03 || di rumah berdua

168 9 0
                                    

⃘♡

⃘♡

⃘♡

Have a nice day

"Kemarin lo mau ngasih tau apaan, Rel? Kita kita udah kumpul di Wajang eh lo nya malah balik," celetuk Danu teringat yang Varel katakan bahwa cowok itu akan memberitahu sesuatu.

Mereka sedang bersantai di atas kasur dengan posisi yang sudah tidak beraturan. Gibran pasrah saja saat kamarnya sudah seperti kapal pecah. Ya mau bagaimana lagi? Bubur sudah masuk ke perut.

"Iya bener tuh, sekarang aja kasih tau nya, Rel. Untung si Danu inget," sahut Ade. Cowok itu tengah anteng dengan cemilan yang berada di dekapannya.

"Emangnya ngasih tau apaan si, Rel?" Tanya Gibran kebingungan. Dia tidak tahu sahabatnya membicarakan apa.

"Mangkanya punya grup tuh di buka, otong. Mampus dah ketinggalan info," kata Kavin.

"Ya maap dah. Gue kan anaknya sibuk banget, jadi sori sori aje nih kaga ada waktu buat pegang hp," ucap Gibran dengan wajah songong nya. Ingin sekali Kavin mencakar wajah itu jika dia tidak ingat bahwa Gibran adalah sahabat nya sendiri.

"Sibuk apaan lo? Orang akun epep nya on terus," ujar Danu.

"Heh itumah si Ara yang pegang. Akun gue ada dua orang yang suka mainin, jadi bukan gue ya itu anak anak. Suuzon bae lu."

"Si Ara maen epep juga, Gib? Anjay banget ya, keren keren," kata Ade.

"Iya dong jelas. GG dia maen nya," ucap Gibran membanggakan nama sang adik. "Widih boleh juga di adu," sahut Danu yang penasaran.

"Atur waktu aja boss. Didikan gue gak pernah gagal."

"Idih sombong nye."

"Back to topik. Buru kasih tahu kita, Rel," ujar Azril yang sudah geram dengan topik pembahasan para sahabatnya itu. Bukannya langsung ke inti malah nyebar kemana mana.

"Eh iya Rel buru ngomong diem bae lo daritadi. Lo mau kita mati penasaran?" Ucap Kavin.

"Heh jambul, gimana si Varel mau ngomong kalo lo nya aja nyerocos terus," sahut Ade.

"Dih lo juga kali, sok sok an nyalahin gue."

"Udah pada diem bisa gak? Ribut mulu kerjaannya. Gue potong masa depan lo satu satu mau?" Tanya Azril tajam.

"Wuuu ngeri bapak tiri ngamuk kaya babi. Eh maap ya, Az." Cowok itu langsung panik saat Azril menatap nya dengan tatapan menghunus. Mampus si Kavin, ketar ketir dah tuh. Lagian si Azril lagi mode serius malah di becandain.

"Gue cuman mau bilang hati-hati sama Theli."

Ucapan Varel mampu membuat yang lainnya langsung berubah serius. Theli, kata itu sudah lama jauh dari jangkauan mereka, bahkan bisa di kata musnah. Dan sekarang, Varel menyebutnya lagi berarti ada yang tidak beres.

"Gue pengen kalian jaga diri masing-masing."

"Rel, Theli, dia—"

"Udah jangan bahas ini dulu, sekarang bukan saatnya. Info yang gue dapet belum bener, siapa tahu itu salah," ucap Varel meyakinkan. Berharap kecemasan itu bisa mereda.

"Kalo mereka balik gimana?" Gumam Ade tapi masih bisa di dengar oleh yang lain.

♡♡♡♡

Penampakan kamar Gibran saat ini mirip sekali dengan kapal pecah. Para remaja yang tengah tertidur itu sudah seperti pindang yang tengah di jemur.

Ketua Osis Manja Is MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang