Keenan 9

1.6K 233 12
                                    

Setelah sedikit bermain dengan sang kakak sulung, Keenan mandi dan membersihkan tubuhnya hingga wangi. Tentu saja wangi bayi.

Saat ia sudah diujung tangga untuk turun, pandangannya membulat. Kenapa sangat ramai????? Ada sekitar 8 orang yang duduk santai bersama kakak-kakaknya.

Keenan turun dengan perasaan sedikit takut dan canggung, semua orang disana berparas bule semua. Gagah dan jantan. Walaupun pernah bertemu, Keenan itu sudah ingin membatasi interaksi bersama mereka. Kalau bisa harus ada jarang 5 meter.

"Halo, brother-brother sekalian, kok kesini sih? Seharusnya nggak usah, merepotkan kalian dan menyusahkan Keenan." Ujar Keenan dengan sangat canggung. Anak itu langsung ngacir pergi mencari kesenangannya sendiri.

"Sepertinya dia sangat tidak suka melihat kami disini, kak. Padahal ini juga rumah grandma dan grandpa kami" ujar salah satu dari mereka.

Orang-orang disana terkekeh gemas. Menertawakan ketakutan Keenan.

"Bahkan dia memberi kita tatapan sinis." Timbal yang lainnya.

"Bombastic side eyes!!!" Ujar yang lain

"Dia begitu karena belum kenal, jadi hanya memberi tatapan sinis. kalau sudah dekat kalian akan tau kalau dia akan tantrum 3 kali sehari. Dan itu sangat menguras energi." Jawab Jerry dengan yakin.

Ya, mereka adalah sepupu Herper bersaudara. Mereka cucu dari adik, William -sang kakek.

"Belum dekat saja sudah seperti ini, apalagi dekat. Naik tensi setiap hari kali."

Mereka mengobrol dengan bahasa Jerman. Untuk bahasa Indonesia, mereka bisa. Hanya jarang digunakan. Mungkin baru dengan Keenan mereka menggunakannya. Yah, mereka dipaksa untuk mengambil kursus bahasa Indonesia, karena ada keluarga yang tinggal di sana. Jadi, merek dituntut untuk bisa berkomunikasi.

Kembali kepada sang bungsu, lelaki manis itu tengah duduk di pinggir kolam. Berbeda dengan rumah daddy-nya, disini hanya ada tanaman tanpa buah. Ia merindukan halaman rumah yang di tumbuhi banyak buah.

Anak itu mengedarkan pandangannya, tatapannya tertuju pada kolam yang terdapat di pojokan pagar. Terlihat luas dan terawat.

Keenan lantas bergegas melihat penemuan barunya. Saat di lihat ternyata itu kolam ikan. Ikan berwarna oranye, merah, putih dan hitam itu membuat mata Keenan berbinar.

"Cakep banget, pasti mahal, apalagi ikan yang punya jambul itu." Monolognya sendiri.

"Penasaran banget mau pegang jambulnya."

Keenan mencoba memasukkan tangannya ke dalam kolam. Berharap dapat menggapai 'ikan berjambul' impiannya.

"Kalo masuk ke sana, bakal di marahin gak ya?"

"Dalem gak nih?"

"Ntah licin, jatoh, dimarahin lagi."

Keenan sibuk dengan pikirannya sendiri sembari berfikir bagaimana cara mengambil ikan tersebut.

Keenan melihat ada makanan ikan dipojok kolam. Anak itu tersenyum penuh ide.

Ia menaburkan segenggam makanan ikan, tentu saja hewan ber-insang itu berkumpul mengambil makanannya.

Keenan memanfaatkan hal itu untuk mengambil ikan yang diidamkannya.

Tentu saja dapat. Kecepatan Keenan tidak dapat di ragukan.

"Kok lembut begini, ya?"

"Sabar dong fish, akutuh belum selesai ngelus kamu. Belum puas."

"Kalo di jual dapet berapa, ya?"

KEENAN IIWhere stories live. Discover now