Bulan dan Bintang(Pantun)

15 3 0
                                    

Ku ayunkan tangan untuk melukis,
hingga pensel semakin terhakis,
sayuran yang ada hanya paku-pakis,
disini aku sedang menangis,

Segera ku kupas buah mengkudu,
yang begitu banyak di kota marudu,
di sungai pula ada berudu,
tak dapat aku menahan rindu,

Ku duduk termenung di kerusi,
memikirkan sebuah puisi,
tak kunjung aku mencari isi,
dampingilah aku disisi,

Bunga tak disiram menjadi layu,
dia yang kukenal orang melayu,
ingat dia hatiku sayu,
disini aku menanti di bawah bayu,

Tumbuhnya buah tinggal ku petik,
mengirim pesan harus di ketik,
di seberang sungai ku jumpa itik,
cintanya sudah mulai berputik,

Ambuyat asalnya dari sagu,
boleh di makan dengan pelbagai rasa,
aku disini masih ragu,
akan perasaan apa yang dia rasa,

Pecah kaca membuatku luka,
ku balut dengan selendang,
apakah dia benar suka,
sehingga malu untuk memandang,

Di pagi hari adanya embun,
tanpa kaca mata aku rabun,
cuci mata saja aku belum,
dia memandangku dengan senyum,

Di malam hari anjing melalak,
membuat mataku masih terbeliak,
bintang yang ku lihat begitu indah,
harapanku padanya tak indah,

Di kala puteri ingin beradu,
sebelum beradu ia makan madu,
mengharap bintang bertemu bulan,
tak berjumpa yang kian berbulan,

Bulan hanya satu,
bintang pula berjuta,
berharap mereka bersatu,
walau lewat menyatakan cinta.

-Zu

Ungkapan CintaWhere stories live. Discover now