BAB 18. GUS ARZHA DAN RAISA 🌻

14.3K 428 2
                                    

Di tempat yang sejuk di bawah sebuah pohon rindang,dan di sebuah tempat yang di sekeliling nya yang hanya di penuhi oleh rerumput ilalang

Terlihat seorang yang sedang meriaki seseorang yang tiba-tiba saja hilang dari hadapan nya,setelah berpamitan untuk mencari air

"Raisa,kamu di mana sayang?" Suara itu terus menggelegar,namun yang di panggil tak ada jawaban

Gus Arzha yang sedang ke bingung itu pun terus berlari menyelusuri Padang rerumputan itu,sembari terus meneriaki nama Raisa

"Raisa,kembali lah" teriak nya lagi

Kini Gus Arzha hanya bisa berpasrah,ia terduduk di atas rumput ilalang itu,hingga beberapa rumput ilalang nya ambruk akibat tertimpah oleh tumpuhan tubuh Gus Arzha

Kini mata nya yang hendak mengeluar kan air mata itu,berbinar saat melihat wanita yang ia cari berdiri di hadapan nya,dengan memancar kan senyum indah nya

Gus Arzha bangkit,lalu berjalan ke arah Raisa yang sudah lebih dulu merentang kan tangan nya,mungkin sudah bersiap untuk di peluk oleh Gus Arzha

"Gus,kembali lah ke pelukan raisa,jangan tinggalin Raisa"

"Raisa masih butuh Gus,maafin Raisa kalau selama ini Raisa belum bisa jadi istri yang baik buat Gus"

"Kemari lah Gus,beri kan Raisa pelukan terhangat versi Gus,Raisa menanti"

"Kembali lah penyemangat hidup ku,Raisa di sini menanti kan kembali nya diri mu"

Saat hendak memeluk tubuh Raisa,Raisa langsung menjatuh kan tubuh nya ke belakang,yang jelas di belakang itu adalah sebuah jurang yang di bawah nya itu adalah bebatuan

"Kembali lah Gus,Raisa merindu kan mu" kata nya lalu tubuh itu dengan cepat langsung terjun ke bawah

Gus Arzha yang melihat pun hanya bisa berjalan lunglai tak berdaya melihat wanita yang ia cintai itu menjatuh kan diri nya sendiri

Gus Arzha menggeleng kan kepala nya tak percaya,saat detik itu pun pandangan nya tak lagi tertujuh kepada burung-burung yang berkicauan,pandangan nya memburam akibat air mata nya,ia masih tak percaya,ia menyaksi kan sendiri wanita ke sayangan mengakhiri hidup nya.

. . . . . . . .

"Pacemaker" ujar Tamara,dan suster itu pun langsung memberi kan pacemaker itu

Suara monitor itu berubah saat pacamaker itu Tamara tempel kan ke dada Gus Arzha

Beberapa kali Tamara tempel kan pacamaker itu,dan detik setelah mengangkat pacamaker itu,suara monitor itu berhenti

Jantung Gus Arzha tak lagi berdetak,Tamara pun langsung menatap ke arah suster-suster yang berada di hadapan nya

"Selasa dini hari 18 juni 20** pukul 03.15 Muhammad Arzha Novandar Ghavier,di nyata kan meninggal dunia" ujar Tamara dan begitu suster langsung menulis nya di sebuah kertas.

. . . . . . .

"Sa,kamu di mana?" Tanya Gus Arzha pada diri nya sendiri,dengan lunglai ia mulai berjalan menuju sebuah pinggiran jurang

"Sa" panggil Gus Arzha berharap Raisa akan menjawab nya

Kini ia terhenti di pinggiran jurang,netra nya tak berani melihat ke bawah

Namun siap tidak siap,ia harus melihat ke bawah,melihat bagaimana keadaan Raisa saat ini

Kini mata nya tertujuh kepada sebuah tubuh yang sudah berlumuran darah di bawah sana,ya itu tubuh Raisa

Tubuh nya sudah terlihat kaku dari atas sini,darah yang tak henti-henti nya mengalir

Gus Arzha menggeleng kan kepala nya tak percaya,belum sempat ia bahagia dengan Raisa,namun Raisa sudah lebih dulu pergi

GUS ARZHA DAN RAISA On-GoingDonde viven las historias. Descúbrelo ahora