pria itu kembali fokus pada makanannya dengan raut datar. Hingga tak lama pesanan Dita pun tiba. 

"Ini makanannya Bu," ucap pelayan kantin sembari menyerahkan nampan berisi makanan dan minuman pada Dita.

"Makasih, Bu," balas Dita tersenyum ramah.

Setelah pelayan kantin itu pergi, Dita mulai menyantap makanannya dalam diam. Sesekali ia mencuri pandang pada Alif. Begitupun dengan Alif yang tetap melanjutkan makannya tanpa perduli sekitar.

Selang beberapa menit, Alif kembali membuka suara.

"Saya selesai," ucap Alif seraya mengelap bibirnya menggunakan tisu yang sudah di siapkan kantin.

"Kalau begitu saya duluan," lanjut Alif hendak beranjak. Namun di cegat Dita.

"Tunggu Pak, ada yang mau saya katakan," cegah Dita cepat.

Secepat mungkin ia menghabiskan makanannya yang hanya tersisa beberapa sendok. Sedangkan Alif, pria itu kembali duduk dengan tatapan penuh tanya serta datar.

Setelah selesai menghabiskan makanannya, Dita mengelap sudut bibirnya menggunakan tisu. Lantas ia menatap Alif gugup.

Melihat Dita yang tak kunjung berbicara, membuat Alif menghembuskan nafas panjang.

"Apa yang ingin kamu katakan?" tanya Alif datar. "Jika tidak penting, saya ingin pergi," lanjutnya terkesan cuek.

"Sebenarnya saya sudah lama ingin mengatakannya pada Pak Alif, tapi baru sekarang saya memberanikan diri untuk memberitahu pak Alif," ucap Dita menjeda ucapannya.

"Mungkin Pak Alif sebenarnya sudah tau. Tapi saya capek memendam ini sendirian. Saya rasa ini saatnya buat saya mengungkap apa yang saya rasakan selama ini. Saya sudah menyiapkan mental dengan respon pak Alif nantinya," lanjut Dita dengan pandangan yang tak lepas dari Alif.

Alif hanya diam dengan raut datar. Ia menanti dengan sabar kalimat demi kalimat yang akan keluar dari bibir Dita.

"Sebenarnya saya suka sama pak Alif!" Lanjut Dita dengan suara kecil namun terdengar tegas.

Hening beberapa saat setelah Dita mengungkapkan perasaannya. Wanita itu menanti Alif membuka suara dengan harap-harap cemas.

Walaupun ia sudah tau bagaimana respon Alif nantinya, tetap saja rasanya deg-degan. Karena Dita sadar bahwa Alif selama ini tak menyukainya. Namun ia tak menyalahkan Alif bila pria itu menolaknya. Karena ia tau bahwa selama ini hanya dirinyalah yang mencintai Alif.

To już koniec opublikowanych części.

⏰ Ostatnio Aktualizowane: 2 days ago ⏰

Dodaj to dzieło do Biblioteki, aby dostawać powiadomienia o nowych częściach!

PAK DOSEN ITU SUAMIKU!Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz