08 | cinta dan kita

11 2 0
                                    

ااسلا م عليكم

Vote dulu yaa

selamat membaca, semoga suka, Aamiin.

"ketika dia tersenyum aku bisa melihat warna - warni dunia, segala irama, juga tawa berhamburan disekitarnya"

***

Adnan memijat keningnya yang terasa berdenyut, seharian dirinya tidak tidur. suara ketukan membuat ia menoleh ke arah pintu, terdapat Adik laki-lakinya disana "kebawah, ditunggu Abi"

Adik laki-lakinya itu sangat irit bicara, berbicara ketika memang penting. Adnan mengangguk sebagai jawaban, lalu mengikuti Adiknya yang sudah duluan.

"duduk" perintah Abinya, kedua kakak-beradik itu langsung duduk di sofa panjang

"ada apa bi?"

Abi nya menatap Adnan, "jadi gimana jawaban kamu?"

Adnan menunduk, hatinya masih bimbang. "sudah minta petunjuk?" tanya Ummi nya lembut

Adnan hanya mengangguk,

"lalu apa jawabannya?"

***

Zanara bersenandung kecil di setiap langkahnya, perempuan itu menatap semua siswi yang berlalu lalang. wajahnya mendongak menatap langit biru diatasnya "cantik" kata Zanara, lalu kembali melanjutkan langkahnya.

"Assalamu'alaikum" salam Zanara dan seseorang yang tiba tiba berada di sampingnya dengan jarak yang cukup jauh.

"Wa'alaikumussalam"

Zanara dan Azzam segera mengambil tempat duduk mereka karena sebentar lagi akan ada pemilihan.

"mereka cocok ya?"

"iya, sholeh dan sholeha"

"jangan-jangan mereka udah nikah tapi ga dipublis aja, yang kayak di wattpad-wattpad"

"kak Azzam Masya Allah banget sih untuk aku yang Astagfirullah"

"kak Zanara juga Masya Allah banget, wajahnya bersinar gitu"

Zanara menatap adik kelasnya yang sedang bisik-bisik tentang dirinya dan juga Azzam "lah, kenapa gue?"

"sudah-sudah, jangan berisik. sebentar lagi teman kalian yang mencalonkan diri akan menunjukan visi misinya" teguran Zanara membuat mereka berhenti membicarakan dirinya yang tidak-tidak.

1 jam berlalu, semua anggota Rohis diperuntukan untuk kembali kedalam kelas. dan untuk pemilihan, besok akan diadakan di ruang Rohis.

Zanara menghampiri Azzam yang sedang membereskan mejanya "Zam, ada yang mau gue bantu ga? buat besok"

Azzam mengangguk "bisa kamu tolong fotocopy kan kertas ini" Azzam menyodorkan sebuah kertas

"bisa, mau berapa?"

"10 ribu aja" Azzam kembali menyodorkan sebuah Uang yang bewarna ungu

"ga pake uang kas aja? kan buat kepentingan Rohis?"

Zanara heran dengan laki-laki yang berada di depannya, uang kas ada tapi kenapa selalu memakai duitnya pribadi ketika ada sesuatu yang berurusan dengan Rohis?

"tidak apa, ini" Zanara menerimanya lalu keluar dari ruangan itu.

"Zanara"

Zanara yang merasa di panggil menghentikan langkahnya, lalu berbalik menatap seorang guru perempuan "kenapa bu?"

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Apr 23 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

cinta dan kita | mencintai dalam doa Where stories live. Discover now