1. SELEB

114 18 1
                                    

Nama ku via, dan nama panjangku vianka baby agianza. yah, itu nama pemberian dari kedua orang tuaku dari mama dan dari papa. Aku bukan anak tunggal mereka namun aku punya seorang kakak yang hanya selisih sekitar 2 tahun denganku sekarang dia sudah di perguruan tinggi, panggil saja dia bang Bima.

Aku adalah siswa SMA yang baru saja naik ke kelas 3. Oh ya sebuah fakta tentang ku, beberapa hari lalu juga aku harus mengakhiri hubunganku dengan kekasihku. Sebenarnya aku tidak ingin membahasnya namun sudahlah.

Dibilang sedih pasti ada, dibilang galau juga ada namun aku tidak akan berlarut-larut di dalamnya. memikirkan sesuatu hal yang tak penting untuk dipikirkan. Menurutku inilah keputusan yang benar walaupun beberapa pihak mengatakan aku keliru dalam mengambil keputusan.

Menurutku ini hidupku jadi yang berhak untuk menentukannya adalah diriku sendiri, yang lain hanya dapat memberikan masukan bukan menentukan jalan hidupku.

Penyesalan? Hingga saat ini aku belum merasa menyesal untuk pergi dari hidupnya. Bukannya aku benci dengan dirinya tapi memang hingga detik ini aku belum merasa menyesal.
Mengingat besok adalah hari pertama masuk sekolah lagi setelah libur. Dan itu artinya aku harus bertemu lagi dengan dia, namun dengan versi yang berbeda.

***

Pulang dari rumah Rumi, setelah membuat tugas video, via harus duduk di halte menunggu jemputan, bukan karena tidak membawa kendaraan sendiri namun ban motornya harus meletus saat melewati sebuah paku. Dia juga tidak tahu orang bodoh mana yang menebar paku di jalanan, dia tidak tahu betapa bahayanya paku itu untuk para pengemudi yang lain Untung saja dia tidak terjatuh saat bannya pecah.

Setelah menelpon Bima via duduk di halte sendiri ingin rasanya pulang jalan kaki namun rumahnya juga masih jauh, mau naik ojek tapi tidak punya paket data.

Menunggu memang hal yang sangat membosankan tapi tetap dia lakukan. duduk di bawah halte dengan teriknya sinar matahari seakan-akan menembus kulit via. Bahkan sampai beberapa kali via mengibas-ngibaskan tangannya karena kerikannya sudah bercucuran.

Sembari menunggu via sesekali mengecek bannya itu, apakah parah atau tidak "ihh jadi besok harus di anter ke sekolah, ahh mana bang Bima bangunnya lambat lagi" via berbicara sendiri

"Motornya kenapa?" Tanya seseorang dari arah belakang membuat via terkejut

Via menoleh melihat seseorang yang berdiri tegak di belakang tubuhnya "bannya pecah" jawab via singkat dan segera berdiri

"Mau aku bantu?" Tawarnya

"Ga usah, udah mau di jemput kok" via menjawab

Cowok itu terlihat menatap nya dari ujung rambut hingga ujung kaki, membuat via kesal. "Kenapa tatap gitu? Gua aneh?"

"Negatif amat pikirannya, kalau gua bilang gua natap Lo karena cantik kemapa?" Jawabannya

Via berdecak "nih cowok datang dari mana sih, ganggu aja" batin via menjauh

"Kita satu sekolah loh" ucap cowok itu tiba tiba, setelah melihat lambang SMA galaksi di dada sebelah kiri kanan via

Via menoleh "masa sih? Kok gua ga pernah lihat. Dan masa Lo ga tahu gua"

"Idih emang Lo siapa, harus di tahu? Jadi ceritanya semua siswa SMA galaksi tahu sama Lo?" Cowok itu tertawa kecil mendekati via kembali

Via terlihat kesal "iya lah"

"Ohh jadi Lo seleb?" Ucap nya lagi

Via hanya diam

MASS BAKSONYA UDAH JADI NIH

terdengar suara teriakan dari seberang jalan, seorang penjual bakso kini memanggil cowok itu. Via juga ikut menoleh "noh bakso Lo udah jadi"

"Ga mau ikut makan? Kan rejeki bagi gua, makan sama seleb. Kali aja bisa terkenal gua" ajaknya

"Mending Lo pergi sendiri aja, soalnya gua ga genap semangkok, biasanya makan 10 mangkok, Lo ga akan sanggup bayar"

Via melihat dari kejauhan mobil Bima, dia segera meraih tasnya di kursi halte dan melambaikan tangannya ke arah Bima

Cowok itu ikut menoleh melihat arah via melambai, dan detik berikutnya pergi meninggalkan via

"Akhirnya pergi juga, sok kenal lagi. Ekamg iya dia anak galaksi? Mukanya asing banget bagi gua. Atau anak kelas 10? Tapikan mukanya kek seumuran deh" batin via berjalan bke arah mobil Bima

"Motornya di situ aja, ntar kang adi yang suruh ambil" Bima membuka kaca mobil, yah kang adi sopir pribadi papa mereka

Via mengangguk dan segera masuk mobil, karena dia sudah terasa terbakar dengan teriknya matahari.

***

Di sisi lain...

Setelah menghabiskan bakso, cowok itu segera pergi dari sana tak lupa menoleh melihat ke arah tempat via tadi, orang nya ga ada tapi motor nya ada. Oh ya cowok ini bernama gezan

Dia segera pergi tanpa mengecek kembali keberadaan sang cewek.

Home..

"Lama banget di tunggu in, gua mau masuk nih" teriak seorang cowok, panggil saja Marcel

"Sabar" balasannya segera menarik motor nya

Gezan segera mengeluarkan kunci di tasnya "lu ga sabaran amat jadi orang"

"Gua udah sejam nunggu zan" jawabnya dengan nada lelah

"Ya maaf"

"Dari mana sih?" Tanya marcel saat pintu terbuka

"Gua udah bilang, kan abis ketemu sama pacar gua" balas gezan santai dan segera membaringkan tubuhnya di sofa

"Dia bilang apa?"

"Banyak, kami ngobrol"

Marcell tertawa "gez, Lo ga gila kan di tinggal friska? Ingat Friska udah ga ada"

"Siapa yang gila, bener gua ngobrol sama dia"

Marcel mengerutkan keningnya "apasih?"

"Gua juga ga nyangka sih bisa seperti ini"

"Apa?" Marcell penasaran "Friska hidup gitu? Lo gali kubur dia?" Marcell duduk tegak

"Gua ketemu seseorang yang mukanya mirip banget sama Friska, bedanya di rambut nya Saja. Dia berambut panjang" jawab gezan

"Dimana?"

"Di dekat TPU tempat Friska, kan gua tadi setelah ziara gua lapar, yaudah pesan bakso pinggiran. Saat nunggu gua lihat cewek di seberang, saat gua tatap dia mirip Friska. Gua kira gua yang halusinasi, tapi saat gua nyamperin dia, saat gua tatap, asli gua kaget banget. Seperti gua lihat Friska kembali" gezan bercerita membuat Marcel terkejut bahkan sampai tak bergerak

"Jangan jangan hantu zan"

"Mana ada, kakinya nampak kok, mana dia anak SMA galaksi tau, gua lihat seragamnya sama seragam kita"

"Hah?"

"Iya"

"Kan ga sekolah, besok baru masuk"

"Yah ga tahu, dia pakai baju sekolah"

"Fiks ituu hantu zan"

"Ah mana ada hantu siang bolong"

"Terus apa dong?"

"Besok deh saat gua masuk sekolah, gua tunjuk deh orang nya. Karena katanya dia tuh terkenal di galaksi"

"Masa sih?"

"Iya"

See you next chapter
Salam dari via guys
.
.
.
.
.
.
.
Jangan lupa vote and follow

Luka, ego dan takdir [TERBIT]✔️Where stories live. Discover now