Bab 7

8.8K 238 0
                                    

Setelah sampai di tempat tujuannya mahen dan humaira turun dari motor, Kemudian mereka masuk ke dalam rumah sakit tersebut, dengan Humaira yang tak tahu apa yang akan dilakukan laki-laki ini pada dirinya.

Humaira hanya berharap semoga saja mahen tidak mengugurkan kandungan nya ini, sungguh ia tak akan ikhlas sedikit pun, walaupun bayi ini tak ia harapkan tapi ia sangat  menyayanginya dan ingin melahirkan nya.

Mereka mengantri cukup lama, Humaira akhirnya mendapatkan tempat duduk. Ia duduk di kursi dekat dengan seorang ibu- ibu yang sama seperti dirinya sedang hamil tapi kandungan ibu itu sudah besar dari perut dirinya, apakah nanti ia juga akan seperti itu?

"Nak. " ucap Ibu itu seraya tersenyum kearah humaira, Humaira mengangguk sopan pada ibu tersebut, kemudian ibu itu duduk dekat dengan humaira.

"Udah berapa bulan nak?" ucapnya, namun humaira hanya diam seribu
bahasa Dengan menggelengkan kepala nya, Tak tahu harus menjawab apa, ia enggan menjawab dan merasa kesal dengan pertanyaan ibu tersebut.

Ibu itu sedikit terkekeh melihat tingkah humaira. "Kamu baru pertama kali ke sini ya? Udah jangan takut." ucap ibu itu kembali mengelus pelan pundak humaira, lalu memeluknya.

"Ibu jadi keinget pas masa seumuran kamu nak, mau denger ceritanya?" ucap ibu itu, lantas humaira pun mengangguk dengan semangat dan memperhatikan ibu itu yang mulai bercerita tentang masa lalunya.

"Dulu, saat ibu masih seusia kamu, ibu pernah hamil di luar nikah Dan ibu menggugurkan kandungan itu karena permintaan pacar saya, saya sangat menyesal." ucap Ibu itu terdengar pilu dengan matanya yang sudah berkaca-kaca, lalu humaira pun semakin mengeratkan pelukan nya itu.

"Orang tua saya tidak tau hal itu Beberapa tahun berlalu Kemudian saya menikah, Tapi saya sulit sekali untuk punya anak Mungkin itu cobaan dari Allah Dan pada akhirnya saya memberitahu hal ini pada suami saya Dan dia menceraikan saya."

"Beberapa taun kemudian saya menikah lagi Dan suami saya yang sekarang, menerima saya apa adanya Begitupun masa lalu saya Dan setelah sebulan menikah Alhamdulillah allah memberikan kami seorang anak, dulu saya bodoh karena percaya pada si brengsek itu." ucap nya, dengan air mata yang terus mengalir.

Humaira menatap tak percaya ibu itu Ternyata karma itu benar-benar ada, Humaira pun tersenyum di balik cadar nya. Ia jadi ingat dengan janin yang ada di dalam kandungnya, Apakah ia akan tega menggugurkan nya?

Ia tak ingin bernasib seperti ibu ini. Jika mahen tidak ingin bertanggung jawab, biarkan Tapi dia tak ingin membunuh bayinya ini, dia sayang bayinya.

"Semoga saja kamu tak bernasib seperti ibu nak, karena kamu terlihat seperti anak yang baik." ucap Ibu itu dengan tulus kepada humaira ya, semoga saja Tapi, Perkiraan Ibu itu salah humaira memang sedang hamil dan tanpa suami, humaira tak sebaik yang dikira.

"Allah Maha Pemaaf bu, Itu mungkin salah satu cara allah menegur ibu." ucap humaira sambil tersenyum Dibalik cadar nya Kemudian ia mengelus lembut perut ibu tersebut dengan penuh sayang.

"Sayang, jadi anak yang berbakti pada orang tua ya!" bisik humaira di perut ibu Terdengar sangat tulus, Dengan senyum nya yang tak terlihat karena terhalang cadar, kemudian humaira mengelus perut ratanya.

Setelah itu mahen menghampiri dan menarik tangan humaira menuju ruangan periksa humaira pun pergi mengikuti langkah mahen yang membawanya ntah kemana.

💋

Humaira dan mahen masuk ke dalam ruangan dokter tersebut, dengan tergesa-gesa dan tak sabaran Terlihat disana seorang dokter sudah menunggu mereka, dokter itu terlihat tidak menyukai kedatangan mahen dan humaira.

"Bayi Sang Ketua Geng Motor" (Tahap Revisi) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang