SUMAYYAH BINTI KHAYYAT (Bag 2)

3.9K 123 0
                                    

Penyiksaan Terhadap Sumayyah dan Keluarganya
Sumayyah binti Khayyat adalah seorang sosok seorang mukminah yang memiliki harga diri (izzah) yang tinggi dan memiliki keikhlasan yang luar biasa. Bersama suaminya Yasir dan anaknya Amar, beliau mentauladankan sebuah potret keluarga muslim yang sempurna. Merekalah keluarga yang pertama kali secara total menyatakan beriman kepada Allah dan Rasul-Nya.
Beberapa hari setelah keimanannya itu, keluarga Sumayyah menyembunyikan keislamanya. Mereka merahasiakan pertemuan-pertemuannya dengan Rasullulah SAW. Namun, rahasia keislamanya itu lama kelamaan kemudian terungkap. Keluarga Sumayyah akhirnya terang-terangan menyatakan diri sebagai pengikut Muhammad bin Abdullah dan mereka melepaskan diri dari agama nenek moyang. Mereka mengingkari Tuhan Lata, Uzza dan Mannah. Semenjak saat itu keluarga Sumayyah dikenal sebagai orang-orang awal yang masuk Islam. Tanpa keraguan sedikit pun, Sumayyah dan suaminya, Yasir, bergabung dalam bahtera Islam dan Sumayyah menjadi orang ketujuh yang masuk Islam.
Pada masa itu para pengikut Islam masih sangat terkekang dan disudutkan terutama bagi mereka dari golongan rendah seperti keluarga Yasir namun tidak menyurutkan langkah bagi mereka untuk mengecap nikmatnya iman Islam. Para pembesar-pembesar Quraisy saat itu mulai melihat dampak yang ditimbulkan oleh dakwah Rasulullah Muhammad SAW. Beberapa orang Quraisy yang terpandang juga mulai masuk Islam.
Salah seorang gembong Quraisy yang sangat membenci Islam adalah Abu Jahal. Ia akan melakukan apa saja agar orang-orang yang telah masuk Islam kembali ke agama yang dulu, yakni menyembah berhala. Cara-cara yang dikerjakan oleh Abu Jahal dan pembesar-pembesar Quraisy lainnya beragam, tergantung kepada siapa orang Islam tersebut, jika ia dari kalangan orang-orang terpandang di Mekkah, maka mereka hanya akan melakukan gertakan-gertakan seadanya. Sedangkan untuk kalangan miskin dan para hamba sahaya, akan dilakukan cara-cara yang sangat kasar dan tanpa ampun.
Berita keislaman keluarga Yasir yang tercium oleh pada pembesar Quraisy. Ketika ditanya dan diinterogasi, Sumayyah dan keluarganya tidak memungkiri bahwa mereka telah masuk Islam, bahkan mereka mengumumkan keislamannya dengan kuat sehingga orang-orang kafir menanggapinya dengan pertentangan dan permusuhan. Keluarga Sumayyah kemudian ditangkap dan disiksa dengan kejam.
Keluarga Sumayyah dan Yasir adalah keluarga miskin yang menerima perlakuan yang sangat kejam dari para pembesar-pembesar Quraisy. Jika sahabat Rasulullah SAW yang lain, seperti Abu Bakar yang terlindungi oleh kekejaman kaumnya karena kedudukannya yang tinggi, maka keluarga Yasir dan Sumayyah tidak ada seorangpun yang dapat melindungi mereka dari hinaan dan siksaan kaum kafir Quraisy. Hanya Allah-lah yang dapat melindungi mereka dari segalanya.
Siksaan dan aniaya menjadi makanan sehari-hari keluarga Sumayyah. Mereka disiksa dengan siksaan yang mengerikan. Diantara siksaan tersebut adalah dijemur di terik panas matahari dan diletakan di tanah pasir yang amat panas di pinggir Kota Mekkah. Mereka diikat dengan rantai, di belenggu dengan besi besar tanpa mendapat makanan dan minuman dan juga ditahan di sebuah bangunan kecil yang gelap gulita dan lembab.
Siksaan-siksaan yang dialami keluarga Sumayyah tidak membuat hati mereka goyah. Mereka saling berpandangan dengan penuh kasih sayang dan senantiasa saling menenangkan serta memberi kekuatan. Tidak ada rasa takut sedikitpun dibenak mereka dalam memperjuangkan agama Allah.
Ternyata siksaan panas, penjara, belenggu dan kelaparan tidak berhasil menggoyahkan keimanan keluarga Sumayyah. Orang-orang zalim dan kafir Quraisy kemudian bermusyawarah untuk merencanakan penyiksaan yang lebih dahsyat untuk mereka. Dengan disaksikan oleh tokoh masyarakat, Keluarga Sumayyah di bawa ke lokasi yang paling panas di kota Mekkah.
Sesampainya di sana mereka diikat di tiang dan di jemur dibawah terik matahari yang sangat panas serta di siksa dengan pukulan dan cambukan. Punggung mereka dicambuki hingga memerah darah. Kezaliman dan penyiksaan itu semakin bertubi-tubi ke seluruh badan mereka. Bahkan Ammar sempat dibakar hidup-hidup, saat itu Rasulullah SAW lewat dan mengusap-usap kening Ammar sambil bersabda, "Hai api, menjadi dinginlah, sebagaimana kau menjadikan dirimu sejuk untuk Ibrahim!"
Kaum Quraisy tidak pernah bosan menyiksa keluarga Yasir dan Sumayyah, orang-orang Quraisy itu menyiksa dengan bermacam-macam siksaan agar Sumayyah dan keluarga keluar dari agama Islam. Kaum Quraisy membuang Sumayyah ke sebuah tempat dan menaburinya dengan pasir yang sangat panas, kemudian meletakkan di atas dadanya sebongkah batu yang berat. Akan tetapi, tiada terdengar rintihan atau pun ratapan dari Sumayyah, hanya ucapan, "Ahad ... Ahad ...." yang keluar dari mulutnya. Sumayyah binti Khayyat mengulang-ulang kata tersebut sebagaimana yang dilakukan oleh Yasir, Ammar, dan Bilal.
Suatu ketika, Rasulullah SAW menyaksikan keluarga muslim tersebut yang tengah disiksa dengan kejam, maka beliau menengadahkan ke langit dan berseru, "Bersabarlah, wahai keluarga Yasir, karena sesungguhnya tempat kembali kalian adalah surga."
Sumayyah binti Khayyat ketika mendengar seruan Rasulullah SAW merasa damai, hatinya bertambah tegar dan optimis. Dengan ketebalan imannya, Sumayyah binti Khayyat dengan lantang berucap, "Aku bersaksi bahwa engkau adalah Rasulullah dan aku bersaksi bahwa janjimu adalah benar."
Begitulah, Sumayyah binti Khayyat telah merasakan kelezatan dan manisnya iman sehingga bagi beliau kematian adalah sesuatu yang remeh dalam rangka memperjuangkan akidahnya. Hatinya telah dipenuhi kebesaran Allah SWT. Sumayyah menganggap kecil setiap siksaan yang dialami dan tidak bisa menggeser keimanan dan keyakinannya, sekalipun hanya satu langkah semut.
Abu Jahal dan kaum Quraisy lainnya menyiapkan kembali berbagai bentuk siksaan yang dahsyat. Pilihan yang diberikan terhadap keluarga Yasir pun di tegaskan kembali, keluarga Yasir diberi pilihan mati atau kembali ke tuhan mereka. Abu Jahal memaksa Sumayyah dan keluarganya untuk meninggalkan Agama Islam dan kembali pada keyakinan nenek moyang, tetapi Sumayyah menolak dengan tegas, baginya Allah adalah satu-satunya Tuhan yang ia sembah.
Abu Jahal sangat marah melihat dan mendengar keteguhan hati Sumayyah beserta keluarganya. Abu Jahal kemudian membuang mereka ke padang pasir yang kering dan panas. Dada Sumayyah ditindih dengan bongkahan batu, tetapi beliau tetap menyebut nama Allah sambil merintih. Dalam kondisi yang menggenaskan akibat penyiksaan, keimanan Sumayyah tidak goyah sedikitpun. Tubuh Yasir yang sudah renta tak mampu bertahan di bawah penyiksaan, ia dibunuh terlebih dahulu oleh Abu Jahal.
Melihat kematian suaminya, Sumayyah malah menantang Abu Jahal sehingga membuat Abu Jahal semakin marah. Abu Jahal meminta Sumayyah untuk mencaci-maki Tuhannya dan Muhammad serta melepaskan diri darinya dengan iming-iming kebebasan dan jaminan keselamatan. Sumaiyyah dengan keberaniannya meludahi wajah Abu Jahal. Ia berani mencacinya dan menyatakan tidak akan kembali kepada kesyirikan. Hilanglah kesabaran Abu Jahal. Emosi dan kemarahannya memuncak sehingga Sumayyah ditusuk dengan tombak. Maka gugurlah Sumayyah Binti Khayyat sebagai syahidah pertama dalam Islam.
Sumayyah dan Yasir, Keduanya gugur dalam keadaan dipenuhi keimanan. Tercatatlah keduanya di dalam daftar para penghuni surga.
Lain halnya dengan sang anak, Ammar bin Yasir. Ia sengaja dibiarkan hidup oleh para penyiksanya dan dibiarkan melihat sendiri dengan mata kepalanya sendiri kematian atas kedua orang tuanya. Sampai suatu ketika Ammar disiksa oleh Abu Jahal dan kawan-kawannya, ia disiksa sedemikian rupa hingga tak sadarkan diri dan mengucapkan kata-kata kekafiran. Setelah itu Ammar-pun dilepaskan oleh Orang-orang Quraisy.
Setelah di bebaskan dari penyiksaan, Ammar segera menemui Rasulullah SAW. Ia berjalan dengan wajah berlumuran darah, pakaian compang-camping dan badan yang penuh luka. Sesampainya di rumah Rasulullah SAW, Ammar duduk berbaring di sisi beliau sambil menangis dan meratap. Tangisan Ammar tersebut bukan karena duka cita atas kematian orang tuanya atau karena rasa sakit yang dideritanya, tetapi karena ia telah mengingkari Allah dan Rasul-Nya di hadapan orang-orang Quraisy yang menyiksanya.
Rasulullah SAW mengusap air mata Ammar berkali-kali dan membelai kepalanya dengan lembut serta penuh kasih sayang seraya bertanya, "Bagaimana hatimu, Ammar?"
Ammar menjawab, "Saya masih mantap beriman kepada Allah dan rasul-Nya"
Setelah itu Rasullulah SAW mendoakannya agar ia selalu mendapat kebaikan dan di dekatkan disisi-Nya dengan keadaan selamat.
Balasan untuk Sumayyah
Suatu ketika, Ammar berkata kepada Rasulullah SAW, "Wahai Rasulullah, siksaan yang kami derita rasanya sudah mencapai puncaknya."
Maka Rasulullah SAW berkata kepadanya, "Bersabarlah wahai Abal Yaqdhon. Ketahuilah, tidak satu pun keluarga Yasir yang akan disiksa di dalam neraka."
Ketika Abu Jahal terbunuh pada perang Badar, Rasulullah SAW berkata kepada Ammar bin Yasir, "Allah telah membinasakan orang yang telah membunuh ibumu."
Ibu Ammar bin Yasir yakni Sumayyah binti Khayyat adalah wanita pertama yang mati syahid dalam Islam. Beliau gugur setelah memberikan contoh baik dan mulia bagi kita dalam hal keberanian dan keimanan, beliau telah mengerahkan segala yang beliau miliki dan menganggap remeh kematian dalam rangka memperjuangkan imannya. Beliau telah mengorbankan nyawanya yang mahal, dalam rangka meraih keridhaan Rabbnya. Keteguhan Imannya Berbuah Syahid. Balasan bagi orang-orang yang syahid adalah tempat terbaik di surga, disanalah sebaik-baiknya tempat kembali.
Begitulah perjuangan seorang hamba sahaya wanita yang imannya tidak dapat diambil oleh penguasa sekalipun. Apakah keimanan kita sudah sekuat Sumayyah? Apakah diri kita sudah siap dengan beratnya ujian Allah? Bisakah kita mempertahankan aqidah ini? Semuanya tergantung pada bagaimana cara kita meningkatkan kualitas iman, karena iman adalah perisai. Seberat apapun cobaan hanya iman yang membuat lisan selalu menyebut nama-Nya, membuat hati teguh untuk tetap menyembah-Nya.

HIKAYAT MUSLIMAH TELADANWhere stories live. Discover now