AM 13. Fakta Baru

22.3K 1.8K 137
                                    



•••

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.





Melody ingin memasuki kamar Michelle untuk bertanya kenapa ia menangis. Tapi diurungkannya ketika mendengar suara Elvaro yang berada di kamar Michelle.

"Jangan begini lagi hmm. Mama bakal bingung jika kamu kayak gini, mama pasti juga khawatir ketika kamu hanya diam tidak seperti biasanya. Minta maaf nanti sama mama,"

Terdengar suara Elvaro yang memberi petuah dan menenangkan Michelle yang menangis.

"Tapi bang. Aku nggak bisa lupa sama kejadian itu. Mama hampir bunuh aku, jika papa nggak mencegah perbuatan mama ke aku," timpal Michelle yang membuat Melody yang mendengarnya menangis tanpa suara.

"Apa Michelle mendengar pembicaraanku dan Vander tadi pagi?" batin Melody sembari menutup mulutnya agar isak tangisnya tidak terdengar.

"Abang tau. Maafkan abang yang nggak bisa menolong kamu saat itu. Tapi apa kamu mau seperti ini terus, sedangkan mama sekarang amnesia dan melupakan kejadian itu. Mama juga udah baik seperti dulu ke kita. Kamu nggak mau baik kan dan memafkan kesalahan mama?" tanya Elvaro sembari memeluk Michelle. Sedangkan Melody masih memperhatikan keduanya dari celah pintu yang terbuka sedikit.

"Amnesia? Pantas saja mereka nggak curiga sama sikapku selama ini," batin Melody mengusap air matanya yang terus mengalir.

"Aku mau bang. Tapi apa abang yakin jika mama nggak akan mengulangi perbuatannya," ucap Michelle kembali bertanya dengan suara yang bergetar. "Abang ya-" ucapan Elvaro terpotong karena suara pintu.

Pintu kamar Michelle terbuka sedikit yang membuat Elvaro dan Michelle terdiam. Begitupun Melody yang telah kabur dari sana memasuki kamarnya yang berada dua kamar dari kamar Michelle, karena terlalu panik saat ia tidak sengaja mendorong pintu kamar Michelle.

"Kamu tidurlah. Abang ingin ke bawah tempat yang lain kumpul," ucap Elvaro yang diangguki Michelle. Tidak lama kemudian, Michelle telah tertidur lelap.

Elvaro yang melihatnya, mengusap sayang rambut halus adiknya dan mengecup kening Michelle sebentar. "Selamat tidur adek abang," gumamnya.

Elvaro pun keluar dari kamar Michelle, ia menoleh ke kanan kiri untuk memastikan apakah ada orang atau tidak. Karena tidak ada yang mencurigakan, Elvaro turun ke lantai dasar menuju ruang keluarga.

Sampai disana, Elvaro hanya mendapati abangnya Veer dan kembarannya Alvero. "Dimana mama?" pikirnya.

"Dimana mama bang?" tanya Elvaro kepada abangnya setelah duduk disampingnya. "Kau tidak bertemu mama saat kelantai atas? Mama pergi ke kamarnya tidak lama setelah kau berpamitan kepada kami," ucap Veer santai.

Tapi tidak dengan Elvaro yang saat ini jantungnya sedang berdetak kencang. Bukan karena gugup melihat pujaan hati, ataupun malu ketika melakukan perbuatan konyol. Tapi karena takut ibunya mendengar ucapannya dan sang adik.

Transmigrasi 'Antagonis Mother'Where stories live. Discover now