• summer (studio 127)

59 6 1
                                    

Gorden kamar Nirmala disingkap hingga sang pemilik kamar yang masih tertidur pulas itu menjadi terganggu seraya mengeriyipkan kedua matanya karena sorot sinar matahari yang sudah terang. Siapa lagi kalau bukan ulah si saudara kembar yakni Mavendra, si paling morning person tak mengenal tempat. ''Bangun dasar tukang tidur,'' ujar Mavendra membuka semua gorden kamar Nirmala.

''Lo tuh kenapa sih selalu ganggu tidur gue terus!'' ketus Nirmala kesadaran yang sudah full.

''Ya karena lo seru aja gue gangguin mulu hahaha, udah sana bangun, mandi, siap-siap, sarapan soalnya Judy udah ada di bawah,'' ujar Mavendra duduk di sisian ranjang kembarannya.

Nirmala dengan rambut merah singanya itu ditertawakan oleh Mavendra, ''Btw gue udah usul lo mending cat warna coklat atau oren biar keliatan summer banget, daripada cat merah kayak tomat, kayak singa juga,''

''Wait, kasih kesempatan gue ngomong! bentar, ngapain Judy kesini lo harus laporan gue terus gangguin tidur gue, apa urusan gue sama Judy? terus suka-suka gue lah mau cat warna apa, saran dari lo pasti jelek malah makin mirip singa tau nggak!'' jawab Mala.

Mavendra yang sudah mandi dan memakai wewangian yang cukup semerbak tercium di hidung Nirmala itu kini menepuk jidatnya, ''Judy kesini tuh mau jemput elo tai! lo kan sekarang bagian dari The Sisters, ya kalo ngikutin saran dari gue bakalan jadi little lion, kalo lo pake warna merah jadi lion king hahhaha,''

''Aduh berisik!! The Sisters apaan sih duh aneh-aneh ya orang Cannes tuh!''

''The Sisters grup dance elo bodoh!! lo tuh banyak ngomong cepetan mandi sana udah ditungguin Judy!'' suruh Mavendra lalu menarik lengan kembarannya agar beranjak dari kasur.

''Lo balikan sama Judy aja gue nggak tau, cih kembaran macam apa gue,'' cicit Mala sembari mengambil handuk, masih ada Mavendra di dalam kamarnya sedang berkacak pinggang.

''Ya waktu party kemarin, kejadiannya berlangsung gitu aja, kita kissing.. pelukan.. melepas kerinduan huhu..'' Mavendra bercerita sembari memeluk bantal Nirmala, hal itu dilihat kembarannya lalu Nirmala hanya memutar bola matanya.

''Najis, gue sih anti balikan sama mantan,'' sindir Nirmala.

''Gue sih anti naksir sahabat sendiri sejak kecil,'' skak Mavendra menyindir kembarannya. Nirmala melotot lalu langsung memukul Mavendra menggunakan handuk, sayangnya meleset karena pemuda itu langsung lari keluar kamar dan Nirmala berteriak memaki kembarannya.

Gadis itu menghela nafasnya, baru bangun tidur saja dirinya langsung memijit pelipisnya. Pusing, kembarannya memang sangat menyebalkan.

Setelah mandi, bersiap dan make up tipis. Nirmala turun ke bawah dan langsung disambut oleh kembarannya lagi dengan membawakan semangkuk sereal, ''Para tante kemana?'' tanya Mala.

''Belanja ke pasar, udah cepetan dimakan tuh udah ditungguin Judy,'' jawab Mavendra sembari kepalanya mengarah ke Judy yang sedang duduk di halaman belakang. Nirmala lantas menghampiri kekasih dari kembarannya itu.

''Hei Jud,'' sapa Mala.

''Hei Mal, udah siap? eh lo sarapan dulu ya,'' 

''Kenapa emangnya Jud? lo nggak ada hubungin gue dulu tiba-tiba kesini? kata Mavendra urusan dance akademisi itu ya?'' tanya Mala yang sekarang duduk di sebalah Judy sembari memakan serealnya.

''Iya, rencananya gue mau ngajak lo shopping beberapa baju buat latihan sama perform sih, ntar langsung gue ajak ke studio,'' jawab Judy.

Nirmala bingung, ''Secepet ini? gue aja belum tau mau ngedance apa Jud, emang kalian yakin sama gue? kalo gue sih enggak ya,'' 

Judy menggaruk lehernya, ''Mal, gue sama yang lain kan tadi malem udah liat video-video lo yang nyanyi sama ngedance. Lo bisa kok! emang perlu diasah lagi, kita latihan tinggal seminggu aja pasti bisa kok. Oh iya Jennifer sendiri yang minta lo pagi ini dateng ke studio, di sana udah ada Javas sama Jeremy juga,'' 

Nirmala diam, pantesan tidak ada suara dari si kembar Javas-Jeremy, ternyata mereka sudah berangkat lebih dulu. ''Yaudah deh atur aja enaknya gimana.'' 

***********************************************************

''Halo Nirmala!!'' sapa Sephia, kekasih Jeremy yang sangat periang ketika Nirmala baru saja membuka pintu studio yang diajak Judy. Sekarang posisinya Mavendra mengantarkan Judy dan Nirmala ke studio, selepas mereka bertiga shopping di beberapa toko pakaian dan aksesoris yang tidak jauh dari studio.

''Hai..'' balas Nirmala.

''Selamat datang di studio 127, studio ini tempat berlatihnya The 200x sama The Sisters. Jadi lo bakal ketemu kita-kita aja dan nggak ada campur tangan sama trainne lainnya,'' terang Sephia mengajak Nirmala berkeliling studio yang sangat luas.

Di pintu masuk studio terlihat ada front office dengan beberapa space sofa sebagai ruang tunggu, ''Lorong sebelah kiri front office ini areanya anak The 200x, kalo lorong sebelah kanan area kita. Jadi nggak terlalu campur soalnya kan mereka anak band butuh ngidupin alat ini itu, kalo kita kan anak dance butuh kaca dimana-mana dan ruangan kedap suara,'' terang Sephia sekali lagi memasuki area lorong sebelah kanan.

Lalu gadis berambut pirang itu mengajak Nirmala untuk jalan ke arah lorong kiri, Sephia mengetuk pintu tempat berlatih anak The 200x, ''Kalo nggak ada tulisan kertas di depan pintu kayak gini pasti mereka boleh diganggu,'' cicit gadis itu, sedangkan Nirmala hanya mengangguk-angguk.

Sephia membuka pintu dan langsung terpampang sosok Jennifer dan Javas yang sedikit lumayan intim, posisinya Jennifer duduk di kursi sembari memainkan gitar elektrik, sedangkan Javas ada di belakang gadis itu dengan wajah yang ditempatkan di pundak sebelah kanan Jennifer, memeluknya dengan ikutan memainkan gitar elektrik.

Di dalam ruangan itu tidak hanya ada Javas dan Jennifer saja, sudah ada Jeremy dan Yorisa yang sudah seperti obat nyamuk. ''OMG Mal, kayaknya kita salah masuk deh hahaha,'' tawa Sephia melihat kejadian di depan mereka.

Jeremy yang memainkan keyboard, lalu Yorisa fokus melakukan entah nada-nada di komputernya. Javas menyadari bahwa pintu dibuka dan langsung terpampang wajah Sephia dan Nirmala di sana, Javas langsung berdiri dan hal itu membuat Jennifer bingung, lalu Jennifer juga menyadarai jika sudah ada Nirmala di sana.

Nirmala hanya diam lalu tersenyum kita Javas melihatnya, tidak lama Jeremy dan Yorisa sadar akan dua gadis yang ada di pintu. Tentu saja Jeremy langsung menghampiri Sephia, begitu juga dengan Javas yang akan menghampiri Nirmala, tetapi kalah telak oleh Yorisa yang lebih dulu ada di depan wajah Nirmala.

''Hei, nggak ngomong kalo ke sini, padahal aku tadi udah chat ngabarin kalo aku ada di sini,'' ujar Yorisa.

Nirmala tersenyum simpul, ''Nggak tau deh aku belum cek hape tadi, tiba-tiba Judy udah ada di rumah terus jemput aku,''

Yorisa mengangguk paham, ''Udah makan?''

''Udah kok, kalian.. emang tiap hari ya latihan di sini?'' 

''Nggak setiap hari juga, tapi karena festivalnya bentar lagi, kayaknya bakal tiap hari deh di sini, ngeliatin pemandangan Javas sama Jennifer hahh.. muak aku haha tapi syukur deh ada kamu di sini,'' ujar Yorisa lalu menggenggam tangan Nirmala, sedangkan gadis itu bergerak gelisah sembari sesekali mencuri pandang ke arah Javas yang juga mencuri pandang ke arah Nirmala.

Tanpa sadar di sebelah mereka, Jeremy juga mencuri pandang apa yang dilakukan Yorisa pada Nirmala, menggenggam tangan gadisnya, ide jahil Jeremy muncul, ''Mala... yaampun gue tadi ditelfon tante Sophie dong karena Mavendra lupa matiin kompor di rumah,'' ujar Jeremy membuat kaget Sephia dan Yorisa.

Tanpa berpamitan dengan yang lain, Jeremy langsung menggenggam tangan kiri Nirmala lalu diajak ke luar studio, ''Lah mau kemana Jer?'' bingung Mala.

''Hei kalian mau kemana?'' teriak Mavendra melihat sahabat dan kembarannya keluar studio lalu masuk ke dalam mobil.

''Matiin kompor rumah,'' jawab Jeremy.

Mavendra mengingat-ngingat sesuatu, karena dirinya lah yang menggunakan kompor paling terakhir untuk memasak air panas, ''Masa iya belum gue matiin, yaudah deh cepetan pulang sana Jer.'' teriak Mavendra lalu Jeremy dan Nirmala benar pergi meninggalkan studio 127.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 16, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

wishing we were more than friendsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang