Chapter.16.

1.2K 23 2
                                    

HAPPY NEW YEAR KALIAN SEMUAA✨🤩
GIMANA GIMANA BAKAR APA SEMALEM? KALO ERA BAKAR PERASAAN ORANG EAKK

SELAMAT TAHUN BARU SEMUAA!!
TETEP STAY DI ZAYARA 😘

SORY GAIS TELAT UP SEHARUS NYA MALEM TADI CUMA KETIDURAN, DAN INI BARU BANGUN TIDUR😭
•••

Melinda sudah pulang dari butik nya dengan membawa Retengan jajan seperti cake mangga untuk Zay dan cake coklat untuk Giselle.

Ia sengaja membeli dua karna selera kedua gadis itu beda.

"ASSALAMU'ALAIKUM GIRL, LIAT MAMI BAWA OLEH OLEH DARI LUAR. " Teriak Melinda namun tak ada manusia yang ia harapkan.

"Bi ini Zay sama Giselle udah pulang atau belum? " tanya Melinda kepada ART nya.

"Udah nyonya, kayanya non Zay sama non Giselle ada di kamar atas nyonya. " jawab ART nya sopan, Melinda mengangguk lalu berjalan menuju lift untuk ke kamar atas.

Sampai di lantai atas ia mendengar keributan dari kamar  Zay. "Emang anak dua ini dari dulu ga pernah akur, heran. " gumam nya.

Ceklek

ia membuka kamar anak gadis nya itu.

Plak

Ia melihat Zay menampar Giselle dengan  kuat

"LO ITU NUMPANG DI SINI JADI GAUSAH BANYAK MAU DAN LO JUGA GAUSAH SOK BERKUASA"

"ZAYKA! "

Zay menoleh ke arah pintu yang kini menampakan Wujud Melinda yang berdiri dengan mata menyulut amarah.

"Mami." Panggil Zay lirih, mata nya beralih kepada Giselle yang menangis tersedu sedu memegang pipinya.

Melinda berjalan dengan langkah cepat ke arah ke dua gadis itu.

"Mami ini ga seperti yang mami pikirkan ini-"

"Diam, mami sendiri yang liat kamu nampar Giselle dan ngatain Giselle seperti itu, mami ga pernah ngajarin kamu buat kaya gitu Zay. "Bentak Melinda marah, ia merangkul Giselle yang sedang menangis itu.

Tangan Zay mengepal, kenapa Mami nya lebih memilih orang itu dari pada dirinya? Kenapa orang hanya melihat jahat nya saja tanpa melihat kenapa ia bisa jahat.

"Ayo nak, kita keluar dari kamar ini, biar Mami kompres pipi kamu. " lalu Melinda berjalan melewati Zay dan hanya menatap Zay datar.

"Mami, Zay bisa jelasin semua ini mami. " mohon Zay memegang lengan Melinda namun di tepis kasar oleh Melinda.

Brak

Pintu tertutup kasar,ia terduduk di lantai kamar nya Zay menatap kepergian Melinda dengan air mata yang sudah menetes, Zay menangis sejadi-jadinya di kamar.

"Brengsek." Umpat nya sembari memukul lantai kamar nya dengan tangisan pilunya.

°°°

Melinda membawa Giselle ke kamar Giselle sendiri.

"Udah jangan nangis sayang, nanti Wajah kamu nambah bengkak lo. " ucap Melinda sembari memeluk Giselle dan mengusap kepalanya.

Giselle mengangguk. "Mami ambil kompresan di bawah ya, kamu di sini aja jangan nangis okey. " Giselle mengangguk.

Lalu Melinda pergi meninggalkan nya sendiri di kamar.

Setelah pintu kamar tertutup, tangis pilu nya hilang dan berganti dengan wajah senyum merekah kemenangan.

[ZAYARA]Unde poveștirile trăiesc. Descoperă acum