13 || mau coba buatan bunda?

89 5 0
                                    


Cinta beda agama memang sakit, cinta beda dimensi juga sakit, cinta bertepuk sebelah tangan lebih sakit. Tapi saling cinta namun tidak mengungkapkan rasa lebih asik.

⃘♡

⃘♡

⃘♡

Have a nice day

Gibran menatap datar gadis yang tengah berjalan ke arahnya dengan senyuman itu. Sangat malas jika harus berdebat dengan gadis keras kepala seperti Lia. Iya, yang teriak itu si Lia. Cegil nya Gibran.

Sedangkan Danu, Ade, Azril dan juga Kavin sudah siap memasang wajah judes untuk Lia. Mereka menatap jijik ke arah seragam ketat yang gadis itu kenakan. Apalagi kedua temannya yang tidak beda jauh. Pantes mereka temenan.

Varel memilih untuk tidur dan Kaisar mulai fokus mendengarkan lagu dari headphone yang terpasang di telinga nya. Lebih baik menutup mata daripada memandang ke arah 3 gadis tersebut.

"Mau ngapain tuh bocah kesini, malesin banget liat muka nya sumpah," julid Ade.

"Palingan juga nyamperin si Gibran, apalagi coba," sahut Danu.

Lia dengan semangat 45 mendekati Gibran. Namun saat tangan lentik itu hendak menggandeng tangan nya Gibran langsung mundur satu langkah.

"Ih kenapa mundur? Aku kan mau gandeng tangan kamu, Gib," kata Lia dengan wajah sedihnya.

"Ngapain kesini?" Tanya Gibran menghiraukan pertanyaan Lia tadi.

"Ini," Lia mengangkat paper bag yang dirinya bawa dengan cengiran. "Aku bawain makanan buat kamu, ayo makan aku suapin nanti."

Gibran menghembuskan nafasnya, ingin menolak namun dirinya tidak tega. Cowok itu masih punya perasaan untuk tidak menyakiti hati wanita, apalagi wanita itu menyukai dirinya. Tapi jujur saja Gibran risih dengan tindakan berlebihan yang Lia lakukan.

"Simpen aja buat lo, atau kasih ke orang yang lebih ngebutuhin, ya? Gue udah makan dan ngga laper sama sekali. Ngerti kan?" Ucap Gibran berusaha selembut mungkin. Berharap Lia mengerti dan tidak memaksa.

Ini yang Lia sukai dari seorang Gibran. Tutur katanya yang selalu lembut ketika berbicara. Apalagi saat menolak makanan atau pemberian darinya, meskipun di tolak Lia tidak merasa sakit hati sedikit pun karna Gibran menolak dengan penuturan yang lembut dan tatapan matanya selalu mengarah pada lawan bicaranya.

Gadis itu tersenyum, "ohh udah makan ya? Yaudah kalo gitu ini cookies nya aja kamu ambil ya, aku udah bikin ini semalaman, semoga suka dan semoga kamu engga buang cookies ini," kata Lia menyodorkan satu kotak cookies kepada Gibran.

Gibran tersenyum dan mengambil kotak itu dengan senang hati. Dia akan selalu berusaha menghargai seseorang entah dari pemberian nya atau perasaannya. Meskipun Gibran tidak menyukai balik, tapi setidaknya dia tetap menghargai. Itu lebih baik di banding dengan mengolok-olok dengan kata yang menusuk hati.

"Makasih." Lia mengangguk semangat, "sama sama, semoga suka ya!" Setelah itu Lia pergi dengan kedua temannya yang senantiasa mengikuti dari belakang. Kedua teman Lia sedari tadi terus mencuri pandang ke arah Varel dan Kaisar yang tengah menutup mata. Gibran dan yang lainnya menyadari itu.

"Lumayan buat nyemil," gumam Gibran menatap kotak dengan pita merah yang menghiasi.

"Si Lia kalo kalem gitu cantik juga ya, sayang banget sifatnya kalo lagi tantrum suka pengen gue gedik," kata Kavin.

"Dia emang cantik, lo baru nyadar? Kemana aja? Buta sekarang mata lo kalo selama ini ada cewe cantik?" Tanya Gibran beruntun membuat teman teman memandang curiga.

Ketua Osis Manja Is MineWhere stories live. Discover now