Abang...

79 22 150
                                    

Pagi ini entah Marsha sedang sinting atau apa. Dia membawa sekotak sandwich, menghampiri kelas Arfin saat jam istirahat pertama. Sambil menjejalkan sandwich itu penuh-penuh ke mulut Arfin agar cepat habis, Marsha menceritakan hal-hal lucu yang terjadi di kelasnya sampai Arfin nyaris tersedak karena geli ingin tertawa.

Pas jam kosong Bahasa Inggris kemarin, Soni, anak yang terkenal cuma mau numpang tidur di sekolah, dia tidur tuh di belakang kelas. Terus tiba-tiba Pak Santoso sang guru agama datang bawa soal titipan Bu Yeni. Pak Santoso yang melihat Soni tidur malah mengerjainya. Beliau yang kebetulan membawa Alqur'an karena mau mengajar di kelas sebelah, duduk di sebelah Soni yang tidurnya kayak orang semaput lalu membacakan Yasin. Alhasil anak-anak sekelas jadi latah ingin mengerjai lalu ikut duduk mengerubuni Soni dan mendoakan. Soni yang terbangun karena kaget ada ramai-ramai orang mengaji di depannya malah planga-plongo sekaligus ngeri karena dikira dia udah pindah alam. Gelak tawa langsung memenuhi ruang kelas. Heboh banget jadinya jam kosong waktu itu.

"Kamu ikut doain juga?" tanya Arfin sehabis tertawa.

"Nggak lah. Nggak ikut-ikutan jahil mah aku orangnya," cengir Marsha.

"Nggak setia kawan!" Arfin mengacak puncak rambut Marsha yang hari ini dibiarkannya terurai, dan jadi sewot karena kini anak rambutnya mencuat kesana kemari.

"Iiih... kan jadi berantakan, A'...."

Pamandangan yang menampilkan kemesraan keduanya patutlah menjadi bahan irian anak-anak yang melihatnya. Bahkan mungkin bucinnya mereka melebihi cerita-cerita novel romansa atau drama-drama korea yang ceritanya walaupun klise tetap membuat hati cewek berbunga-bunga.

"Kasih minum dong, Oppa-nya.... seret tau makan doang!"

"Duh, baginya ke Arfin doang, nih, kita-kita nggak?"

"YANG JOMBLO LEWAT AJA!"

Dan segala komentar itu mereka tanggapi sambil lalu, sampai-sampai mereka tidak sadar, ada sepasang mata yang mengintai mereka penuh kebencian. Mencabik-cabik rasa putus asa hingga dasar paling kelam. Berbulan-bulan dia menunggu kesempatan untuk ide briliannya diberi panggung. Dan prok, prok, prok!!! Sekarang lah saatnya untuk mengeksekusi.

Marsha meletakkan kotak sandwich di pangkuan lalu mengeluarkan smartphone yang bergetar di sakunya. Senyumnya yang merekah bersama Arfin mendadak hilang tanpa jejak. Bahkan jantungnya mencelos begitu melihat video yang dikirim ke nomornya, dari nomor tidak dikenal!

Video itu bersetting di rumah Mona saat malam ulang tahun sahabatnya itu, memperlihatkan Mona dan Bintang yang sedang berciuman di depan kamar Mona. Setelah itu, Bintang menarik tangan Mona, membawa cewek itu masuk ke kamar.

Tercekat, Marsha langsung membekap mulutnya rapat-rapat. Siapa yang mengirim video kayak gini, sih? Apa motifnya? Belum selesai, di bawah foto itu, si pemilik nomor tak dikenal menambahkannya dengan pesan teks.

Gue punya lagi yang lebih syur. Kalau mau lihat, temui gue di gedung belakang jam 12. Kalau nggak mau, ya udah, kita main tebak-tebakan aja, kalau video syurnya yang tersebar, kira-kira karir Mona bakal hancur nggak ya? Dia bakal di DO dari sekolah nggak, ya?

Maunya apa sih? Kerut khawatir terpatri di kening Marsha sementara keringat dingin mendadak membasahi tubuhnya. Sialan! Kalau lupa harga smartphone mahal, Marsha sudah membanting benda di tangannya itu demi menghilangnya video di sana. Mona sudah menceritakan segalanya, jadi Marsha sudah tahu apa yang akan terjadi selanjutnya di dalam. Yang paling menjengkelkan, ternyata itu nomor yang sama dengan yang sudah mengirim foto-foto dirinya dan Rian. Maunya apa sih orang ini?

"Kenapa sih?" tanya Arfin. Reaksi Marsha yang seakan baru ketiban sial membuatnya ikut khawatir dan ingin tahu. Apa yang Marsha lihat di smartphonenya barusan?

The Prince's Escape [Season#2 END✅]Where stories live. Discover now