• summer (sorry)

33 6 0
                                    

“Okei, ternyata kamu bangun tidur tadi langsung lari keluar rumah tanpa pamit dan lain-lain cuma mau ketemu cowok yang namanya Yorisa?” tanya tante Sophie yang menjelaskan ulang setelah Nirmala menjelaskan tetapi tidak jelas karena gadis itu bercerita bercampur jadi satu dengan suara tangisannya.

Sekarang Nirmala ada di dapur, duduk di meja makan, memakan sereal yang dibuatkan oleh tante Kyna, “Dan kamu marah-marah menuduh kembaranmu yang membobol hapemu?” tanya tante Kyna kemudian, lalu Nirmala hanya mengangguk sembari menyeka air matanya.

Tanpa diduga ada Jeremy dan Javas yang mengintip dari ruangan lain, rules di rumah itu jika ada saudara yang bertengkar, sebisa mungkin saudara lainnya untuk tidak ikut campur, karena akan semakin memperkeruh suasana dan sebisa mungkin saudara yang bertengkar memang harus menyelesaikan masalahnya hanya berdua saja.

Tante Kyna yang melihat keponakannya itu hanya mengintip, lalu memanggil Jeremy, “Jere...”. Si pemuda lalu menghampiri tantenya, “Kan kamu yang lebih dekat sama Mavendra, coba kamu samperin dia, tenangin dia, kita semua yakin Mavendra juga terpukul habis ngomong gitu, ini bawakan sereal juga buat dia,” pinta tante Kyna lalu diangguki oleh Jeremy.

Nirmala masih menangis di pelukan tante Sophie tanpa melihat ke arah Jeremy yang ada di depannya, pemuda itu merasa sangat bersalah karena memang ini salah dia karena mengganti alarm di ponsel Mala.

Tante Sophie lalu berdiri dan mengajak Kyna untuk pergi dari dapur, agar Nirmala dapat mengoreksi kesalahannya sendiri sebelum adanya sesi minta maaf dengan saudaranya itu. Kyna dan Sophie melihat Javas yang hanya berdiam di ruang tengah lalu dipintanya untuk menemani Nirmala yang melamun di dapur, tentu saja pemuda itu sebelum dimintai tolong sudah ingin memeluk gadis itu, tetapi masih ada peran para tantenya yang ada di samping Nirmala.

“Mala, boleh gue duduk sini?” tanya Javas meminta izin. Mala cuma mengangguk dan menunduk.

“Perlu sandaran lagi nggak?” tanya Javas.

Nirmala spontan menoleh ke arah Javas dengan mata yang sembab dan memerah, “Emang boleh?” tanya Mala.

“Tanpa izin pun lo boleh ngelakuin apa pun Mal ke diri gue,” jawab Javas lalu dihadiahi kekehan dari Mala. Sudah lama sekali ya, hampir dua tahun lamanya Nirmala tidak memiliki momen khusus bersama Javas.

Sekarang, liburan musim panas ini adalah jawabannya, harusnya Mala memiliki waktu panjang dengan pemuda yang sudah ia taksir sejak kecil itu, tetapi Javas sudah tidak seperti dulu, Javas sekarang sudah memiliki gadis lain, selain Nirmala.

Nirmala benar-benar menaruh kepalanya di pundak Javas, pemuda yang lebih tinggi itu sedikit menurunkan rotasi badannya agar tidak terlalu tegap, agar Mala bisa menempatkan posisi kepala yang pas. Dielusnya rambut warna merah gadis itu, sudah rambutnya berwarna merah, kedua mata dan pipinya yang berwarna merah, “Lo makin mirip tomat deh,” ucap Javas spontan.

Nirmala memukul paha pemuda itu, dan si pemuda masih tetap mengelus rambut Mala, menciptakan kenyamanan di sana, tidak ada pria lain yang bisa membuat Nirmala nyaman selain sentuhan Javas, bahkan Mavendra atau papanya sekali pun kalah.

“Gue selama ini emang keterlaluan ya, gue memperlakukan kembaran gue dengan seenaknya, emang gue ngerasa sih dari kecil, perhatian mama papa ke anak perempuannya itu besar daripada ke anak laki-laki nya, sebenarnya gue tau ketika Mavendra kadang nggak dapat sesuatu yang adil, dibandingkan gue yang selalu dapet segalanya. Harusnya gue selalu bela kembaran gue ya ketika dia selalu dimarahin papa kalo dia nggak becus ini itu, Mavendra tuh dididik buat jadi kakak cowok yang baik dan tanggung jawab, mama papa kadang lupa kalo kita ini seumuran, karena emang yang lahir duluan dia, jadi keliatan dia yang harus bersikap dewasa,” terang Mala menceritakan apa unek-uneknya selama ini. Javas mengangguk paham.

“Udah nemu akar permasalahannya? Udah nemu jawabannya?” tanya Javas.

Nirmala cuma mengangguk, “Mal, lo sama Mavendra itu segalanya buat keluarga ini, lo yang lebih tau karakter kembaran lo, lo yang lebih tau gimana cara ngadepin dia, gue emang nggak bisa bantu banyak karena setelah apa yang gue denger dari cerita lo tadi, lo sekarang makin dewasa, pinter, bisa ngoreksi diri sendiri, good job! Lo juga perlu diapresiasi. Jadi, mau minta maaf kapan?” tanya Javas.

“Abis gini,” jawab Mala.

Sementara itu, setelah Mavendra yang memuncak akan kemarahannya tadi, pemuda itu langsung pergi ke kamarnya dan mengurung diri. Tanpa sadar air mata pemuda itu juga runtuh, tidak ada maksud untuk memarahi kembarannya yang lebih muda. Mavendra itu sayang dengan Nirmala.

Nirmala segalanya untuk Mavendra, didikan yang diberikan kedua orang tua mereka ketika Mavendra dan Nirmala masih kecil itu berbeda, syukur jika Mavendra menanggapinya dengan positif dan berpikir bahwa memang Nirmala itu adalah adik yang harus ia lindungi dan sayangi.

Setidaknya saat ini Mavendra sudah cukup tenang karena sudah mengutarakan perasaan sakit hatinya yang terdahulu, tiba-tiba suara ketokan pintu mengagetkan dirinya, Mavendra langsung menyeka air matanya lalu mempersilakan masuk siapa pun orang yang akan menemuinya.

“Ven, gue mau ngaku,” ucap Jeremy tiba-tiba sembari menaruh semangkuk sereal dari tante Kyna di meja.

“Apaan?!” ketus Mavendra masih sama seperti menanggapi Jeremy seperti biasanya.

“Cie abis nangis hahahaha,” ledek Jeremy ketika melihat wajah Mavendra juga sembab, lalu Mavendra langsung menendang pantat pria yang lebih pendek darinya itu.

“Lo kalo kesini cuma buat ngeledek mending keluar aja,”

“Hehehe nggak gitu, jadi gue mau bikin pengakuan ke elo sekalian minta maaf,”

“Ya apa anjing cepetan daripada lo gue marahin sekalian!”

“Jadi, ini semua salah gue, gue yang retas hape Mala waktu dia tidur, gue yang setting alarm jadi jam tujuh, jadi sebelum sampe ke Mala, gue mau minta maaf dulu ke elo, gara-gara gue nggak ngaku, Mala jadi marah ke elo dan kalian berantem,” ucap Jeremy.

Mavendra lalu langsung berdiri dan mengunci badan Jeremy di ketiaknya, Jeremy berteriak-teriak diikuti tawa dari Mavendra, mereka berdua keluar dari kamar dan pergi ke dapur untuk menemui Nirmala.

“Mal ini Mal biang keroknya,” ucap Mavendra lalu melepas Jeremy.

Nirmala kaget dan bingung, “Maksudnya?”

“Mal, gue minta maaf.. Sebenarnya gue yang setting alarm di hape lo jadi jam tujuh, karena gue.. Males aja kalo lo deket-deket sama Yorisa, gue nggak mau lo kemakan rayuan buaya dia, makanya gue sengaja gitu biar lo telat bangun,” jujur Jeremy.

Sontak tante Kyna dan tante Sophie yang mendengar langsung memggelengkan kepala, Nirmala yang sudah lelah dan memaklumi apa yang terjadi langsung berjalan menghampiri Mavendra dan memeluk kembarannya.

“Aku minta maaf, aku selama ini salah, kakak mau kan maafin aku?” tanya Nirmala, Mavendra yang mendengar kembarannya clingy itu langsung melepas sepihak pelukannya.

“Pas gini aja manggil gue jadi kakak, pake aku-kamu, tapi iya deh kakak maafin, kakak juga minta maaf ya sama adek udah marah-marah kaya tadi, adek pasti kaget, maafin Mavendra ya... Kembaranku.. Si tomat...” ucap Mavendra terkekeh lalu memeluk kembarannya lagi dan mereka tertawa.

Kemudian Nirmala berdiri di depan Jeremy yang menunduk karena sudah mengakui kesalahannya, “Buat sahabatku Jeremy... Oke... Gue maafin, tapi ada imbalannya ya!” ujar Mala kemudian mereka berdua tertawa bersama lalu berpelukan. Masalah clear.

“Well well well, sebagai permintaan maaf Jeremy dan Nirmala ke Yorisa, gimana kalo kita undang Yorisa buat makan malam di rumah? Pasti Yorisa mau memaafkan Mala, apalagi setelah tau alasan Mala telat karena Jeremy,” ucap tante Kyna memberi saran.

“Boleh sih, tapi males ah cuma Mala dong yang bawa pacar,” tolak Mavendra.

“Woyy bukan pacar gue!!” elak Mala.

“Yaudah, kalian semua kan udah punya pacar, bawa lah pacar kalian ke sini, sekalian tante pengen kenalan sama pacar kalian yang cantik-cantik itu,” ujar tante Sophie.

Nirmala yang awalnya sumringah menjadi kurang setuju akan saran dari tantenya, gadis itu melirik ke arah Javas yang ikut tersenyum seperti Mavendra dan Jeremy yang boleh membawa pacar mereka. Karena pastinya Javas akan membawa Jennifer untuk dikenalkan sebagai seorang kekasih kepada keluarganya.

wishing we were more than friendsWhere stories live. Discover now