Berkhianat

121 13 0
                                    

Semenjak kejadian itu membuat Kelly memutuskan hubungan komunikasi dengan Jevano. Ntah sampai berapa lama nya Kelly pun belum tahu. Kelly termenung didepan cermin meja rias nya itu.

Drrtt... Drrtttt

Kelly menyeka air mata nya yang sudah berlinang disudut pelipis mata nya ketika merasakan adanya getaran diatas meja itu yang disebabkan dari ponselnya yang bergetar. Kelly pun mengangkat sambungan telfon itu

"Halo.. Tumben lo nelfon gue, kenapa Bran?" tanya Kelly dengan suara bindeng nya dan sesekali menarik ingus

"Lo nangis?" tanya Gibran dari sebrang telfon nya dengan nada sedikit panik dan khawatir

"E-enggak, Bran, ini, anu, cuman....."

"Lo nggak bisa bohong, Kellyxia" potong Gibran

"Eh jadi lo ada apa nelfon gue?" tanya Kelly mengalihkan pembicaraan

"Gue lagi ada masalah sama Lyora, dan gue butuh saran. Bisa ketemu?" jelas Gibran ragu-ragu

Kelly pun sontak terdiam. Hal ini harus benar-benar ia pikirkan. Haruskah ia menemukan Gibran? Walau hanya sekdar membantu hubungan dia? Hubungan antara dia dengan sahabatnya?. Jika iya, apa masalah yang akan timbul setelahnya ketika dirinya menemukan pacar sahabatnya sendiri?. Bagaimana jika Jevano mengetahuinya? Bagaimana jika Lyora marah padanya?
Sial! Kelly benar-benar buntu saat ini Mamahhh tolonggg akuuuu

"Kell?" panggil Gibran lagi

"E-eh, i-iya? Iya Gibran? Kenapa?" jawab Kelly gugup

"Hahaha, kok lo gugup gitu?" kekeh Gibran setelah mendengar Kelly yang gugup. Menggemaskan sekali pikirnya

"Gimana? Bisa ketemu?" sambung Gibran meneruskan pertanyaan yang sedari tadi belum Kelly jawab

"Hari ini?"

"Iya lah, lo pikir?"

"Udah tenang aja, gue jemput, oke siap-siap ya. Di taman deket rumah lo aja. Bye Kell" ujar Gibran melanjutkan ucapannya dan langsung mematikan telfon nya begitu saja

Kelly memandang dirinya didepan cermin sambil bertanya dalam hati. Dan sesekali bergumam seolah-olah ada yang mengajaknya bicara

"Harus temuin ya?"

"Temuin ajalah, dia aja bisa gitu, masa gue nggak" batin Kelly dan ia pun tersenyum getir didepan cermin itu. Puas dan adil pikirnya

Kelly pun langsung menyibak handuk yang ia gantung dan berlari kecil keluar kamar menuju kamar mandi. Nenek yant sedang memasak di dapur pun menjadi terkejut melihat sikap Kelly yang terburu-buru

"Mau kemana, Kell?" tanya Nenek kepada Kelly setelah keluar dari kamar mandi.

"Ada perlu nek" jawab Kelly buru-buru dan menuju kamar nya lagi lalu mengunci nya dari dalam. Ia pun mulai memilih baju serta celana yang harus ia gunakan saat ini

Setelah selesai, Kelly keluar kamar dan berpamitan dengan nenek, lalu mencium punggung tangan nenek

"Kelly pergi dulu ya, mau nyusul temen, sebentar doang, daahh nek, assalamualaikum" pamit Kelly dan langsung berlari keluar rumah karena Gibran sudah menunggu nya di depan pagar

Kelly pun naik ke atas motor Gibran dan meminta kepada lelaki itu agar cepat untuk melajukan motor nya ke taman yang Kelly maksud. Takut-takut nenek atau Marvin melihat dirinya yang pergi tanpa Jevano. Melainkan dengan lelaki lain

•••••

Setelah sampai taman, Gibran memarkirkan motor nya tepat disamping warung kecil. Kelly pun turun dari motor. Oh tidak, ia sangat gugup sekarang. Apa yang harus ia katakan dan apa yang harus ia lakukan? Jika sekarang bersama Jevano, mungkin Kelly akan melompat-lompat kesenangan seperti anak kecil yang baru saja diberikan mainan oleh orangtua nya. Tapi sekarang? Ia merasa sendiri dan canggung. Dan mungkin jika ia bersama Jevano, ia akan menarik tangan pria itu dengan sigap, dan berlari menyelusuri besar nya taman ini. Oh ya, tidak lupa juga dengan mengajak nya naik ayunan bersama, naik prosotan bersama dan berlari-larian sambil bercanda juga berteriak sesuka hati dengan puas. Kelly rindu Jevano

Kellyxia and Her Love Story [SELESAI]حيث تعيش القصص. اكتشف الآن