Chapter. 15.

1.3K 21 6
                                    

Haiii
Mat bacaa...
Annyeongg kangen ga sama Eraaa wheheee
.
.
Kringgg..

Bel pulang berbunyi, dan semua siswa sedang sibuk bersiap siap untuk pulang. Rayan setelah selesai dengan semua alat tulis nya ia pun beranjak dari tempat duduk nya.

Baru saja ia ingin berdiri tiba tiba tangan nya di tarik dengan seseorang. "Rayan aku boleh ga nebeng ke kamu? " tanya Giselle dengan wajah memelas.

Rayan berdecak, tidak sudah sudah orang ini mengganggu dirinya dari tadi, mengganggu nya saat belajar, intinya hari ini Rayan sangat Risih.

Rayan menyentak tangan nya kasar. Lalu berlalu tanpa kata kata apapun.

Giselle yang melihat perilaku Rayan pun menggeram kesal.

Lagi lagi di cuekin lagi lagi di cuekin. Gerutunya dalam hati.

Tapi tak lama ia tersenyum senang. Lihat aja Rayan, gadis yang lo prioritas kan itu apa dia masih jadi gadis sekarang?Batinnya tertawa senang.

Lalu ia mengambil tas nya dan berjalan keluar kelas.

***

Rayan sudah sampai di kelas IPA II tapi ia tak melihat Zay sama sekali, hanya melihat Ghena yang sepertinya ia piket hari ini.

Rayan memutuskan untuk menghampiri Ghena. "Na, lo liat Zay ngga? " Tanya Rayan kepada Ghena yang sedang menyapu.

"Owh Zay? Tadi dia keluar pelajaran PPKN, dan sampe sekarang blom ke kelas, tu tas nya masih di kursi. " jawab Ghena sambil menunjukan tas Ransel Zay yang masih di kursi.

"Oke thanks info nya. " ucap Rayan lalu mengambil Tas Zay yang masih di kursi, lalu berjalan keluar dari kelas untuk mencari Zay.

Saat ia berjalan di koridor, ia teringat pagi tadi melihat Geo yang sepertinya sudah bersekolah di sini. Tiba tiba Rayan tejengit kaget.

"Zayka dalam bahaya. " ucap nya lalu berjalan dengan cepat sembari mengotak ngatik ponsel nya menelpon Zay.

"Nomor yang Anda tuju sedang tidak aktif moh-" ia lalu mematikan ponsel nya saat ia tahu jika Zay tidak aktif.

Rayan tau tempat di mana biasanya Zay kunjungi. Lalu Rayan berjalan cepat untuk menuju ke tempat itu.

Saat sudah sampai di sana taman belakang netra nya tak menangkap orang yang ia cari sekarang. Rasanya ia ingin berteriak frustasi hari ini.

Ia sangat khawatir jika Zay kenapa kenapa, apalagi ia ingat dengan seseorang yang dulu ingin sekali melukai Zay.

ting ting ting tingg.. Drrttt drtt.

Ponsel di saku nya berbunyi, ia merogoh ponsel tersebut lalu melihat siapa yang menelepon nya.

Sayang ku💕

Rayan menghembuskan nafas nya lega, ternyata kekasihnya itu tidak kenapa kenapa. Rayan menggeser tombol hijau tersebut.

"Halo yan, gue lagi di warung bakso di sebrang, lo jemput gue ya jangan lupa bawa tas gue di kelas". Ucap seseorang dari sebrang sana dengan tanpa dosa sekali.

"Bisa ga sih, klo mau kemana mana tu hubungin aku dulu, aku udah panik nyariin kamu. " Ucap Rayan kesal lantaran Yang ia cari malah santai menikmati bakso di sana sedangkan dia kelimpungan mencari nya.

"Hhe ya maaf dong, dah ah jemput aja geepel panas ni. " lalu Zay mematikan Sambungan secara sepihak.

Rayan mendengus kesal. "Untung sayang." Ucap nya lalu pergi dari taman belakang.

[ZAYARA]Where stories live. Discover now