Chapter .12.

1.3K 26 0
                                    

Happy reading




°°°°°
Ehm, kamh lagi baca buku apa? " Tanya nya lagi tak pantang menyerah. Tetap saja tak ada respon, bahkan untuk menoleh saja enggan.

Kringgg...

Bell istirahat berbunyi.

"Yan, ayo Makan bar--"

Belum selesai dengan ucapan nya, Rayan terlebih dulu berdiri dan berjalan mendahului nya.

"Sory gue udah ada janji sama cewe gue. " Ucap nya lalu melenggang pergi.

Giselle menggebrak meja belajar nya kasar karna kesal. "Bisa bisa nya dia cuekin gue. " Kesal nya.

Tak lama dia di hampiri seorang lelaki yang berada di samping bangku nya.

"Ke kantin sama gue aja. "Ajak lelaki itu, Giselle mendongak melihat siapa lelaki itu, dan matanya terbelalak.

"G-Geo."

lelaki itu membalas dengan senyuman.

°°°°

Rayan berjalan menuju kelas Sang pujaan hatinya, huh hari ini memang hari yang beda rasanya, yang biasanya dia marah marah dengan Zay kini malah ingin uwu uwu dengan gadis yang sering membuat nya pusing.

Sedang berjalan ia malah berpapasan dengan lelaki yang dulu pernah memukul Zay. Mata nya berkilat sengit satu sama lain, bagai singa yang bertemu dengan musuh nya.

Rayan juga baru tau jika dia murid di sini, ah mungkin saja baru pindah, ah bodoamat bukan urusan dia jika dia mahluk mana dan ingin pindah di mana, selagi tidak mengganggu kekasih nya lelaki itu aman.

Rayan sudah memasuki kelas Zay, terlihat gadis itu sedang berada di kursinya dengan kepala yang bertumpu pada tangan nya, dia tidur.

sepi, hanya dia dan Zay di sini, apa Zay tidak ingin mengisi perut nya? Kenapa dia tidak ke kantin.

Rayan membuka benda pipih dan mengetik sesuatu

Geno
Online

Ge, ke kls Zay, bwa mie ayam 1 prsi.

Aelah bre, gw lgi mkn anjr

Ada byrn nya
Klo ga mau gw srh jefran aj

Eh ini lagi otewe sabar lah bre

Setelah itu Rayan menutup ponselnya, huh memang sahabat nya ini mata duitan, Rayan memasukan Ponsel nya di dalam saku nya.

Ia mengamati gadis cantik yang sedang tertidur di depan nya ini, Rayan menyelipkan rambut yang menutupi wajah Zay ke belakang telinga. Rambut itu menghalang kecantikan Zay saat ini.

"Kenapa cantik banget si, kan gue pengen nyium. " Lirih nya pelan, dagu nya ia sangga dengan tangan nya, mengamati wajah Zay, dari hidung yang sedikit mancung, bulu mata lentik, alis sempurna, bibir pink alami dan wajah yang mulus. Ah sempurna di mata Rayan.

"Hayo! Ngapain lo. " Rayan terjengit kaget, lalu ia menatap bengis manusia yang berani membuat nya kaget, untung Zay tida terbangun.

"Mau mati lo. "Desis Rayan. Pelaku hanya tersenyum tanpa dosa dan memberi satu mangkuk mie ayam porsi lengkap dengan esteh.

" ini pesanan nya yang mulai. "Ucapnya tanpa dosa. Rayan mendenggus kesal.

[ZAYARA]Where stories live. Discover now