AM 1. Transmigrasi

30.7K 2.1K 16
                                    



•••

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.



"Eughh... "

Karina terusik oleh sinar matahari yang masuk melalui jendela. Ia pun mengerjapkan matanya beberapa kali dan duduk bersandar di headboard. Kemudian Karina mengedarkan pandangannya melihat sekeliling ruangan. Ruangan dengan nuansa coklat dan cream. Perpaduan yang sangat cantik dan elegan secara bersamaan dengan banyaknya barang-barang dengan harga fantastis.

"Gue dimana? Kamar siapa ini? Kenapa gue bisa ada disini. Perasaan gue kemarin tidur di kamar gue deh," Karina bermonolog sendiri merasa panik karna tidak megetahui ia berada dimana.

Karina memegang kepalanya dan tidak lama kemudian ia merasakan memori ingatan seseorang silih berganti memasuki kepalanya yang membuat kepalanya berdenyut sakit. Tidak lama setelahnya sakit kepala yang ia rasakan pun mereda. "Transmigrasi? Gak mungkin!" ucapnya lirih merasa frustasi mengingat raga yang kini ia tempati.

"Gue transmigrasi? Ke raga Melody? Sial!" ucapnya frustasi. Karina pun berdiri dan berjalan ke arah kaca full body. Dapat Karina lihat wajah yang bermakeup terlalu tebal sehingga tidak cocok untuk raga yang ia tempati sekarang.

Dan pakaian yang melekuk tubuh sehingga memperlihatkan lekuk tubuhnya yang indah. Jujur saja, Karina juga menyukai baju yang seperti ia pakai saat ini. "Sepertinya Melody belum sempat berganti pakaian karna sudah mati terlebih dahulu."

"Tapi, kenapa Melody bisa mati? Ini gak sama dengan alur novel yang gue baca. Seharusnya Melody mati saat ia dibunuh oleh suami dan anaknya! Itupun di bab akhir." Asik dengan pemikirannya sendiri, Karina tidak menyadari seorang wanita paruh baya yang baru saja memasuki kamarnya.

"Nyo-nya? " Karina tersentak karna terkejut dan memutar tubuhnya untuk melihat siapa yang membuat ia terkejut. "Bi Sum?" ucap Karina memastikan.

"Maaf nyonya. Saya mengagetkan anda," Bi Sum pun menunduk takut menatap nyonya nya itu. "Apa gue harus formal juga?" batinnya. Melihat bi Sum menunduk, membuat Karina tersenyum tipis. "Tidak apa bi, saya tadi hanya kaget," jawabaan tersebut membuat bi Sum langsung mengangkat kepalanya menatap nyonya nya tidak percaya

"Hahh?? E-eh, terimakasih nyonya." ucap bi Sum linglung. Melihat itu Karina langsung berpikir "ada apa dengan reaksi itu?"

Karina pun berjalan dan mendudukan dirinya di sofa dalam kamar itu. "Bi, kemarilah. Duduk disamping saya, ada yang ingin saya tanyakan kepada bibi." sambil menepuk sisi sampingnya. "Tidak perlu nyonya, saya berdiri saja!" ucapan cepat bi Sum dan gurat ketakutan yang tidak dapat ditutupinya membuat Karina menghela napas.

Transmigrasi 'Antagonis Mother'Where stories live. Discover now