BAB 25

4.7K 535 47
                                    


Pov Evelyn

Aku sedikit terkejut saat ayah dan ibu tiba-tiba akan menjodohkanku dengan putra duke Radclieffe. Aku tidak menyangka kalau mereka akan memilih seorang putri count yang tinggal jauh dari ibu kota sebagai menantu mereka.

Aku tidak masalah dengan perjodohan secara politik, karena itu sudah biasa dilakukan oleh sebagian besar keluarga bangsawan. Mereka menikah bukan karena cinta, namun untuk keuntungan kedua belah pihak keluarga, itu yang ku pelajari selama ini. Aku tidak mempermasalahkan menikah dengan siapapun dan menerima bertunangan dengannya karena tidak ingin mengecewakan kedua orang tua ku.

Waktu itu aku bertemu tunanganku untuk pertama kalinya, Saat mata kami bertemu, entah mengapa dadaku berdebar lebih cepat. Mata hitamnya yang menatapku dengan tegas seolah menyihirku untuk tak melepas pandangan darinya.

Saat aku bersama dengannya, dia selalu bersikap dingin dan menunjukkan ketidak sukaannya padaku. Ia selalu menjawab pertanyaanku dengan acuh, dan juga mengabaikanku. Walaupun begitu, aku tau dia bukanlah orang yang jahat.

Aku tidak tau kalau dibalik sifatnya yang dingin itu ternyata ia pandai memainkan biola. Aku selalu menikmati setiap lagu yang dimainkannya. Sejak saat itu, entah mengapa aku merasa ia memperlakukanku sedikit lebih baik dari sebelumnya.

Selama ini aku berusaha dekat dengannya karena suatu saat nanti kami akan menikah. Tapi kenapa tiba-tiba dia membatalkan pertunangannya secara sepihak saat kami sudah mulai dekat? Tentu saja aku marah dan kecewa, dia bahkan tidak pernah memberitahu alasannya.

Namun saat aku ingin melupakan kenangan masa laluku yang menyakitkan, aku harus bekerja dikediamannya. Aku sedikit lebih dekat dengannya karena menjadi pelayan pribadinya. Aku pikir hubunganku dengannya hanya sebatas hubungan antara majikan dan pelayan, namun kenapa tiba-tiba dia bilang mencintaiku? Aku sama sekali tak mengerti dengannya. Jika dia mencintaiku kenapa dia meninggalkanku waktu itu.

***

Pagi ini, kepala pelayan datang keruang kerja duke setelah Felix memanggilnya. Margeret menghadap Felix sambil merunduk, ia menyesal telah memecat Evelyn sebelumnya.

"Maafkan saya tuan, saya sudah membuat kesalahan yang besar" ucap Margeret, mengakui kesalahannnya

Felix tak menggapi Margaret, ia hanya menatap lurus kearah wanita paruh baya itu seolah berfikir hukuman apa yang pantas untuknya.

"Kali ini aku memaafkanmu" kalimat Felix sukses membuat Margeret bernafas lega. Kalau saja ia bukan pelayan kepercayaannya, mungkin saat ini sudah ia pecat. "Tapi kalau kau membuat kesalahan lagi aku tak segan membuatmu pergi dari kediaman ini"

"Terima kasih tuan, saya berjanji tidak akan melakukan kesalahan untuk kedua kalinya" timpal Margaret

"Sekarang kumpulkan semua pelayan diaula" titah Felix

"Baik tuan" Margaret segera pergi untuk mengumpulkan seluruh pelayan seperti yang Felix minta.

Beberapa saat setelah kepala pelayan keluar, Felix keluar dari ruangannya menuju kamar Evelyn untuk melihat kondisi gadis itu setela ia mengusirnya waktu itu.

Sementara itu, Sarapan yang dibawakan pelayan untuk Evelyn, sama sekali tak disentuh. Ia hanya duduk dikasur sembari memikirkan cara untuk pergi dari tempat ini dan kembali ke rumah.

Setelah keluar dari tempat ini, ia berencana mencari pekerjaan lain selain bekerja sebagai pelayan, Evelyn tak ingin lagi menjadi pelayan di keluarga bangsawan. Ia sudah malas berurusan dengan para bangsawan yang merepotkan itu. Selama ini Evelyn menjadi pelayan karena memang gaji yang didapatkan lumayan, cukup untuk menghidupi kedua adiknya.

Ex-Fiance's ObsessionWhere stories live. Discover now