Bab 23

5.6K 140 9
                                    

      Hati-hati typo bertebaran..
So vote, komen, and share💐🐰.

Happy Reading 📖..

Humaira berjalan menuruni tangga, ia sudah siap dengan seragam putih abunya itu, dan tak lupa cadar yang selalu menutupi separuh wajah cantiknya. sebenarnya mahen melarang dirinya untuk sekolah.

Tapi, humaira tetap bersikukuh untuk sekolah karena menurutnya di rumah itu membosankan, apalagi tidak ada teman.

Karena ibu dan ayah mertuanya, akan pergi ke Singapura untuk bisnis mereka, jadi mereka akan meninggalkan humaira dan mahen. Humaira sedikit kecewa, karena mereka baru pulang akan pergi lagi.

Humaira pun duduk di salah satu kursi, dekat dengan kursi yang di duduki oleh mahen.

"Morning all.. " sapa humaira, mereka hanya mengangguk dan tersenyum, ke arah dirinya.

"Morning to mantu mamah yang cantik ini.. " ucap mamah Mia, dengan lembut tak lupa senyum manisnya yang terukir di wajah cantiknya itu.

apalagi hijab pasmina cokelat yang menutupi rambutnya. Behh ibu mertuanya ini sangat sangat cantik, di usia nya yang tak lagi muda itu.

"Morning to bubu.. " ucap mahen, dengan senyum manis di wajahnya.

"Bubu?.. " ucap Mia dan Dirga dengan menyerngit keheranan.

"Hehehe bubu itu panggilan dari mahen mah.. iya kan baba.. "

Mamah Mia dan papah Dirga, tertawa dengan kencang memperlihatkan gigi mereka yang putih dan berjajar rapi. Ada- ada saja kelakuan anak dan menantunya ini, tapi baguslah sekarang mereka terlihat sangat lebih dekat. Dan mereka selalu menghabiskan waktu bersama.

Setelah sarapan humaira dan mahen pun pergi menuju sekolah, dengan menaiki motor milik mahen.

"Baba tungguin.. " ucap humaira, dengan mengerucutkan bibirnya di balik cadar nya itu. Mahen tersenyum kemudian mengangkat humaira dan mendudukkan nya di motornya itu.

"Iya bubu ku sayang.. "

"Hah? Sayang?.. " ucap humaira memastikan, barangkali dia salah dengar.

"Bubu sayang.. "Ucapnya dengan tersenyum jahil ke arah humaira, membuat nya salting akibat kelakuan laki-laki yang sudah berstatus menjadi suaminya itu.

Pipi humaira memerah untung saja, dirinya memakai cadar jadi tidak terlihat.

Dughtt..

"Ehh.. " ucap humaira, saat dirinya merasa ada sesuatu yang bergerak di dalam perutnya itu. Ia tersenyum sekarang bayinya sudah aktif dan sering menendang.

"Kenapa?.. " tanya mahen terlihat khawatir.

"Ochi nendang ba.. " ucapnya antusias, mahen pun tersenyum dan menyentuh pehumaira dengan tangan nya yang terhalang baju seragam sekolahnya itu. Benar! Bayinya itu menendang ia bisa merasakan nya.

Cup..

Mahen mengecup kening humaira. Membuat nya tersenyum, kemudian setelah itu mereka pergi berangkat menuju sekolah.

Tanpa mereka sadari, ada seorang laki-laki yang dari tadi memperhatikan mereka. Dan mendengarkan perkacapan mereka berdua, laki-laki itu adalah Gilang teman sekaligus anggota geng tiger.

"Jadi humaira dan mahen itu suami istri... Dan bentar lagi mereka punya anak?.. Mustahil.." gumamnya, ia pun pergi berlalu. Tadinya ia ingin membicarakan sesuatu dengan mahen. Tanpa di sangka ia malah menemukan hal seperti ini.

                                   🫐🫐

Humaira melangkahkan kakinya melewati koridor sekolah, terlihat di sana sudah banyak sekali penghuni sekolah yang telah berdatangan. Ada yang menggunakan mobil, motor, dan ada juga yang diantar oleh orang tua nya.

Tak sengaja manik mata humaira, melihat aulia yang tengah berjalan di iringi gerombolan laki-laki yang bukan mahramnya, dan yang mengejutkan lagi, Aulia tak mengenakan hijab.

Aulia menggunakan pakaian yang sexsi, rok selutut, baju yang ketat hingga mencetwk buah yang menonjol di dadanya, dan make-up nya yang tebal.

Humaira pun menghampiri Aulia, dengan marah.

"Astagfirullah, allahu akbarAulia maharani .. " ucapnya dengan nada tinggi, lalu menarik Aulia dari gerombolan tersebut.

"Goblog.. Tololl.. Ngapain lo narik- narik gue?!.." ucap Aulia dengan sedikit menaikkan nada bicaranya itu.

"Kenapa kamu gak pake jilbab?! kamu.. Itu aurat aul.." ucap humaira dengan sangat esmosi.

"Terserah gue lah jangan ikut campur lo!!.. " teriaknya pada humaira.

kini mereka sudah menjadi pusat perhatian, semua orang yang lewat dan yang sedang berada di sana memperhatikan mereka.

"Ya pantes aku ikut campur kamu sahabat aku aul.. " ucap humaira dengan mata yang sudah berkaca-kaca.

humaira tak menyangka Aulia sahabat yang sudah ia anggap sebagai teman berani menyentak dirinya. Dan tidak menggunakan hijab. Humaira merasa perempuan di depannya ini bukan sahabatnya.

"Hah sahabat?.. " ucap Aulia dengan senyum smirik, lalu menghempaskan tangan humaira dengan kencang, hingga dirinya sedikit terhuyung dan hampir terjatuh ke belakang.

Aulia menyilangkan tangannya di dada.
"Dengar ini humaira!!! Lo bukan sahabat gue lagi.. " teriak nya, membuat humaira lemas, hatinya berdenyut sakit, air matanya mengalir begitu saja.

"Aul kamu ngomong apa? Apa maksudnya.. " ucapnya.

"Jika lo pinter, lo pasti ngerti.. " ucap Aulia lalu pergi berlalu meninggalkan humaira yang mematung di tempat. Dan menangis dengan tersedu-sedu.

'Aul kamu kok berubah apa salah aku?..' batin humaira kemudian ia pergi meninggalkan keturumunan itu.

Ihhh gak nyangka Aulia kok gitu..

Kasihan humaira..

Menurut gue humaira juga salah..

Ihh goblog banget Aulia dia gak beruntung dapat sahabat sebaik humaira..

Kira-kira itulah yang di bicarakan oleh murid-murid sekolah.








Maaf guyssss chapter ini sedikit..
Maksih yang udah baca.. 💐💝
So vote komen and share.
Dah cimoll


"Bayi Sang Ketua Geng Motor" (Tahap Revisi) Where stories live. Discover now