ALFHA || SIX

187 13 0
                                    

Hai! Balik lagi sama gue, Rama!🥸

Nemu cerita gue lewat mana nih?

Gue masih amatiran, jadi jangan berharap lebih🥸

Sebelum baca, berdoa dulu, semoga endingnya sesuai harapan🗿

KALO BACA JANGAN COSPLAY KODOK, SUKA LONCAT-LONCAT!

DEMI KEDAMAIAN BERSAMA, VOTMEN DULU, YA GAK🥸✏

🧼Happy Reading!🧼

Kalo gue cinta sama lo. Berarti lo harus cinta ke gue.

Alfha Keenan Jeandra

Alfha melenguh. Ia terbangun dari tidurnya. Ia meraba-raba kasur di sebelah kirinya dengan mata yang masih terpejam, tidak ada siapapun. "Caca kemana?" Gumam Alfha.

Ia melihat jam di Ponsel nya, yang menunjukkan pukul 02.00. Waktu yang terbilang masih larut malam. Alfha meletakkan kembali Ponsel nya ke atas nakas.

Menarik selimut untuk menutupi badannya lalu menutup matanya.

"Kayak ada yang aneh?" Monolognya. Ia rasa ini berbeda, seperti ada yang ia lupakan.

Deg.

Kedua mata Alfha membulat sempurna.

"Anjir, istri gue tidur di luar." Hebohnya sendiri, ia bergegas keluar dari kamarnya dengan baju yang sudah entah kemana. Memperlihatkan otot-otot perutnya yang keras dan menggoda.

Alfha menatap Istrinya sayu, "Maafin gue, Ca." Cowok itu menggendong Calzey bridal style, dan menaruhnya di atas kasurnya. Alfha ikut bergabung dengan tidur di sebelah Istrinya. Sesekali menyelipkan helaian rambut Perempuan itu yang berhamburan.

"Aku janji gak bakal bikin kamu terluka." Alfha mengecup kening Calzey cukup lama.

Meski tau hukum Janji yaitu tidak boleh di ingakari. Alfha tidak yakin dengan ucapannya barusan.

Ia mendusel gemas ke arah dada Calzey, menenggelamkan wajahnya disana. Hidungnya tak berhenti menghirup aroma stroberry dari tubuh istrinya.

Alfha memejamkan matanya kemudian ikut bergabung kedalam dunia mimpi. Tabun.

☆▪︎ALFHA▪︎☆

Calzey mulai mengerjapkan matanya, ia merasa matanya memiliki Lem perekat yang begitu kuat. Cewek itu merasakan sesak pada dadanya, kedua mata itu terbuka yang menujukkan tangan kekar berada di atas dadanya.

"ARGKH!"

BRUK!

"AKH!"

Alfha berdesis kesakitan, di pagi harinya ia sudah mendapatkan tendangan maut dari istrinya. Perutnya begitu sakit, rasa ingin menangis tapi gengsi lebih kuat.

"Lo ngapain peluk-peluk gue?!" Sungut Calzey galak.

Alfha mendengus kesal, ia merengutkan dahinya. "Lo bisa diem sehari gak sih? Gue ngantuk!"

"Tidur sana! Gue mau mandi."

Calzey beranjak dari tempat tidur itu dengan tertatih, ia merasakan area sensitifnya terasa sakit.

"Akh,"

Alfha berdecak kesal, "Lo bisa diem dulu gak?!"

Alfha berjalan menghampiri Calzey yang meringis di ambang kasur, dan membawanya kembali ke kasur untuk berbaring.

Love Disorder [TAHAP REVISI]Where stories live. Discover now