Keenan 12

1.2K 177 21
                                    

Keenan ternyata mengajak Kinan ke kamar. Serius remaja itu ingin menjauhi seluruh laki-laki di rumah megah itu untuk beberapa saat.

"Mommy" panggil keenan kepada sang ibu yang sedang melipat bajunya.

"Kenapa? Susunya sudah habis?"

Keenan menggeleng ribut.

"Mommy, buatkan keenan adik."

Kinan melotot mendengar penuturan keenan. Yang benar saja.

"Kenapa seperti itu? Nanti kalau punya adik keenan tidak di sayang lagi."

"Biar kegilaan mereka gantian ke baby nya. Jangan ke keenan lagi."

Ah... kinan paham. Si bungsu ternyata sedang sensitif setelah di jahili saudaranya. Melihat wajah keenan yang memerah dan berbicara dengan pelan membuat sang ibu sadar betapa lelahnya anak itu.

"Nanti kalau mommy bikin adik bayi bersama daddy, tidak ada yang akan membantu Keenan menghindari kakak."

"No!! Kalau sudah ada adik, kakak pasti akan memperhatikan adik. Kalau mommy menolak, biar keenan bilang ke daddy!" Ujarnya sedikit memaksa.

"Apa? Kenapa daddy di sebut sebut?" Heran Thomas yang baru masuk.

"DADDY BUATKAN KEENAN ADIK!!" Thomas yang ditodong dengan kalimat tersebut seketika langkahnya.

"Hah??!"

"Buatkan adik." Ujarnya lagi.

"Mom??" Heran sang kepala keluarga. Sang istripun hanya mengangkat bahunya tak tahu.

Thomas maju mendekati keenan yang duduk diatas kasur. Ia memperhatikan anaknya tersebut. Dengan seksama.

"Daddy panas." Ujar keenan kepada sang ayah seperti sedang mengadu.

Thomas jelas panik. Ia dengan segera menempelkan tangannya ke kening Keenan.  Dan langsung memeluk sang anak. Wajar saja ngelantur, sedang mode sakit.

"Mom, Keenan sepertinya demam. Badannya panas. Coba di kompres atau kita langsung ke rumah sakit."

Keenan jelas berontak. Ia menangis dan mempertanyakan maksud perkataan daddy nya. Dia ingin adik bayi bukan ke rumah sakit.

"Keenan tidak demam. Kenapa harus ke rumah sakit. Keenan sehat. Cuaca saja yang sedang panas." Balas Keenan dengan cepat.

"Ayo beri keenan adik, daddy." Ucapnya lagi masih dengan berderai air mata.

Thomas dan Kinan sudah tidak bisa berkata-kata lagi. Umur mereka sudah tidak sepantasnya untuk membuat anak lagi.

"Sudah ya, sayang? Keenan butuh istirahat. Besok kita jalan-jalan." Keenan hanya menggeleng di pelukan sang ayah.

Anak itu tetap menangis dan membuat sepasang suami istri itu bingung harus bagaimana.

"Kenapa menangis? Mana yang sakit, sayang? Jangan buat saddy ketakutan."

Keenan tetap menangis bahkan lebih kencang. Entahlah, Keenan sangat sensitif saat ini. Badannya terasa pegal, suhu tubuhnya juga sedikit panas, dan kepalanya berkunang. Keenan tidak bisa mengatakan apapun selain menangis.

Pasal ia menangis sebenarnya bukan karena kakaknya, tapi memang perasaannya saja yang sedang tidak bagus.

"Keenan, sayang. Ayo bicara pada daddy. Kalau Keenan menangis, nanti sesak nafas." Thomas tak hentinya bertanya kepada sang bungsu.

"Badan keenan tidak nyaman daddy." Ujarnya dengan isakan.

"Kenapa? Disebelah mana?" Keenan hanya menggeleng. Jujur dia pun bingung menjelaskan.

Kinan mengelus lengan gagah sang suami. Keenan takut Thomas akan berlaku kasar seperti sebelumnya.

"Jaga dulu ya, dad. Mommy panggilkan Jerry." Thomas hanya mengangguk dan mengelus punggung Keenan kembali.

"Daddy, kaki Keenan pegal." Ucapnya.

Thomas menyikap selimut yang membungkus anaknya, ia dengan telaten mengusap bahkan sesekali mengurut kaki sang anak.

"Baby Ken jangan sakit, daddy tidak suka. Daddy jadi sedih, nak." Tangis Keenan semakin pecah.

Ia menyesal bilang ingin adik. Sekarang ia takut kalau ia akan dibuatkan adik sungguhan. Thomas pasti lebih sayang adik. Keenan tidak bisa memeluk daddynya lagi.

"Daddy, tidak jadi mau adik. Mau peluk dan cium daddy saja." Ujar anak itu dengan suara sesegukan.

Thomas mengeratkan pelukannya, "apa yang sakit? Ayo bilang ke daddy."

"Seluruh badan Keenan tidak nyaman, daddy. Keenan baik-baik saja, tapi rasanya pegal, Keenan juga meriang." Akhirnya anak itu bersuara dengan sedikit jelas.

Saat pintu terbuka Keenan menyembunyikan wajahnya ke dalam dada sang daddy. Ia malas melihat wajah Jerry. Sangat menyebalkan.

"Kenapa, dad?" Tanya Jerry dengan sedikit panik.

"Badan adikmu panas, Keenan juga mengatakan kalau pegal."

Jerry menghembuskan nafas lega, "gejala demam, dad. Untung daddy tidak ceroboh dengan membawa Keenan ke rumah sakit. Bisa-bisa beda diagnosa. Penyakit di Indonesia dan disini berbeda."

Jerry maju berniat ingin merasakan suhu sang adik. Tapi Keenan seakan menolak.

"Tidak mau, tangan kak Jerry bau gara-gara pegang pipi suster waktu itu." Ujar Keenan dengan wajah yang tak terlihat.

"Keenan, ini tidak ada hubungannya dengan dia, sini kakak periksa suhu tubuhmu."

"No!! Putuskan dulu dia."

"Apa-apaan! Ayolah kakak hanya ingin tau keadanmu."

"Kakak harus tau kenapa aku benci suster itu, dia hampir mencabut selang infus Keenan dengan kasar. Untung ada suster lain yang mencegah." Penjelasan Keenan membuat Thomas menggertakan rahangnya.

"Kamu mengatakan itu karena kamu benci dia. Dia baik." Jerry kekeh membela sang pujaan hati.

"Jangan pegang-pegang Keenan kalo kakak belum putus dari dia."

"FINE!!"

"Jerry!!!" Teriakan Thomas membuat Keenan kembali menangis.

"Its okey daddy. Keenan tidak perlu di periksa. Ayo tidur bersama malam ini."

Kinan hanya memperhatikan dalam diam. Kedua anaknya bertengkar karena orang asing.

"Yang dikatakan Keenan tadi sungguhan?"

"Tidak usah di percaya mommy, anggap Keenan sedang marah kepada kak Jerry karena mainan. Ayo mommy tidur."

Ketiga orang itu salung berpelukan. Sampai Thomas dan Kinan tertidur. Keenan tetap terjaga.

Bohong kalau ia tak merasa bersalah. Sekarang semuanya jadi canggung. Seharusnya dia sadar diri bukan? Dia baru beberapa waktu bersama keluarga ini.

Keenan mencari ponsel salah satu orang tuanya. Kalian tau apa yang ia lakukak?

"Kak, Keenan say sorry ya, semoga bisa lebih baik untuk semuanya."

Anak itu mengirimkan pesan kepada Jerry. Entab bagaimana respon orang di seberang sana, keenan akan lihat nanti.

Ia menatap sekelilingnya. Tempat yang membuatknya dilimpahkan banyak kasih sayang. Keenan sedikit heran kemana orang-orang pergi. Biasanya semuanya akan ribut melihat Keenan untuk hal sekecil apapun. Entahlah.

________________TBC!!!
Jan lupa vote, comment, share, and follow yaaa :)
See tou next chap!!

Gueh lupa ama alur ceritanyaa, next chap kita bikin Keenan ultah lah ye kannn.

Typo maapin, gak nyambung?? Yaudahhhlah

I wuff you
Juju
19032024

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: 6 days ago ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

KEENAN IIWhere stories live. Discover now