Bagian 15 - Pembalasan [TAMAT]

441 22 11
                                    


Mataku terbuka, pandanganku terasa kabur. Kulihat Liontin Rosario perak tergantung di atas dadaku. Sementara itu sebuah tangan yang hangat menyentuh keningku.

Pandanganku yang kabur mulai terlihat jelas. Di depanku, Kak Damian kini sedang menyentuh keningku sambil memegang tali liontin rosario yang terjulur di atas dadaku. Bibirnya komat kamit membaca mantera yang tak kumengerti. Lalu tiba-tiba matanya terbuka.

"Phobia... Kamu sudah sadar?"

Ada linangan air mata di sudut kelopak matanya. Kuanggukkan kepalaku. Aku terbangun di tempat tidurku, dengan gaun tidur bersih berwarna biru muda. Sepertinya kakak yang memakaikannya. Aku masih sedikit merasa takut pada kakak. Namun aku mencoba diam dan mengingat kebaikannya selama ia bersamaku.

"Ada banyak hal yang ingin kujelaskan padamu Phobia."

Kuubah posisiku dengan duduk menghadapnya, kami duduk berhadapan. Kakak menceritakan banyak hal. Terutama tentang malam sepuluh tahun yang lalu.

Seperti yang kami percaya, Kak Vera harusnya mati pada malam itu. Ah tidak, ia telah mati bahkan sebelum malam itu.

Sosok yang membantu Kak Damian untuk membunuh ayah kami malam itu adalah Efreet. Iblis yang selama ini berada di tubuh Kak Vera.

Setelah Kak Vera mati, ia membutuhkan tubuh baru untuk ditempati. Karena itulah ia menipu kakak dengan mengaku bahwa ia dapat membuat Kak Vera terus hidup dengan menggunakan tubuhku.

Iblis lalu meminta Kak Damian untuk menyelamatkanku agar ia dapat hidup di tubuhku. Saat itu Kak Damian mengira bahwa Kak Vera dan Efreet berada dalam tubuhku...

Sampai kemudian Kak Damian menyadari bahwa Efreet membohonginya dengan cara berpura-pura menjadi Kak Vera.

Tapi meskipun begitu, meskipun ia mengetahuinya. Kakak tetap membiarkannya...

Seolah tak ada apapun yang terjadi...

Aku hanya terdiam mendengar penjelasan Kak Damian. Aku masih merasa belum puas dengan penjelasan Kakak. Kalau memang ia telah menyadari hal itu sejak lama, kenapa? Kenapa ia membiarkan Efreet ada di tubuhku?

Kini Efreet telah menghilang berkat rosario yang kakak berikan padaku, sebagai ganti liontin emas milik kakak.

Lalu sekarang bagaimana? Efreet sudah tidak ada. Efreet lah yang memberikan kekuatan padaku, seperti yang ia berikan pada Kak Vera. Bukankah jika ia tidak ada, maka itu berarti aku sudah tidak berguna bagi kakak?

"Maaf Phobia, merahasiakan semua hal ini padamu..."

"Tidak ada yang perlu dimaafkan kak.

Kalau saja aku tidak egois semuanya takkan berakhir seperti ini.

Sekarang aku sudah kehilangan kekuatanku, dan juga perasaanku untuk selalu ingin bersama kakak juga menghilang bersama makhluk itu..."

Kak Damian terdiam, kata-kataku pasti menghujam dengan menyakitkan di hatinya. Ia hanya menundukkan kepalanya. Aku yakin air matanya mulai berjatuhan.

"Aku tak bermaksud membuatmu merasakan perasaan palsu itu Phobia.

Permohonanku pada Iblis itu hanyalah agar kita selalu bersama..."

Sesosok bayangan tiba-tiba muncul di belakang tubuh kakak.

Sosok itu mengenakan gaun hitam berenda. Pakaian itu terjahit dengan aneh pada kulitnya. Sorot matanya mengerikan dan kedua tangannya menggenggam kapak besar milikku.

"KAKAK AWAS!"

Terlambat, sosok itu mengayunkan Kapak itu dengan keras dan mengenai bahu Kak Damian. Kakak mengerang kesakitan, ia jatuh tersungkur kelantai. Darah segar terciprat ke gaunku

Wajahku memucat melihat wajah sosok itu, ia adalah boneka kecilku yang terlupakan. Sial, aku melupakannya. Harusnya kemarin aku memberinya dosis Curare tambahan.

"Saatnya kamu mati Phobia!

Persetan dengan Damian!

Aku akan membunuh kalian berdua hari ini!"

Ayunan kapak kedua datang, aku segera menghindar. Kapak itu menghancurkan bantal buluku. Berhasil, kini aku tinggal berlari keluar. Akan tetapi entah kenapa aku merasa tubuhku lebih berat dari biasanya.

Tubuhku tiba-tiba terdorong ke depan. Ada benda tajam yang menghujam masuk ke punggungku dan menghempaskan tubuhku. Air mataku meleleh.

Jadi inikah rasanya rasa sakit itu? 




Rumah-rumahanWhere stories live. Discover now