10

2.7K 144 3
                                    

Mayted bergegas mengganti baju dinasnya menjadi lebih santai, hanya menggunakan kaos hitam dan celana pendek selutut berwarna coklat. Ia bergegas meluncurkan mobilnya menuju tempat yang diberi tahu Deril. Benar saja dugaannya, Vanessa menginjakkan kakinya di club/bar di daerah Kemang. Lebih tepatnya adalah HW Tiger Club Kemang.

Selama perjalanan, pikirannya sangat kacau. Apalagi perjalanan dari Kemhan ke Kemang itu cukup jauh. Ditambah waktu jam pulang kantor, ia hanya bisa sabar sembari terus menelfon Vanessa yang tidak mengangkat telfonnya sama sekali.

"Dia ini sengaja tidak mau angkat telfon saya atau memang lagi party sih?" Mayted mengomel sendiri, hampir sepuluh kali ia menelfon Vanessa dan tidak ada yang diangkat satu pun oleh gadis itu.

Ia hanya tidak ingin Vanessa disentuh sama siapapun, bahkan sesama temannya sendiri. Ditambah gadis itu jika sudah mabuk, ia seperti memiliki kepribadian ganda.

Selain takut dengan keadaan Vanessa ia juga mengkhawatirkan keadaan Bapak. Mati sudah jika ada yang menyadari keberadaannya apalagi yang mengekspos dirinya ke sosial media. Pasti semakin pusing Mayted mengurus itu semua, belum lagi media yang akan heboh dan mencari tahu kebenarannya.

Walaupun Bapak tidak masalah, tapi tetap saja baginya itu sangat riskan walaupun pemilu sudah selesai.

Menempuh perjalanan satu jam lebih, Mayted sampai di parkiran club tersebut. Sesegera mungkin mencari keberadaan cucu Bapak itu. Sungguh ia tidak melarang Vanessa masuk ke dunia seperti ini, bahkan Bapak pun tidak melarang juga. Hanya saja ia khawatir jika ada hal aneh yang terjadi, apalagi dunia seperti ini tidak memiliki aturan. Anak Gen Z sudah terlampau bebas.

Mayted masuk dengan segera, menoleh ke kiri dan ke kanan. Mencari pasukan yang paling ramai di club ini. Situasinya sangat ramai dan berisik hingga Mayted harus berusaha lebih untuk menemukannya. Setelah mengelilingi dan naik turun tangga club ini, Mayted menemukan Vanessa yang sedang tertawa ngakak dan heboh dengan obrolan yang sepertinya memang seru bersama teman temannya. Mayted bisa bernapas lega karena sepertinya Vanessa tidak membeli minuman yang beralkohol.

Itu saja Mayted sudah lega, lebih baik ia memantau Vanessa dari jauh saja. Membiarkan ia menghabiskan waktunya hari ini bersama teman temannya, ia tahu betul perjuangan dalam skripsi seperti apa, memang ada kalanya hal seperti ini dirayakan di tempat seperti yang ini, tergantung diri sendiri untuk mengontrolnya.

Sepertinya Vanessa mengganti bajunya, mungkin memang dari rumah ia membawa baju ganti. Seingatnya, gadis ini tidak memakai baju itu ketika berangkat ke kampus dan tidak mungkin juga ia memakai pakaian seperti itu di kampus. Walaupun Vanessa sepertinya nyaman dengan pakaiannya, di dalam benak Mayted ia cukup terkejut, bocil itu memang sudah dewasa.

 Walaupun Vanessa sepertinya nyaman dengan pakaiannya, di dalam benak Mayted ia cukup terkejut, bocil itu memang sudah dewasa

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Mayted sedikit jauh dari jangkauan Vanessa, walaupun jauh ia tetap bisa memperhatikan Vanessa dari sini. Ketika melihat Vanessa tertawa bahagia, Mayted teringat perkataan Bapak tadi. Vanessa sudah terlalu banyak merasakan sedih, sudah waktunya Vanessa bahagia dalam segala hal. Melihat gadis itu tertawa tanpa beban, Mayted bersyukur kalau bocil itu sudah perlahan lahan untuk bangkit. Melupakan rasa sakit yang amat menyakitkan di masa lalu dan meninggalkan itu semua sebagai sebatas masa lalu yang pernah hadir dihidupnya.

He Fell First and She Never Fell?Where stories live. Discover now