Kamu cantik....

1.4K 61 122
                                    

Keesokan harinya saat datang ke sekolah, Marsha hampir saja telat. Untung belum bel masuk. Semalaman dia jadi tidak bisa tidur memikirkan semua omongan Rian, terlebih menyadari keadaan Arfin yang sebenarnya. Pundaknya seolah sedang ditumpu oleh beban berton-ton beratnya. Meski semua omongan Rian benar, tapi dia tetap ingin menyangkal. Selagi Arfin masih ingin tinggal di sini, dia tidak akan mau mengusirnya, kecuali Arfin sendiri yang ingin pergi. Tidak terdengar egois, kan?

Smartphone Marsha bergetar di saku sweaternya. Dia membukanya dengan tatapan aneh mengarah ke sekeliling. Pasalnya, anak-anak di sekitarnya juga serentak mengangkat smartphone masing-masing. Setelah dilihat, ternyata itu pesan berupa foto-foto dan video dari nomor tidak dikenal. Jantung Marsha hampir saja berhenti berdetak. Matanya menyipit tidak ingin mempercayai apa yang dilihatnya. Itu semua foto-foto dia bersama Rian saat kemah kemarin. Foto-foto yang pasti akan memunculkan spekulasi kebenaran dari perselingkuhannya dengan Rian. Marsha berdecak kesal.

Kakinya masih melangkah sementara matanya memandang dengan jengah foto-foto itu. Beberapa foto saat dia diajak Rian melihat kunang-kunang dan satu video saat Rian memegang pipinya lalu bilang, "lo cantik". Marsha berhenti mendadak ketika tiba-tiba ada tangan yang melintang menghalangi jalannya. Dia terkesiap saat tahu siapa pemilik tangan itu. Matanya membulat melihat Rian tersenyum padanya.

"Nggak sadar ya, kalau hampir nabrak pintu?" ujarnya.

Marsha melihat ke arah dagu Rian menunjuk. Benar sih, tepat di depannya ada pintu kelas yang sedang terbuka. Kepalanya sudah benjol kalau Rian tidak menghentikan langkahnya.

"Makasih." Marsha langsung berbalik arah meninggalkan arah kelasnya. Matanya melirik kanan kiri melihat ekspresi anak-anak yang tersenyum mengolok padanya setelah mereka semua melihat foto-foto yang sama di smartphone masing-masing.

"Cie... udah terang-terangan nih?"

"Duh, Arfin kasihan ya diselingkuhin di depan mata!"

"Salah pilih cewek dia!"

Marsha terus melangkah, menutup telinganya rapat-rapat agar tidak mendengar olokan untuknya yang sahut-sahutan. Sementara Rian yang juga cuek, mengikuti Marsha.

"Kak Rian kan yang nyebarin foto-foto ini?" tuduh Marsha seketika.

"Foto apa?" Rian balik bertanya, "Kan dari tadi gue di sini, nggak pegang hp!"

Namun dari sudut matanya, Marsha bisa menangkap senyum misterius tercipta di bibir Rian. Dia curiga kalau Rian punya suruhan untuk memotret momen-momen itu lalu menyebarkannya. Marsha mendesah gusar saat merasa dirinya dijebak. Rian sialan! Kunang-kunang sialan!

Terserahlah, Marsha enggan mencecarnya. Dia terus berjalan cepat-cepat agar Rian kewalahan mengejarnya.

"Mau kemana? Kan kelas lo ke arah sana?" tanya Rian.

"Ke toilet!"

Mendengar jawaban judes itu, Rian malah mendenguskan tawanya. Menurutnya Marsha malah jadi lebih menarik setelah cewek itu menolaknya. Sikap angkuh cewek itulah yang membuatnya semakin penasaran. Dan situasi sekarang semakin menguntungkan untuknya.

Dari lantai atas, di depan kelasnya, dengan kedua lengan menyangga atas tembok rendah pembatas, Arfin menatap tajam menyaksikan adegan mereka berdua di bawah. Dia melihat Rian memilih pergi setelah Marsha masuk ke toilet. Tapi ternyata drama pagi ini belum berakhir. Ada dua cewek yang bergelagat aneh saling berbisik di depan pintu toilet yang baru saja Marsha masuki, kemudian mereka ikut masuk. Dengan kerut khawatir di dahinya, Arfin memutuskan untuk turun. Di perjalanan, langkahnya dihambat oleh anak-anak yang tidak tahu situasi. Mereka menyalami dan memberinya selamat karena telah mendapat medali emas Olimpiade. Arfin hanya menanggapi seperlunya karena fokusnya saat ini adalah Marsha. Dia takut kedua cewek itu akan berbuat sesuatu yang buruk kepada Marsha.

The Prince's Escape [Season#2 END✅]Where stories live. Discover now