Keenan 10

1.8K 224 20
                                    

"tu kan gue bilang juga apa, udah tantrum lagi." Ujar Jerry kepada semua orang.

Sang sepupu pun hanya mengangguk paham dengan wajah serius. Seperti sedang mendengarkan dosen memberi materi.

"But, he's cute."

"Dulu mommy pengen anak cewek, tapi yang keluar malah cowok. Tapi, bener-bener copy-an mommy sih. Mirip sama kita cuman di beberapa bagian aja." Ujar Jerry lagi.

Entahlah, Jerry banyak sekali mengoceh tentang Keenan seolah-olah sudah mengenal adiknya sedari kecil.

Ya, boleh di akui, Jerry yang paling sering ber-interaksi dengan Keenan. Walaupun Holand yang paling menjadi favorit Keenan.

Entah itu manja maupun bertengkar. Jerry pasti menjadi figur yang cukup penting bagi Keenan dalam menyesuaikan diri di rumah barunya itu.

Holand hanya melihat dan mendengarkan perkataan Jerry dengan seksama, sedikit menyeringai karena tau kelakuan Jerry akhir-akhir ini. Mengabaikan Keenan.

"Aku akan menyusul Keenan." Ujar Holand. Adik kecilnya itu tengah mandi. Seperti yang kalian ketahui, adiknya itu baru saja bermain dengan dunia nya.

"Aku akan ikut"

"Aku juga"

"Ayo lihat'

"Ayo"

"Aku mau lihat juga."

"STOP!!" Holand menghela nafas berat. Kenapa semua orang jadi terobsesi kepada adiknya? Obsesi? Okey, berlebihan.

"Aku hanya akan menghampirinya sendiri. Tidak dengan kalian."

"Kenapa? Dia juga adik kami kan? Tidak, kami akan ikut."

"Terserah."

Holand berjalan dengan cepat. Dan yang lain pun ikut mempercepat kan langkahnya. Karena takut kalah saing, Holand berlari sampe ke kamar Keenan. Dan cepat-cepat mengunci pintu.

"Kak, kenapa?" Tanya Keenan dengan heran kepada Holand. Anak itu tengah menyisir rambutnya dengan mata yang membulat heran juga terkejut.

"Bro!! You cant do this! He is our brother too!!"

"Open the door!"

"Heyy, We wanna see him. Why you so weird. Crazy bastard!! Open the door. Kami juga ingin main dengan Keenan."

Teriakan dari luar sebenarnya sangat menggangu Holand. Tapi, biarlah. Yang penting Keenan tidak di eksekusi oleh mereka.

"Kak, muka Lo kayak orang bener loh." Ujar Keenan dengan pelan.

"Ha?"

"Engga, heran aja, aneh banget. Lebih aneh daripada Keenan." Ujarnya dengan sedikit nyengir.

"Keluarga ini kekurangan seseorang yang lucu. Sangat menyesakkan mereka menjadikanmu santapan empuk."

"Santapan. Dipikir Keenan hidangan apa ya?"

"Ibarat. You know ibarat?!"

"WAH, KAKAK IKUT BAHASA CAMPUR-CAMPUR KEENAN?"

Holand menghela nafas. Okey, terlepas dari 7 orang di luar. Kini Holand akan mengahadapi kegilaan Keenan sendiri.

"Kenapa seperti itu? Keenan lelah ya? Sampai menghela nafas sepanjang itu. Lelah kenapa? Kakak hari ini tidak bekerja. Apakah lelah gara-gara berlari ke kamar Keenan? Wah, lemah juga, ya?"

"Lupakan. Cepat selesaikan kegiatanmu. Kita turun ke bawah. Kamu belum makan."

"Kak, disini gak ada buah, ya? Beda banget sama di rumah."

KEENAN IIWhere stories live. Discover now