32 |Hari kelulusan

7.5K 272 2
                                    

Selamat membaca





>>>>>>>><<<<<<<<

3 bulan berlalu.

"Na, hari ini hari kelulusan anak anak, gue mau banget datang ke acara prom night kelulusan mereka tapi ya kepala sekolah cuman menspesialkan hari ini untuk angkatan kelas 12 doang. Bete gue! Padahal gue udah bersiap-siap memikirkan gaun gue, ah gak seru deh tahun ini masa beda dari tahun lalu?"

Ona sudah mendengar keluhan Nada ini dari 3 bulan lalu btw. Sekarang mereka sedang berada di bangku taman dekat rumah Ona. Nada sudah kembali ke keluarganya, hubungannya sama Lion sudah di restui. Orang tuanya menyerah karena tidak bisa berlama-lama jauh dari Nada.

"Tahun lalu kan kepala sekolahnya belum ganti, Nad. Sekarang udah ganti ya wajar lah peraturannya berbeda."

Nada jadi sebal mendengarnya.

"Ayo tebak, Na, menurut lo siapa yang—"ucapan Nada terjeda begitu dering teleponnya berbunyi.

Drrt... Drttt ..

Baibehh is calling you..

"Bentar Lion nelpon." Katanya terkekeh kecil.

"Sayang, dimana?" Tanya cowok itu langsung dengan suara bisingnya di seberang sana.

"Taman. Acaranya masih lama, bebeb?" Tanya balik Nada sambil menyesap minuman dingin cappucino nya.

"Baru udah. Ona sama lo?"

"Iya. Kalau udah sini aja ke taman dekat rumah Ona, aku sama Ona pasang tenda disini pura pura kemah gitu, beb. Hahaha," jawabnya tertawa pelan.

"Oh yaudah. Aku sama anak-anak kesana sekarang. Tunggu ya sayang?" Telepon dimatikan sama Lion.

"Kenapa Nad?" Tanya Ona dibalas senyuman sama Nada.

"Mereka mau kesini."

"Anak anak?"

"Iyaa."

"Cepet amat, jam berapa sekarang?"

"Udah jam sepuluh Na. Udah selesai pasti acara prom night kelulusan nya."

"Oh ya, tadi lo mau bilang apa?" Tanya Ona.

"Oh itu. Gue minta lo nebak. Siapa yang bakal jadi prom queen this years nya?"

"Kayaknya kak Mentari lagi, deh?"

"Gue juga mikir ke dia. Hahahaha."

Lagian kan Mentari itu sudah beberapa tahun berturut-turut memenangkan gelar the most handsome. Dia mengikuti banyak acara, bahkan di acara perpisahan dia selalu ada mengikuti persiapan acara kelulusan. Wajar saja sih, dia cantik, aktif, ramah, beruntung banget Bara jadi suaminya. Ona dan Nada sudah tau soal kondisi mereka yang sudah menikah diam-diam karena Mentari hamil. Untungnya Mentari masih bisa ikut kelulusan karena kehamilannya belum membesar banget.

"Semenjak papanya kak Zioga meninggal keluarganya udah mulai menerima kehadiran Lana. Kak Zioga juga udah gak sedingin dulu lagi, gue seneng deh Nad."

"Sama. Btw, Lo gak nanya sama dia habis kelulusan dia kemana?"

"Udah. Dihari papanya meninggal. Katanya dia gak bakal kemana-mana, dia disini doang. Tapi gue gak tau sih sekarang, karena kan keluarga nya udah akur?"

"Hari ini kak Arel gak hadir di hari kelulusan, untunglah dia lulus sih. Dia udah berangkat ke London siang tadi, sakit banget dia mana Caca married kan?"

Ona mengangguk. Sebagian orang menjadikan hari kelulusan mereka adalah hari kebahagiaan, adapun yang menganggap nya sebagai hari yang tidak patut dirayakan karena menyesakkan. Layaknya Arel yang harus berbahagia karena kelulusannya malah langsung terbang menaiki pesawat menuju London, untunglah dia sudah berpamitan. Caca juga sudah menikah pagi tadi, dia cantik mengenakan gaun pengantin. Ona melihatnya di Instagram Arel yang memposting gadis itu mengenakan gaun dengan caption: "congratulations! And see u, buy:)"

"Tapi mau gimana lagi? Takdirnya gitu," ucap Ona. "Oh ya, kak Lion, katanya mau kemana, Nad?"

Nada berdehem. "Surabaya Na."

"Yaaaa LDR Lo?"

"Hahaha, apa boleh buat? Gue percaya dia kok."

"Keren. Intinya kita berdua juga kudu semangat ya, Nad! Harus lulus bareng."

"Pasti lah."

Keduanya saling terkekeh. Ada satu orang yang Ona tanya tanya kan kabarnya, yaitu Angkasa. Dia sudah lama tidak tau kabar cowok itu, di sekolah pun mereka tidak lagi bertemu. Tetapi Ona juga malas terlalu memikirkannya, hubungannya dan Marshanda juga belum ada perubahan, terkadang dia masih merindukan gadis itu. Tapi—ahh sudah lah. Yang berlalu biarkan saja berlalu.

"Na."

"Iya?"

"Kalau kak Zioga nembak lo, Lo terima, gak?"

Ona terdiam, dia berpikir sejenak.

"Mustahil dia suka gue. Apalagi nembak, kan, Nad?"

"Kenapa?"

"Yang dia cintai itu kak Melinda bukan gue. Gue juga ngerasa perasaan suka ini mungkin aja dengan adanya jantung kak Melinda, kan?"

"Astaga, pikiran lo masa gitu, Na? Lo harus mikir kedepan, jangan menyembunyikan perasaan lo sendiri dibalik label kayak gitu. Pahami perasaan Lo gimana kalau lagi sama dia dan gak ada dia, cari jawabannya Na."

"Omong kosong yang pernah gue percaya ... Gue percaya kalau gue di cintai, Nad. Tapi gue gak yakin kak Zioga benar benar mencintai gue. Gue—"

"Gue cinta lo Na!"

Mereka berdua menoleh ke sumber suara. Ona spontan berdiri melihat Zioga disana membawa buket mawar merah dicampur mawar hitam, di iringi para sahabatnya juga menemani Zioga. Apakah cowok itu dengar semua perkataannya barusan?

"K-kak?"

"Gue cinta lo sebagai Ona bukan sebagai Melinda. Gue suka sama lo Ona!"

"A-apa?"

"Iya Na. Zioga suka sama Lo udah lama. Bahkan dia udah rencanain hari ini sejak lama, Zioga bilang ke kita kita kalau dia bakal nembak lo dihari kelulusan kita. Zioga suka banget sama lo, percaya deh!" Tambah Najak. Dia tau Zioga sedikit kesusahan menjelaskan kepada Ona.

"Iya Na. Zioga suka lo gak lagi suka Melinda. Gue jamin Na! Bahkan dia agak idiot tadi mikirin cara buat nembak lo gimana takut banget lo salah paham kayak gini." Tambah Tari ikut bersuara.

Deg!?

Zioga berlutut di depan gadis itu menyerahkan buket mawarnya kepada Ona. "Lo mau jadi pacar gue?"

Gila! Gak ada romantis romantis nya ini mah. Gak ada syair, kata kata, langsung sat set membuat Boim, Najak, Lion, Bara, Mentari dan Tari yang ikutan menyaksikan drama tembak menembak ini menahan tawanya. Sayang gak ada Arel.

Mereka mengenakan jas bewarna hitam, berpenampilan rapi, memakai sepatu kulit. Ona melirik Mentari yang mengenakan selempang dengan gelar the most handsome sama mahkota dikepalanya. Ternyata benar tebakkan Ona sama Nada gadis itu mendapatkan gelar itu lagi di pasangkan sama Bara. Tadinya sih Zioga tapi dia menolaknya mentah. Maafkan Zioga ya Bar yang agak sedikit lebih ganteng dari lo wkwkwk.

Kembali ke inti.

Mentari tersenyum mengangguk.

"Mau?" Tanya Zioga lagi.

Ona diam sesaat menyentuh deguban jantungnya, jangan mengharapkan hal romantis sama cowok bernama Zioga itu. Buket mawar itu saja yang nyiapin teman temannya bukan dia. Dasar!

Ona tersenyum menarik Zioga berdiri.

"Iya aku mau."

















To be continued

ONA (COMPLETED}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang