3. Trik⚠️

8.2K 67 4
                                    

"Apakah ini adalah drama kerajaan? Mengapa banyak sekali wanita simpanan pria itu?" Yuna bertanya-tanya di saat ia sedang menatap keluar jendela kamarnya, mata wanita itu tertuju ke arah lapangan rumput di mana Gabriel sedang bermain golf di sana.

"Itu hanya wanita panggilan, Nona." Seorang pelayan wanita paruh baya tiba-tiba menyeletuk ucapan Yuna. Tidak diketahui pasti kapan dia masuk ke dalam kamar, yang pasti dia sudah menyiapkan sarapan untuk Yuna hari ini.

Yuna mendengkus, dia membalikkan posisinya ke arah pelayan itu. "Apa bedanya?"

Pelayan itu tidak banyak berbicara, dia hanya menyelesaikan tugasnya yaitu memberi hidangan makanan dan menyiapkan pakaian bersih untuk Yuna. Setelah merasakan cukup, pelayan itu akan pamit untuk keluar dari kamar Yuna kembali.

Yuna menghela napas panjang, dia memandang kembali ke arah padang rumput dan menatap Gabriel dengan tatapan kesal dan penasaran. "Apakah aku akan melakukan hal menjijikkan itu juga nanti untuk melayaninya? Bukankah lebih baik dia mencari istri saja?"

Dari kejauhan, tiba-tiba Gabriel ikut memandang ke arah Yuna dengan wajah tanpa ekspresi, tak lama kemudian pria itu langsung memanggil salah satu pelayannya dan menunjuk Yuna sembari membisikan sesuatu.

Yuna yang merasa ikut diperhatikan langsung dengan cepat masuk ke dalam dan menutup jendela dengan gorden. "Sial, apa yang akan dia lakukan padaku sekarang?!"

Gabriel yang baru saja selesai berbisik mendadak tertawa kecil melihat Yuna yang tiba-tiba menyembunyikan diri darinya. "Sangat lucu."

Seminggu berlalu dengan cepat, Yuna merasa bingung dengan tujuan dia berada di sini. Gabriel juga tidak pernah menemuinya untuk melanjutkan perjanjian itu atau hal lain, gadis itu hanya di suruh untuk berdiam diri di kamar; makan, mandi, dan berjalan saja di sekitar mansion itu. Tidak ada yang spesial atau hal aneh yang harus dilakukan olehnya. Sepertinya aku hanya ditawan di sini macam burung di sangkar.

Cukup lama Yuna berdiam diri di kamar, timbul rasa jemu yang menghantuinya. Dengan satu tarikan napas panjang, dia melompat dari atas kasur dan berlari menuju pintu dan langsung membukanya dengan kasar. "Aku bisa mati kalau tidak melakukan apapun."

Wanita itu menanyakan apa ada yang bisa dia lakukan kepada para pelayan yang berada di sana, tetapi pelayan-pelayan itu melarangnya untuk melakukan apapun, mereka juga tidak berani untuk membantah perintah yang diberikan oleh Gabriel.

Yuna yang stress hanya bisa mengomel sendiri di sebuah sofa di ruang tamu, dia duduk dengan gaya terbalik; menjuntaikan kakinya di sandaran sofa.

Para pelayan pun bergosip di belakang Yuna, mereka berpikir gadis itu sangat aneh karena tidak suka hidup bermalas-malasan dan tidak berbuat apapun. "Nona yang satu ini sangat aneh," ujar salah satu pelayan perempuan yang terlihat seperti pelayan baru di sana.

Ucapannya dibenarkan oleh salah satu pelayan perempuan lain di mansion. "Rupanya ada manusia yang tidak betah hidup enak," balasnya dengan suara rendah sembari memperhatikan gerak-gerik Yuna yang tantrum.

Yuna menghela napas berat sembari menatap kipas angin besar yang berada di tepat di atas kepalanya. Aku jadi curiga, apakah ini adalah trik tersembunyi sebelum aku di eksekusi? Aku jadi teringat tentang para penjahat yang diberi hidup dan makanan enak sebelum dibunuh eksekutor.

Dia langsung membalikan tubuhnya lalu duduk di atas sofa dengan normal. "Lalu mengapa aku yang dihukum, yang berhutang adalah ayahku bukan aku!"

Suara keras yang dikeluarkan oleh Yuna secara mendadak membuat para pelayan di sana, termasuk yang bergosip tadi. Mereka mendadak menyingkir dari tempat itu karena mengira Yuna benar-benar wanita aneh atau bahkan orang gila.

"Nona Yuna Amallia," ujar seorang pelayan pria tua tiba-tiba mendekati Yuna dan mulai memanggilnya.

Yuna menoleh sekilas, dia merapikan gaya duduknya dengan lebih sopan dan menatap pelayan tua itu dengan kebingungan. "Iya, ada apa?"

"Tuan Gabriel menyuruh anda ke kamarnya," balas pelayan tua itu dengan nada yang rendah dan sopan.

Yuna langsung mengangguk pelan, tetapi berpikir keras tentang perjanjiannya menjadi simpanan Gabriel. Eh, harus sekarang juga?

Entahlah, tidak ada yang mengerti jalan pikiran wanita itu.

Yuna akhirnya di bawa oleh pelayan itu menuju ke kamar milik Gabriel. Setelah sampai di sana, pelayan itu memilih untuk menyingkir dan menyuruh Yuna langsung masuk saja ke dalam sana.

Dengan wajah yang sedikit pucat, Yuna mulai mengingat kejadian kemarin atau bahkan kejadian yang lebih parah itu. Iya, aku tahu aku bosan, tapi bukan pekerjaan seperti ini. Kalaupun iya, beri aba-aba dulu!

Dengan langkah gontai dan hati-hati wanita itu pun masuk ke dalam kamar Gabriel yang super besar, dia celingak-celinguk mencari keberadaan pria itu. "Tidak ada orang."

"Aku sedang di kamar mandi, kemarilah!" Gabriel mulai bersuara dan menyuruh wanita itu untuk segera menemuinya.

Yuna terkejut sekali namun, dia tetap berjalan ke sana dan mendekati kamar mandi. Perasaan ragu mulai menyelimuti hati wanita itu, tetapi dia tetap berusaha berani mengikuti perintah Gabriel.

Ps* Semua peraturan harus di laksanakan jika tidak kesepakatan batal, dan pihak yang berhutang akan kehilangan nyawanya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Ps* Semua peraturan harus di laksanakan jika tidak kesepakatan batal, dan pihak yang berhutang akan kehilangan nyawanya.]

Yuna menyingkap tirai yang ada di kamar mandi tersebut sehingga ia bisa melihat semua pemandangan yang ada di sana, termasuk pria tampan yang berdada bidang dan berbentuk itu. Seketika wanita itu melonggo dengan apa yang sedang dilihatnya.

Gabriel tidak memakai apapun di tubuhnya, dia hanya berdiam diri di dalam bathup, sembari menatap Yuna dia mulai memberikan sebuah perintah baru. "Bantu aku keramas."

Yuna sedikit tenang di dalam hatinya meskipun ada perasaan was-was, tetapi ia berusaha untuk berpikir positif. Dia hanya ingin dibantu keramas, Yuna. Bukan melakukan hal lain, meskipun sebenarnya aku tidak yakin.... Wanita itu membatin sebelum suara Gabriel menyadarkan lamunannya kembali.

Gabriel menatap dengan tatapan tanpa ekspresi, tetapi tatapan itu kampung menusuk hati orang yang menatapnya; membuat takut. Dia menunggu reaksi Yuna dengan mengangkat alis sebelah kanan. "Mau atau tidak?!"

Karena suara Gabriel yang begitu keras, Yuna mengangguk dengan cepat, dia melangkah tergesa-gesa di sana sehingga tanpa disadari ada genangan air di sekitar tempat tersebut. Hal itu membuat kakinya tidak bisa melangkah dengan baik; tergelincir dan tanpa disengaja hal itu juga membuat dirinya terjatuh ke dalam bathup tepat di atas tubuh Gabriel.

Karena kejadian yang begitu cepat, hal itu membuat keduanya terdiam kaku dan berpandangan satu sama lain.

.
.
.
.
.
.
.
15 vote, lanjut wleowleo. 🐊

DEBT LEGACY 21+Where stories live. Discover now