BAB 18

7.1K 732 17
                                    

Selama Evelyn berada di rumah sakit untuk menjaga adiknya, Luna dan Theo menjadi lebih sering bersama. Jika ada kesempatan, Luna sering mengajak Theo mengobrol atau berjalan-jalan ditaman. Ia jadi lebih percaya diri mendekati Theo setelah mendapatkan dukungan dari Evelyn.

"Theo, ada sesuatu yang ingin ku katakan padamu" ujar Luna, ia menghentikan langkahnya saat sedang berjalan-jalan ditaman bersama Theo

"Apa itu?" menatap heran kearah Luna

Luna menundukkan pandangannya, tak berani menatap lawan bicara "Sebenarnya aku menyukaimu, aku mencintaimu dari dulu" ungkapnya tanpa basa-basi, jantungnya berdetak tak karuan, wajahnya memerah karena malu namun disisi lain ia merasa lega karena sudah menyatakan perasaannya pada pria yang dicintainya

Theo tertegun dengan pernyataan Luna, ia tidak tau kalau ternyata selama ini gadis itu menyimpan perasaan padanya, padahal selama ini Theo hanya menganggap Luna sebagai teman.

Setelah keheningan beberapa saat, akhirnya Theo mulai membuka suara "Maaf Luna, tapi aku tidak bisa menerima perasaanmu. Aku sudah menyukai orang lain" ungkapnya

"Apa orang itu Evelyn?" tanya Luna, menatap mata Theo dengan dahi berkerut

"Benar" jawabnya jujur "Maafkan aku, selama ini aku hanya menganggapmu sebagai teman" ucapnya kemudian

Luna tersenyum canggung "Kenapa minta maaf? tidak perlu minta maaf. A-aku, kalau begitu aku pergi dulu" Luna meninggalkan Theo dengan berlari kecil

Sebenarnya Luna sudah curiga kalau Theo akan menyukai Evelyn karena setiap ia membicarakan gadis itu entah kenapa theo selalu terlihat bersemangat, ia juga pernah melihat Theo memandang Evelyn dengan mata berbinar, ia pikir itu hanya perasaannya saja namun ternyata benar, kalau pria yang disukainya ternyata menyukai temannya sendiri.

***

Evelyn mengemasi barang-barang Chloe karena hari ini dokter sudah mengizinkannya pulang kerumah. Setelah semuanya beres, ia pergi kedepan untuk membayar biaya rumah sakitnya.

Evelyn terbelalak "Biaya rumah sakitnya sudah dibayar? Siapa yang sudah melunasinya?" tanya Evelyn penasaran pada petugas rumah sakit

"Semua biaya rumah sakit termasuk obat-obatan sudah dibayar atas nama Felix Radclieffe" jawab petugas rumah sakit itu

Felix? Kenapa Felix melakukan semua ini? tanya nya dalam hati

Di hari yang sama setelah ia mengantar Chloe pulang ke rumah, malamnya ia harus kembali ke kediaman Radclieffe karena besok ia sudah mulai bekerja disana. Walaupun terasa berat hati meninggalkan keluarganya lagi, ia harus tetap pergi.

***

Pagi ini Evelyn datang lagi kekamar Felix untuk mengantar sarapan setelah beberapa waktu absen. Ia menggantikan Ellie yang selama seminggu ini menggantikan tugasnya menjadi pelayan pribadi Felix.

"Kenapa kau membayar semua tagihan rumah sakit Chloe?" tanya Evelyn setelah Felix menyelesaikan sarapannya

"Anggap saja itu sebagai kemurahan hatiku" ujarnya kemudian mengelap mulutnya dengan serbet

"Maksudmu kemurahan hati antara majikan pada bawahannya? Aku menghargainya tapi maaf, aku tidak menerima kemurahan hati seperti itu" Evelyn mengambil sekantung uang dari sakunya kemudian meletakkannya didepan meja makan Felix. Itu uang dengan jumlah sama seperti yang sudah dibayarkan Felix untuk Chloe.

"Kau tidak perlu mengembalikannya! Ambil itu kembali!" perintah Felix

Evelyn tak mengambilnya, ia malah mengambil piring didepan Felix kemudian beranjak pergi "kalau begitu aku pergi dulu"

"Tunggu dulu! hei!" cegah pria itu, namun Evelyn tetap berjalan keluar tanpa memedulikan Felix.

Felix mengusap wajahnya kasar seraya bertanya-tanya mengapa Evelyn menolak bantuan darinya.

***

Saat menuju dapur Evelyn tak sengaja berpapasan dengan Luna, saat ia menyapanya Luna tak membalas. Luna melewatinya dengan ekspresi datar seolah tak melihat keberadaan Evelyn didepannya.

"Ada apa dengannya?" gumam Evelyn setelah Luna mengabaikan sapaannya

Evelyn melanjutkan perjalanannya menuju dapur, ia tak berhenti memikirkan sikap Luna yang berubah padanya. Entah mengapa sikap Luna jadi berbeda padanya dari sebelumnya.

"Evelyn, bisakah kau membantuku sebentar?" pinta hilda, ia meminta tolong kepada Evelyn untuk memindahkan meja kecil yang ada di sebuah ruangan kedalam gudang karena meja itu nantinya akan diganti dengan yang baru.

Disaat yang bersamaan, ia lagi-lagi berpapasan dengan Luna yang tengah membawa ember dan lap untuk membersihkan jendela. Sama seperti sebelumnya, Luna bersikap acuh padanya.

"Sebentar" Evelyn berhenti kemudian mengambil lap yang tak sengaja Luna jatuhkan

"Luna kau menjauhkan lapnya" Evelyn berjalan kearah Luna dan memberikan itu padanya

Luna mengambil lapnya, ia masih dengan ekspresi datarnya "Terimakasih" ucapnya singkat, saat ia hendak pergi Evelyn meraih tangannya

"Kau sebenarnya kenapa, kenapa kau menghindariku? Apa aku berbuat kesalahan?" tanya Evelyn penasaran dengan sikap Luna yang tak seperti biasanya

"Aku tidak menjauhimu, mungkin itu hanya perasaanmu saja" sangkalnya kemudian beranjak pergi

"Kenapa Luna bersikap dingin padaku?" tanyanya pada Hilda

"Aku juga tidak tau, sejak kembali dari taman waktu itu sikapnya jadi sedikit aneh. Sudahlah jangan terlalu di pikirkan, nanti dia juga kembali seperti biasanya" hilda menepuk pelan pundak Evelyn, mencoba menghiburnya.

Ex-Fiance's ObsessionWhere stories live. Discover now