BAB 23

5.4K 680 35
                                    

Sampai di mansion Felix tak henti-hentinya memandangi cincin yang baru saja ia dapatkan sambil tersenyum, hari ini ia akan langsung memberikan cincin itu pada Evelyn dan melamarnya. Ia sangat yakin dan percaya diri kalau Evelyn akan menerimanya.

Terdengar suara pintu diketuk dari luar kamar Felix, "Itu pasti Evelyn" gumamnya sembari tersenyum tipis.

Felix segera memasukkan kotak cincin itu kedalam sakunya kemudian menyuruh orang yang mengetuk pintu itu untuk masuk, namun senyum yang terukir di bibirnya luntur ketika yang datang membawakannya makanan bukanlah Evelyn.

"Dimana Evelyn?" tanyanya dengan dahi berkerut

"Evelyn sudah tidak lagi bekerja di tempat ini tuan, hari ini dia ketahuan mencuri berlian dan kepala pelayan sudah memecatnya" jelas Ellie

Felix terperanjat "Apa? Dipecat? Apa dia sudah lama pergi?" tanyanya tajam

"Belum, setengah jam yang lalu ia baru saja pergi dengan kereta kuda" timpal Ellie

"Sialan" Felix mengepalkan keduan tangannya geram. Ia segera mengambil jasnya di gantungan dan berjalan keluar dengan tergesa-gesa

"Tu-tunggu, anda mau kemana? Makanannya baru saja datang" Ellie berusaha mencegah felix pergi

Felix tak menanggapinya, ia tetap melangkah keluar dengan terburu-buru. Ia ingin menyusul Evelyn dan membawanya kembali. Felix tak ingin lagi kehilangan wanita itu, ia tak mau Evelyn pergi dari pandangannya.

***

Sementara disisi lain Evelyn melamun di dalam kereta kuda yang akan membawanya pulang ke rumah. ia merasa sangat kecewa karena dipecat secara tidak adil, namun entah mengapa ia tak bisa mengeluarkan air matanya. Evelyn kembali memandang jendela luar, ia melebarkan matanya setelah menyadari kalau ia sekarang tidak di jalan utama, melainkan di hutan.

"Tuan, sepertinya kita salah jalan" ucapnya pada kusir kereta kuda di depan

Setelah Evelyn menyadari kalau kereta kuda yang di tumpanginya membawanya ke jalan yang salah, kusir itu menghentikan keretanya. Ia segera turun dan membuka pintu kereta yang ada Evelyn di dalamnya, kemudian menarik paksa Evelyn keluar dari dalam kereta kuda itu.

"Apa yang anda lakukan?" tanya Evelyn sembari mempertahankan posisinya, namun kusir itu berhasil menarik Evelyn keluar hingga ia tersungkur ketanah

Setelah berhasil mengeluarkan Evelyn, kusir itu kembali ke posisinya semula dan melajukan kereta kudanya, membawa uang dan semua barang milik Evelyn.

"Tunggu! Berhenti!" pekik Evelyn

Ia berusaha mengejarnya namun sayang, kereta kuda itu melaju terlalu cepat, tidak ada seorangpun yang bisa ia mintai tolong karena posisinya saat ini berada di dalam hutan.

Bruk

Tubuhnya tersungkur setelah tak berhasil mengejar pencuri itu. Evelyn mulai meneteskan air mata, ia menangis sejadi-jadinya, meratapi nasib yang selalu tak berpihak padanya.

Setelah puas menangis Evelyn segera mengusap air matanya, ia memandang keatas langit, awan hitam mulai berkumpul, sepertinya hujan akan segera turun. Tidak ada waktu untuk menangis, ia harus segera keluar dari hutan itu sebelum hujan turun.

Evelyn berjalan menyusuri jalan setapak untuk keluar dari hutan ini. Tak butuh waktu lama untuknya keluar dari hutan itu karena memang jarak tempatnya berada tidak terlalu jauh dari jalanan utama. Karena tak ada kendaraan, Evelyn terpaksa berjalan kaki menuju rumahnya.

***

"Apa kau tidak bisa lebih cepat lagi?" gusar Felix pada kusir karena merasa kereta kudanya terlalu lambat

"Ba-baik tuan" kusir itu kembali memecut kudanya agar berjalan lebih cepat lagi

Butiran air mulai berjatuhan dari atas langit, Felix kembali memerintahkan kusirnya untuk melajukan kudanya lebih cepat lagi.

Dari jendela kereta kudanya, Felix melihat sesosok wanita yang mirip dengan Evelyn, ia tak bisa melihatnya dengan jelas karena hujan cukup deras.

"Hentikan kudanya!" perintah Felix tiba-tiba, ia ingin memastikan sendiri apakah wanita itu Evelyn atau bukan

Setelah kereta kuda yang ditumpanginya berhenti, felix bergegas turun, namun sebelum berlari kearah wanita itu, kusir itu memberikan sebuah payung pada Felix yang selalu ia bawa dikereta untuk berjaga-jaga jika hujan tiba.

Setelah menerima payung yang diberikan kusir, Felix segera berlari kecil menuju kearah seorang wanita yang berjalan sempoyongan di tepi jalan itu.

Sementara itu tubuh Evelyn terasa lemas, pandangannya kabur beberapa saat, kakinya sudah tak kuat lagi berjalan hingga akhirnya tubuhnya kehilangan keseimbangan, sebelum tubuhnya terjatuh ketanah, seseorang terlebih dulu menahannya.

Terasa teduh, tubuhnya tak lagi diguyur air hujan. Evelyn mendongakkan kepalanya, tatapannya bertemu dengan mata seorang pria yang dikenalnya, Felix memandang Evelyn dengan sorot mata penuh kekhawatiran.

"Felix?" nama pria didepannya keluar dari mulut Evelyn, pandangan Evelyn kembali gelap hingga akhirnya dia pingsan

"Evelyn, Evelyn" felix menggoyang-goyangkan tubuh Evelyn, namun tak ada respon dari gadis itu

Felix kemudian menggendong Evelyn yang tengah pingsan menuju kereta kudanya yang masih terparkir di pinggir jalan.

"Cepat kembali ke mansion!" perintahnya pada kusir kudanya setelah ia membawa masuk Evelyn kedalam kereta

Kusir itu mengangguk dan segera memutar arah untuk kembali ke mansion sesuai perintah Felix tanpa bertanya banyak hal.

Felix mengusap wajah Evelyn yang basah dengan telapak tangannya kemudian menggenggam jemarinya dengan erat, tubuhnya terasa sangat panas.

Felix mengeratkan pelukannya pada Evelyn "Bertahanlah sebentar lagi" ucapnya seraya memandang Evelyn di pangkuannya dengan raut wajah pias.

Ex-Fiance's ObsessionWhere stories live. Discover now