2. DUKUN

48 15 0
                                    

Pagi hari via sudah berteriak sana sini, bukan karena hobby, tapi Bima yang sangat susah untuk di Bangun kan. padahal ini sudah setengah 7 pagi dan via tidak mau terlambat di hari pertama.

Via berlari saat melihat guru yang akan memasuki kelasnya" buset pagi amat tuh ibu, kan belum bel. 10 menit lagi"

"Hehe pagi Bu" sapa via saat tiba di pintu

"Pagi" balasnya

Via tersenyum dan segera masuk, dan duduk di bangkunya

"Kok telat?" Tegur rumi

"Ibunya aja masuk cepat, padahal 10 menit lagi baru bel" jawab via melepaskan tasnya

"Ya tahu, tapi biasanya kan Lo cepet"

"Halo anak anak, maaf ibu cepet datang soalnya nnti ibu cepat keluar karena ada acara. Ga papa yah" sapa guru itu, di perkirakan nama yuyu, karena papan nama di dadanya juga tertulis itu

"Iya Bu" mereka serentak menjawab

"Saya juga mau bilang, saya wali kelas kalian"

"Oh ya, ibu hampir lupa, di belakang sana ada teman baru kalian, nama gezan pindahan dari Bali. Gezan berdiri!" ucapnya lagi

Semua menoleh

"hah? Kok?"

"Halo, nama gua gezan darel Pradipta, pindahan dari bali" gezan mulai berbicara

"Halo" beberapa menjawab sapaan gezan

"Sudah, kamu bisa duduk" Bu Yuyu mempersilahkan

***

Bel sudah berbunyi, Rumi keluar terlebih dahulu karena ada rapat di ruang kesenian. Dan meninggalkan via sendiri.

"Halo" sapa gezan

Via menoleh "hai"

"Padahal baru aja mau cari Lo, eh malah sekelas"

"Kenapa mau di cari?"

"Kan Lo seleb"

"Apasih"

"Kan Lo sendiri bilang, semua anak galaksi tau"

Via melirik sebentar dan berlalu pergi

***

Gezan duduk di dekat mercel, menikmatinya semangkuk pangsit "cel, Lo lihat cewek yang pakai jepitan putih di meja nomor 3, yang lagi sendiri?" Gezan membuka pembicaraan saat melihat via tiba di kantin

"Oh via?"

"Lo tahu dia?"

"Tahu lah, siapa sih ga tahu via" balas Marcel santai

"Semua tahu dia?"

"Ga smeua sih, tapi rata rata"

"Lo sadar ga sih dia mirip Friska?"

Pertanyaan gezan barusan membuat Marcel terkejut dan berhenti memakan pangsitnya "itu diaaaa"

"Apa?"

"saat Lo balik ke Jakarta, Saat gua lihat Friska di rumah sakit, gua mikir kek mirip seseorang tapi siapa, gua ga tahu siapa" jelas Marcel

"Jadi Lo udah lama sadar?"

"Ya"

"Dia gimana sih orangnya?"

"Dia baik kok, ramah juga. Pinter lagi. Dan oh ya Lo lihat kan tadi cowok di lapangan yg baju nomor punggung 5, itu pacarnya dia"

"Yang namanya el?"

"Kok tahu?"

"Kan ada di punggung nya, Gimana sih"

Luka, ego dan takdir [TERBIT]✔️Where stories live. Discover now