23. Violate

1.5K 90 8
                                    

"Tidak masalah jika kau tidak mencintaiku ataupun membenciku, yang terpenting adalah bagaimana perasaan ku. Sampai kapan pun kau juga tidak akan bisa kabur dariku, chagi"

————————————————

Pagi hari ini sama seperti biasanya, tidak ada yang berubah. Jungkook telah pergi ke perusahaan nya, begitupun dengan Yoonjung. Sesudah sarapan bersama suaminya wanita hamil itu kembali menyendiri didalam kamar mewah ini ketika Jungkook sudah pergi.

Kepala nya terasa sedikit pusing pagi ini, rasa mualnya juga semakin menjadi-jadi setiap hari nya, terlebih jika di pagi hari.

Bahkan Jungkook sempat menyaksikan istri kecilnya memuntahkan semua isi perutnya pagi hari tadi. Pria itu hendak tidak berangkat ke kantornya, namun Yoonjung meyakinkan bahwa dirinya baik-baik saja.

Jungkook akan mengunjungi proyek yang ia kolaborasikan dengan Go Company, perusahaan mendiang ayah mertuanya yang kini istrinya yang telah menjadi ahli warisnya, namun dengan senang hati ia yang mengurusnya dengan otak cerdasnya.

Melihat keadaan istri nya dengan wajah yang pucat dan terus-menerus memuntahkan isi perutnya yang kosong membuatnya enggan untuk meninggalkan nya, namun ini sangat penting. Proyek ini harus membutuhkan pantauan nya walaupun hanya beberapa kali, pergi meninggalkan istri kecilnya dengan sangat berat hati.

Jungkook tentunya meminta ahjuma Soomin untuk menghibur Nyonya mansion itu ketika dirinya berada diluar mansion. Ia juga memantau Yoonjung lewat kamera pengawas yang terhubung di ponselnya untuk lebih memastikan wanita kecil itu benar baik-baik saja walaupun banyak bodyguard di mansion yang ia bayar dengan mahal.

"Umhh..... Kepalaku pusing" Rintihnya pelan.

Yoonjung merintih samar-samar namun tetap ia abaikan, jemarinya tetap melanjutkan bermain ponsel nya itu. Dengan sedikit penasaran ia membaca komentar orang-orang mengenai berita kehamilan nya.

"Mereka terlalu mencampuri urusan orang lain" Gumam nya sembari membaca puluhan ribu komentar tersebut.

Dari sini ia mengerti, seberapa kaya raya dan terkenal nya suaminya itu. Yoonjung bisa menyimpulkan seperti itu walaupun ia tidak tahu betul apa saja aset kekayaan yang dimiliki Jungkook. Pada intinya kekayaan dan kuasanya berada dimana-mana, tidak hanya di Seoul ini saja.

Betapa beruntungnya anak itu. Lihat lah, ayah nya seorang Jeon Jungkook, dan ibunya begitu manis.

Masih banyak lagi komentar pujian yang orang-orang lontarkan untuknya, namun Yoonjung lebih memilih mengabaikannya. Akun sosial media nya pun diserbu oleh banyak nya orang, mengucapkan pujian untuk nya dan selamat atas kehamilannya.

Pikiran nya teringat sesuatu, Jjamppong. Itulah yang melintas di otaknya secara tiba-tiba, entah mengapa rasanya ingin sekali menyantap nya saat ini juga.

Yoonjung ingat, sudah satu bulan lebih ia tidak memakan makanan itu. Terakhir memakan nya sebelum acara wisuda yang ia laksanakan, saat berkuliah ia hampir setiap Minggu membeli nya di pedagang kaki lima yang berada di dekat kampus nya. Itu menjadi salah satu makanan Yoonjung, penjual kaki lima tersebut juga sudah hafal dengan nya, anak yang manis dan baik.

"Ahjuma, aku merindukan Jjamppong mu" Gumam nya pelan.

Yoonjung sadar dengan sesutau yang terjadi padanya, ini adalah hal umum yang tentu ia mengetahuinya. Mengidam, inilah yang sedang ia alami.

Tangan kecil nya mengusap pelan pada perut ratanya "Um, apakah ini yang dimaksud dengan mengidam? Hihihii, aku mengalaminya" Kekeh nya kecil.

Dirinya sudah sepenuhnya berusaha menerima malaikat kecil yang tumbuh didalam rahim nya, awalnya memang seakan sangat tidak terima dengan kenyataan ini. Namun dia menyadarinya, bayi itu tidak mempunyai salah sedikitpun, itu bukan ulahnya. Melihat banyak wanita diluar sana yang sangat ingin menimang-nimang bayi membuatnya bersyukur atas kehamilannya.

Wild HusbandWhere stories live. Discover now