HAFSHAH BINTI UMAR

1.5K 45 0
                                    

Diskripsi : Rasulullah SAW pernah bermaksud menceraikan Hafshah, tapi Jibril mengatakan kepada Beliau, "Jangan kamu ceraikan dia, sesungguhnya dia adalah wanita yang gemar berpuasa dan menunaikan shalat (malam), dan sesungguhnya dia adalah istrimu di surga."(hadist Riwayat Bukhari)

Jika kita menyebut nama Hafshah binti Umar, ingatan kita akan tertuju pada salah satu istri Rasulullah SAW yang jasa-jasanya sangat besar terhadap kaum muslimin sampai saat ini. Beliaulah istri Rasulullah yang pertama kali menyimpan Al-Qur'an dalam bentuk tulisan pada kulit, tulang, dan pelepah kurma, hingga kemudian menjadi sebuah kitab yang sangat agung dan bisa dibaca sampai sekarang.

Pernikahan Rasulullah SAW dengan Hafshah binti Umar merupakan bukti cinta kasih Rasulullah SAW kepada muslimah yang telah menjanda setelah ditinggalkan suaminya. Suami Hafshah sebelumnya yakni Khunais bin Hudzafah as-Sahami adalah salah seorang laki-laki Mekkah yang berjihad di jalan Allah SWT, pernah berhijrah ke Habasyah yang kemudian ikut juga hijrah ke Madinah dan gugur dalam Perang Badar.

Kelahiran Hafshah binti Umar
Nama lengkap Hafshah adalah Hafshah binti Umar bin Khatab bin Naf'al bin Abdul-Uzza bin Riyah bin Abdullah bin Qurt bin Rajah bin Adi bin Luay dari suku Arab Adawiyah. Ibunya adalah Zaynab binti Madh'un bin Hubaibbin Wahab bin Hudzafah, saudara perempuan dari Utsman bin Madh'un.

Hafshah adalah putri dari Umar bin Khathab, salah seorang sahabat Rasulullah SAW yang menjadi seorang penguasa / khalifah yang adil dan memiliki hati yang sangat khusyuk. Umar bin Khatab sangat terkenal dengan keberaniannya.
Hafshah binti Umar bin Khatab dilahirkan di Mekkah tahun 18 Sebelum Hijriyah atau lima tahun sebelum Rasulullah Muhammad SAW diutus menjadi Rasul.

Pada tahun Hafshah dilahirkan tersebut bertepatan dengan sebuah kejadian atau peristiwa yang sangat terkenal dalam sejarah orang Quraisy, yakni peristiwa pemindahan Hajar Aswad yang dilakukan Rasullullah SAW ke tempatnya semula. Saat itu Ka'bah telah dibangun kembali karena sebelumnya roboh terkena banjir. Orang Quraisy Mekkah saat itu berselisih paham tentang siapa yang berhak untuk memindahkan Hajar Aswad dan Rasulullah SAW berhasil memecahkan perselisihan tersebut dengan cara membentangkan surbannya dan meletakkan Hajar Aswad diatasnya yang kemudian diangkat bersama-sama oleh pemuka Quraisy.

Kelahiran Hafshah Binti Umar terjadi pada tahun yang sama dengan kelahiran Fatimah Az-Zahra, putri bungsu Rasulullah SAW. Jaraknya hanya beberapa hari. Setelah Fatimah lahir, lahirlah Hafshah binti Umar bin Khatab.

Jika Rasulullah SAW sangat gembira menerima kabar kelahiran Fatimah, kondisi berbeda dirasakan oleh Umar bin Khatab. Umar Bin Khatab ketika mengetahui bahwa bayi yang lahir dari istrinya adalah bayi perempuan, merasa sangat berang dan resah.
Sebagaimana kebiasaan Arab Quraisy yang tidak suka dengan anak perempuan, mereka menganggap bahwa kelahiran anak perempuan adalah aib bagi keluarga, begitu juga dengan kelahiran Hafshah yang disambut Umar bin Khathab dengan muka masam tanpa kebahagiaan. Meskipun demikian, bayi Hafshah tidak sampai dibunuh seperti kebanyakan bayi perempuan lainnya pada masa jahiliyah Arab.

Hafshah adalah salah satu wanita yang paling fasih di antara wanita-wanita Quraisy karena Hafshah dibesarkan dengan mewarisi sifat-sifat ayahnya, Umar bin Khatab. Dalam soal keberanian, Hafshah berbeda dengan wanita lain, kepribadiannya kuat dan ucapannya tegas. Aisyah melukiskan bahwa sifat Hafshah sama dengan ayahnya. Kelebihan lain yang dimiliki Hafshah adalah kepandaiannya dalam membaca dan menulis, padahal ketika itu kemampuan tersebut belum lazim dimiliki oleh kaum perempuan.

Hafshah Masuk Islam
Hafshah bukanlah salah satu orang yang pertama masuk Islam, karena pada masa awal penyebaran Agama Islam, ayahnya yakni Umar bin Khatab, masih menjadi musuh utama umat Islam. Pada permulaan dakwah Islam, Umar termasuk salah seorang yang paling keras memusuhi Islam. Umar senantiasa menentang ajaran Rasulullah SAW sehingga banyak kaum muslimin yang takut kepadanya.
Suatu ketika Umar Bin Khathab mengetahui keislaman saudara perempuannya, yang bernama Fathimah dan suaminya Said bin Zaid. Umar sangat marah dan berniat menyiksa mereka. Sesampainya di rumah saudara perempuannya itu, Umar mendengar bacaan Al-Qur'an yang mengalun dari dalam rumah, amarahnya memuncak. Ketika masuk, Umar tanpa ampun menampar adiknya tersebut hingga darah mengucur dari keningnya.
Melihat adiknya berdarah karena hasil perbuatannya, Umar Bin Khatab merasa bersalah dan hatinya tersentuh. Umar kemudian mengambil lembaran berisi ayat-ayat Al Qur'an yang ada pada mereka. Ketika selintas membaca awal surat Thaha yang terdapat dalam lembaran itu, terjadilah keajaiban, hati Umar mulai diterangi cahaya kebenaran dan keimanan. Umar-pun segera menuju Rasulullah SAW dan menyatakan keislaman di hadapan beliau. Sejak saat itu Umar bin Khatab bagaikan bintang yang mulai menerangi dunia Islam dan menjadi salah satu ruh bagi penyebaran Islam.

HIKAYAT MUSLIMAH TELADANWhere stories live. Discover now